"Eh! Kalian dengar tidak Nico dari kelas 12-4 itu, ku dengar ia suka membully temannya di kelas!"
"Iya iya! Aku dengar juga berita tentangnya, ku dengar sekarang dia malah memacari orang yg ia bully itu!"
"Hah?! Apa dia benar2 waras?! Tukang bully malah pacaran dengan korban bully-an nya."
Pagi itu para gadis2 berkumpul di kelas menggosipkan tentang Nico. Mereka semua mulai menilai negatif Nico.
"Bruakkkk!!!!!" Tiba2 saja Erika. memukul meja tepat di hadapan gadis2 yg sedang bergossip tadi.
"Jangan berani-berani membuat gossip murahan tentang Nico!" Ucap Erika geram.
Gadis2 itu pun terkejut dan mulai ketakutan padanya.
"Ma-maafkan kami.. Ka-kami hanya mendengar gossip itu..." Ujar salah seorang.
"Sekali lagi kalau ku dengar kalian menggossipkannya, maka.. kalian akan mendapat balasannya." Ucap Erika dengan nada sadisnya.
Bukan hanya di kelas Erika saja, tapi di mana2 gossip tentang Nico sudah tersebar luas. Tak jarang Nico mendengar teman2 di kelasnya membicarakannya. Ia memilih untuk diam saja karena tak ingin mencari masalah.
"Nico, apa kau baik-baik saja?" Tanya Arlo padanya.
"Tidak apa-apa. Aku memang harus bertanggung jawab." Sahut Nico.
Jam istirahat, Nico menemani Veena makan siang di halaman sekolah. Saat itu orang2 di sekeliling mereka terus memperhatikan.
"Ke-kenapa mereka memandang ke arah sini dengan tatapan aneh..?" Ucap Veena.
"Biarkan saja." Jawab Nico dengan santai.
Nico pun tak mau ambil pusing gara2 orang lain. Ia hanya fokus pada hubungannya dengan Veena.
"A-anu.. A-aku ingin menemui Xavier sebentar, apa kamu tidak keberatan?" Ucap Veena.
Nico yg sedang asik mengunyah makanannya tiba saja langsung menelan makanannya dengan paksa. "A-ah.. Kau pergi saja..." Ucapnya.
"Baiklah. Kalau begitu sampai ketemu di kelas nanti." Ucap Veena, ia pun segera pergi.
Setelah Veena sudah pergi, Nico pun meneguk minuman kaleng lalu meremas kaleng itu.
"Seharusnya ku larang saja tadi dia!" Gumamnya.
Disisi lain, Veena mengirim pesan singkat pada Xavier dan mengajak nya bertemu di atap sekolah.
"Kakak?? Apa kau sudah benar2 sehat??" Ucap Xavier.
Veena pun mengangguk sambil tersenyum. "Aku sudah sehat seperti yg kamu lihat sekarang."
"Syukurlah! Aku senang sekali bisa bertemu denganmu lagi." Sahut Xavier.
"Bagaimana dengan Caffe mu dan staff2 nya? Aku sangat rindu suasana di tempat kerja." Ucap Veena.
"Tidak ada yg berubah, hanya ada beberapa staff baru disana." Jawab Xavier.
"Aku ingin sekali pergi kesana..." Ucap Veena.
"Apa kakak akan kembali bekerja lagi?" Tanya Xavier.
"Kurasa tidak, Ayah ku sudah kembali. Sekarang dia yg merawatku." Sahut Veena.
"O-oh.. Begitu ya.." Ucap Xavier.
"A-anu.. Xavier.. Apa kamu memberitahu Nico soal luka2 di tanganku ini?" Veena mulai bertanya lagi.
"Se-sedikit. Karena ia bertanya padaku.. maaf." Jawab Xavier.
"Tidak apa-apa. Kurasa aku tak perlu menyembunyikannya lagi." Ucap Veena tersenyum.
"Apa kakak dan dia sudah pacaran?" Tanya Xavier.
Veena pun terkejut dengan pertanyaan itu. "E-eh?! Pa-pa-pacaran??? Be-belum tentu Nico juga memiliki perasaan sama sepertiku." Ucapnya malu.
"Kenapa kakak tidak tanya saja padanya? Apa salahnya untuk mencoba..." Sahut Xavier.
Veena pun tak menjawab pertanyaan itu, wajahnya sudah mulai memerah.
Setelah banyak mengobrol, mereka berdua pun akhirnya kembali ke kelas masing2 saat jam istirahat berakhir.
Sampai di kelas, Veena melihat Nico yg sudah diduk di bangkunya sambil menopang dagu. Wajahnya kelihatan sangat dingin seperti biasanya. Veena pun bingung harus bagaimana, ia hanya berjalan melewatinya tanpa berani menoleh. Nico terus meliriknya saat Veena melewatinya.
Pulang sekolah, Nico menemui Xavier di depan loker sepatu.
"Oi! Aku ingin membuat kesepakatan denganmu!" Celetuk Nico tiba2.
"Hah? Kesepakatan?" Ucap Xavier.
"Aku masih memberimu kesempatan menemui Veena dan bicara berdua dengannya saat ini. Setelah aku pacaran dengannya, ku harap kau tidak menemuinya lagi secara pribadi." Ujar Nico tegas.
"Hahh?? Kenapa aku harus mendengarkanmu?" Ucap Xavier dengan nada santai.
"Sebentar lagi aku akan pacaran dengannya. Jadi, jika kau ingin menyampaikan sesuatu padanya sampaikan sekarang. Sebelum terlambat!" Lanjut Nico.
"Oke. Aku seteju. Tapi, kalau sampai Veena merasa tidak bahagia bersamamu, kau harus membiarkannya bersamaku!" Sahut Xavier dengan serius.
"Ok. Aku setuju. Tapi kupastikan Veena akan bahagia bersamaku." Ucap Nico.
Setelah membuat kesepakatan, mereka berdua pun pergi.
Tbc.
~~
Jngn lupa vote dan comment ya~
Maaf kalau banyak yg typo 🙏🏻
Pls jangan di baca doang, klik bintang nya juga ya :")Untuk membaca cerita selanjutnya geser ke bawah atau geser ke samping.
KAMU SEDANG MEMBACA
I HOPE...[COMPLETED]
Romance(18+) ‼️Veena adalah gadis yg suka di bully oleh teman sekelasnya. Kehidupannya sangat berat di sekolah maupun di rumah. Di rumah, Ibunya suka menyiksanya. Banyak yg ia harapkan selama ini. Kehidupannya sedikit berubah ketika bertemu dengan seseoran...