Veena POV.
Aku mengurung diri di kamar ku yg gelap ini. Tanganku kubiarkan setelah aku menyayatnya, darahnya masih terus menempel hingga kering. Aku merasa ingin mati saja saat ini.
Aku melihat panggilan masuk berulang kali dari Xavier. Aku tak akan menjawabnya, ia terus mengirimkanku pesan dan aku pun membaca semuanya. Air mataku menetes saat melihat pesan darinya, dia berkata kalau dia sangat mengkhawatirkanku. Di bahkan mengatakan sesuatu yg mengarah menyuruhku agar tidak bunuh diri. Xavier memiliki hati yg sangat lembut, aku sangat menyukainya. Hanya saja rasa suka itu bukan bermaksud suka sebagai lawan jenis. Aku hanya menganggapnya sebagai adik yg sangat aku sayangi. Dia sangat berharga bagiku.
Pagi itu aku memilih tidak datang ke sekolah dengan alasan tertentu. Aku tidak tahu harus bagaimana saat berhadapan dengan Nico setelah hal yg telah terjadi. Xavier mengirimkan ku pesan dan ia ingin bertemu denganku di sebuah tempat sore nanti setelah pulang sekolah.
Sore hari pun tiba, aku masih teridam di dalam kamarku. Aku melihat ke arah jam yg sudah menunjukkan jam pulang sekolah. Aku pun berpikir kalau Xavier sudah menungguku disana.
Satu jam pun berlalu, langit mulai terlihat mendung. Aku pun berdiri di depan jendela menatap langit yg di penuhi awan gelap.
Hingga akhirnya hujan turun, aku pun berfikir jika Xavier tak lagi menungguku karena hujan.
Tak lama kemudian, aku mendapat pesan darinya lagi. Dia berkata kalau dia tetap menungguku. Aku pun merasa sangat marah pada diriku sendiri, aku keluar dari kamarku. Memakai mantel dan segera keluar membawa payung.
Aku sangat ingin berlari, namun hujan sangat deras membuatku tidak bisa berlari.
Sampai di tempat itu, aku melihat Xavier berdiri di guyur hujan. Aku pun berjalan menghampirinya dan membagi payungku bersamanya. Ia menolehku dengan tatapan polosnya. Ia tersenyum padaku , meskipun aku sudah membuatnya menungguku. Aku meminta maaf padanya, ia pun lansung memelukku erat dan berkata jika ia sangat bersyukur jika aku sudah mau datang.
Kami berudua memilih berteduh di depan toko yg saat itu sedang tutup. Aku melihat Xavier terdiam sambil memandangi hujan saat itu. Ia basah kuyup, dan wajahnya sangat pucat. Kini aku merasa sangat bersalah padanya. Suasana menjadi hening seketika, aku tak tahu harus memulai topik apa dengannya. Aku bahkan sampai heran, biasanya Xavier selalu memiliki topik pembicaraan namun kali ini ia terlihat diam begitu. Saat dia memanggil namaku, aku pun menolehnya. Aku sangat terkejut karena tiba2 saja ia mencium bibirku. Mataku membulat dan wajahku mulai merah, jantungku berdegup kencang. Saat ia melepaskan ciumannya, ia langsung menyandarkan kepalanya di pundakku dan meminta maaf. Ia mengaku jika ia kelepasan dan tidak bisa menahan diri. Aku hanya terdiam tak menjawab apapun.
Saat itu, Xavier memintaku agar aku kembali ke sekolah dan menjalani hari2 seperti biasanya meskipun sedang ada masalah. Ia juga menyuruhku agar tidak lari dari masalah. Aku pun mulai memikirkan ucapan Xavier, tidak ada salahnya ia bicara begitu padaku. Malah aku merasa sangat berterimakasih padanya karna sudah menyadarkanku.
Keeskoan harinya aku pun datang kesekolah. Aku berjalan dengan langkah gemetar seperti biasanya, bahkan kurasa ini lebih dari yg sebelumnya.
Aku pun bertemu Nico di dalam kelas, ia membuang muka saat berhadapan denganku. Rasanya aku ingin sekali bicara dengannya dan meminta maaf karena sudah membuatnya kecewa.
Saat itu juga, aku melihat akun "Niel" sudah ia hapus. Aku merasa semakin sedih akan hal itu, aku tak tahu harus bagaimana sekarang. Dia adalah cinta pertamaku, bahkan sampai sekarang aku masih mencintai "Niel". Meskipun aku tahu jika dia adalah Nico, aku sama sekali tidak akan pernah membencinya.. sampai kapan pun... aku harap ada sebuah keajaiban yg akan terjadi.
Tbc.
~~
Jngn lupa vomment ya~
Maaf kalau banyak yg typo 🙏🏻
Pls jangan di baca doang, klik bintang nya juga ya :")Untuk membaca cerita selanjutnya geser ke bawah atau geser ke samping.d
KAMU SEDANG MEMBACA
I HOPE...[COMPLETED]
Romance(18+) ‼️Veena adalah gadis yg suka di bully oleh teman sekelasnya. Kehidupannya sangat berat di sekolah maupun di rumah. Di rumah, Ibunya suka menyiksanya. Banyak yg ia harapkan selama ini. Kehidupannya sedikit berubah ketika bertemu dengan seseoran...