15. Hate

260 16 0
                                    

Nico pun memilih untuk langsung pulang tanpa membawa tasnya. Arlo dan Dion tak sempat mengejarnya karena ia tiba2 saja menghilang. Arlo terus mencoba menghubunginya namun ia tak menjawab panggilan.

"Sebenarnya apa yg terjadi pada Nico?" Ucap Arlo.

"Entah. Apa ada hubungannya dengan Veena ya?" Ujar Dion.

"Memangnya apa?" Lanjut Arlo.

"Aku juga tidak mengerti, karena tadi Nico bertingkah aneh saat melihat isi handphone Veena." Sahut Dion.

Gara2 Nico membanting handphone nya, Veena sangat sedih melihat keadaan LCD handphone-nya pecah. Tak ada satu pun orang yg menolongnya atau menanyakannya. Teman2 kelasnya selalu acuh padanya.








Setelah mengumpul tugas di ruang guru, Veena pun membereskan kelasnya dan kemudian pergi. Ia pergi ke tempat kerjanya dalam pukul 6.30pm.

Sesampainya di tempat kerja, raut wajah Veena masih terlihat sangat sedih. Ia mencoba memakai handphone nya, ternyata masih bisa di gunakan. Hanya saja LCD nya pecah parah.

"Ada apa Veena? Kenapa kau terlihat sangat sedih?" Ucap Senior padanya.

"A-ah.. Aku tidak apa-apa kok, Kak." Jawabnya.









Kembali lagi ke Nico, ia memilih mengurung diri di kamar. Ia terus memegangi handphone nya. Ia melibat banyak pesan masuk dari Veena sebagai "Nana", namun ia yang menyamar sebagai "Niel" tak berkenan membalasnya lagi.

"Apa ini??! Apa ini mimpi buruk? Ucapnya.

"Kenapa harus gadis itu? Kenapa?!!!!" Lanjutnya dengan nada tinggi.








Disisi lain, Veena merasa semakin badmood karena Niel tidak membalas pesannya. Entah apa yg terjadi, ia benar2 tidak mengerti. Kenapa Nico tiba2 membanting handphone nya dan kenapa Niel hanya membaca pesan tanpa membalas. Ia sungguh tak mengerti semua itu.

**












Sampai malam hari, Nico masih menggunakan seragam sekolahnya. Ia berbaring di tempat tidur lalu menyembunyikan tubuhnya di balik selimut.

"Aku tidak bisa menerima kenyataan ini!!! Tidak bisa!!" Ucapnya. Nico benar2 belum bisa menerima kenyataan.

"Aku sangat membencinya!! Aku tidak mau kalau dia adalah gadis yg aku puja selama ini! Aku tidak akan bisa!!" Teriaknya.

Handphone nya terus berbunyi, terlihat banyak panggilan masuk dari Arlo dan Dion secara bergantian. Ia sama sekali tak mempedulikan tentang itu, kini ia sangat depresi.






Setelah pulang bekerja, Veena pulang dengan keadaan lesu. Ia memilih langsung mandi.

Setelah mandi, ia pun mengecek handphone nya lagi. Banyak pesan terbaca pada Niel dan juga banyak pesan terkirim yg belum Niel baca.

"Apa yg sebenarnya terjadi..?" Gumamnya.




Pagi harinya, Niel terbangun dari tidurnya. Ia masih mengenakan seragam sekolahnya. Ia pun mengambil handphone nya dan mengecek pesan masuk dari Veena, lebih dari 100. Ia tak menghiraukan apa kata Veena, hanya membacanya saja. Ia pun menelpon Arlo untuk membawakan tasnya kesekolah pagi ini.


Di sekolah, Nico teridam di depan loker sepatunya. Tiba2 matanya tertuju ke loker sepatu milik Veena.

"Aku semakin benci padanya!" Gumamnya.




Arlo dan Dion lansung menanyai Nico saat bertemu di dalam kelas.

"Nico?! Apa yg terjadi?! Kenapa kau baru bisa di hubungi pagi ini?!" Ucap Arlo yg terlihat sangat gawat.

"Aku sedang ingin sendiri." Ucap Nico.

"Nico, kalau kau ada masalah tidak ada salahnya menceritakannya kepada dua sahabatmu ini." Celetuk Dion.

"Kubilang aku ingin sendiri. Tolong berikan aku waktu.." Ujar Nico.

Arlo dan Dion pun saling menoleh satu sama lain. Setelah itu mereka berdua pun kembali duduk ke bangkunya masing-masing.







Tbc.
~~
Jngn lupa vomment ya~
Maaf kalau banyak yg typo 🙏🏻
Pls jangan di baca doang, klik bintang nya juga ya :")




Untuk membaca cerita selanjutnya geser ke bawah atau geser ke samping.

I HOPE...[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang