16. Hate (2)

257 20 0
                                    

Pagi itu Veena merenung di tempat pembuangan sampah. Ia masih tak mengerti apa yg telah terjadi pada Niel.

"Kak Vena?" Terdengar suara yg tak asing lagi memanggilnya.

Veena pun menolehnya , dan ternyata itu adalah Xavier. "Kamu..?"

Xavier bejalan mendekatinya. "Kenapa kakak melamun disini? Apa ada masalah?" Ujarnya.

"Tidak kok." Ucap Veena sambil menggelengkan kepalanya.

"Apa ada masalah? Tolong jujur.." Ucap Xavier lagi.

Veena pun menundukkan kepalanya. "Sebenarnya.. Ada masalah dengan Niel.." Ucapnya.

"Apa yg telah terjadi?" Tanya Xavier.

"A-aku juga tidak mengerti.. dari kemarin ia hanya membaca pesanku tanpa membalas apa pun.. Aku sungguh tak mengerti.." Ucap Veena, kini matanya mulai berkaca-kaca.

"Apa kalian sempat bertengkar sebelumnya?" Tanya Xavir lagi.

"Ti-tidak.. Aku sungguh tak tahu apa kesalahanku sampai membuatnya marah padaku. A-aku sangat takut... hiks...." Ujar Veena, ia tak sangggup menahan air matanya lagi.

Xavier pun terdiam, ia bahkan tak tahu apa yg harus ia perbuat.

"Dia sampai menangis.. apa sesuka itukah dia dengan orang yg hanya di kenalnya dalam dunia maya?" Gumamnya.

Veena terus menangis, Xavier pun maju satu langkah agar lebih dekat dengannya. Tangannya pun menepuk lembut rambut Veena, dan perlahan mengelus-elusnya.

"Sudahlah.. Kakak jangan putus asa. Coba ajak dia bicara sekali lagi. Terus kirimi dia pesan, kalau bisa.. kau lakukan panggilan telpon dengannya." Ucapnya.

"A-apa? Ti-tidak mungkin aku sampai bicara lewat telepon dengannya." Ucap Veena yg mulai mengusap air matanya.

"Tapi apa salah nya kalau kau mencobanya, Kak? Kali ini kakak harus memberanikan diri." Ujar Xavier.

"A-aku sangat takut...." Ucap Veena.

Xavier pun menggenggam kedua tangan Veena dan mereka berdua mulai bertatapan.

"Jangan khawatir.. semua akan baik-baik saja. Ok?" Ucap Xavier tersenyum.

"Baiklah." Ujar Veena kemudian ia menghela nafas panjang.




Saat jam istirahat, Veena pun menuju atap sekolah. Disana ia merasa lebih bebas melakukan apa tanpa ada yg melihatnya.

"Apa aku harus menelpon nya sekarang? Duh.. aku gemetar...." Gumamnya sambil menatap handphone nya.

Veena pun mulai ragu-ragu menekan tombol "📞"

"Tekan atau tidak....?" Gumamnya. Jari telunjuknya bergerak perlahan dan akhirnya ia menekan tombol panggilan. Tangannya pun semakin gemetar dan jantungnya berdegup kencang saat mendengar panggilannya sudah terhubung.

"Tersambung!" Gumamnya.

Panggilan pertama tak ada jawaban apapun, ia pun mencoba menghubunginya lagi. Sampai sekian kali namun tak di angkat juga...

"Tidak ada jawaban sama sekali..." Gumamnya dengan handphone yg masih menempel di telinga kanan.

Tiba2 saja seseorang merebut handphonenya dengan kasar.

"Dia tak akan menjawab panggilan itu." Ucap orang itu , suaranya tak asing bagi Veena.

Betapa terkejut dirinya saat menoleh ke arah orang itu, yg berdiri di hadapannya adalah Nico.

"Ke-ketua kelas?" Ujarnya.

"Ayo kita hentikan permainan ini." Ucap Nico.

Veena pun mulai kebingungan dengan maksud Nico. "A-apa maksudmu?" Ujarnya.

"Niel tidak akan ada lagi, jadi hentikan saja." Sambung Nico dengan nada rendah.

"Ke-kenapa?!" Tanya Veena.

"Karna aku adalah orang itu. Aku adalah Neil." Jawab Nico dengan tenang.

Mata Veena langsung membulat saat terkejut mengdengar hal itu.

Di tengah percakapan mereka berdua, ada seseorang yg bersembunyi mendengarkannya. Orang itu tak lain adalah Xavier. Ia juga sangat terkejut saat mendengar hal yg sebenarnya.

"Ja-jadi.. Ni-nico adalah..." Ucapnya terbata-bata.

Xavier pun memilih pergi dari sana, ia tak mau terlalu jauh ikut campur.

"Tidak baik menguping pembicaraan seseorang." Gumamnya.


Saat itu Nico terdiam sambil menatapnya dengan tatapan dingin.

"A-apa maksudnya ini.. A-aku tak habis fikir..." Ujar Veena yg masih tak menyangka.

"Maka dari itu, sudahi permainan ini." Ucap Nico.

"Niel..dia adalah cinta pertamaku. Aku sangat menyukainya! Mana bisa aku membiarkannya pergi?" Ucap Veena.

Tiba2 sebuah tamparan mendarat di pipi kanan Veena. Nico tanpa ragu menamparnya saat itu.

"Kau pikir kau saja yg merasakan hal itu? Sebelumnya aku sangat kagum dan menyukai Nana. Tapi aku merasa sangat tersakiti saat mengetahui jika Nana adalah dirimu.. bahkan aku tak bisa membayangkannya lagi! Kau sangat menjijikan di mata ku." Ujar Nico.

Veena pun langsung menangis setelah di tampar Nico. Kini ia berketuk lutut di hadapan Nico.

"Jangan pisahkan aku dengan Niel.. ku mohon.." Ucap Veena.

Gara2 ucapan itu, Nico menarik kerah baju Veena dan terus memakinya berulang kali. Bahkan ia berkali-kali memukulnya sampai ia tergeletak di bawah.

"A-aku tidak akan bisa membiarkan Niel pergi...." Ucap Veena dengan suara yg sudah lemas.

"Cukup!!! Hentikan!!! Jangan pernah ungkit hal ini. Aku sudah sangat muak melihat muka mu dan hampir muntah!! Lebih baik kau enyah saja dari dunia ini! Aku sangat membencimu! Sangat benci!!!" Nico pun mulai kehilangan kendali, ia terus berteriak dan membentak Veena.

Veena terus meneteskan air mata. Nico pun akhirnya pergi dari sana saat Veena masih tergeletak di bawah.





Pulang sekolah, Xavier menunggu Veena di depan pintu gerbang sekolah.

"Semoga semuanya baik-baik saja." Gumamnya.

Setelah menunggu lama, Xavier pun mencoba mencarinya di kelasnya. Namun Veena juga tak ada di dalam kelas. Ia pun mengira Veena sudah berangkat ke tempat kerja. Ia pun menelpon Veena berkali-kali namun tak ada jawaban juga.

"Firasaktu tidak baik kali ini." Ucapnya.

Xavier pun segera mencari Veena di tempat kerja.

Sampai disana, ia tak melihat Veena dimana pun. Semua staff berkata jika Veena meminta off day hari ini. Xavier pun semakin khawatir dengan keadaannya.




Teenyata Veena sudah sampai di rumahnya, ia terus memandangi foto Ibunya yg terpajang di dinding. Kali ini kebiasaan buruknya kembali lagi. Ia mengeluarkan silet yg ada di laci mejanya. Sambil menangis, ia menyayat-nyayat tangannya sampai darahnya bercucuran.



Handphone nya terus berbunyi , Xavier terus menghubunginya namun ia tak menghiraukan apapun lagi.











Tbc.
~~
Jngn lupa vomment ya~
Maaf kalau banyak yg typo 🙏🏻
Pls jangan di baca doang, klik bintang nya juga ya :")




Untuk membaca cerita selanjutnya geser ke bawah atau geser ke samping.

I HOPE...[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang