Beberapa minggu kemudian, Veena dan Nico sedang di fokuskan untuk ujian masuk Universitas. Mereka berdua memilih tempat kulaih yg sama tapi berbeda jurusan.
Saat itu, Nico setia menunggu Veena yg sedang mengikuti Ujian di halaman kampus yg sangat sepi.
"Ku harap dia berhasil.." Gumamnya dalam hati.
Beberapa jam kemudian, Veena pun menemuinya.
"Bagaimana? Apa kau bisa menjawab soal2nya dengan lancar?" Tanya Nico.
"Sedikit, hehe.." Jawab Veena.
"Eh?? Apa maksudmu "sedikit" itu?" Tanya Nico lagi.
"A-aku lapar sekali..." Ucap Veena yg mulai mengalihkan pembicaraan.
"Ok. Aku akan traktir, tapi setelah ini kau harus belajar denganku!" Sahut Nico.
"Be-belajar lagi? Padahal belakangan ini aku full belajar bersamamu .." Ucap Veena yg mulai mengeluh.
"Kau harus giat belajar kalau mau lulus tes disini. Paham?" Ucap Nico.
"Iyaaa baiklah...." Sahut Veena.
Next day>
"Nico. Aku ingin pergi ke sekolah untuk meminta tanda tangan kepsek. Kamu mau ikut denganku??" Ucap Veena di dalam telepon.
"Tidak, aku sedang ada urusan di kampus. Kau bisa pergi sendiri?" Jawab Nico dalam telepon.
"Baikah." Ujar Veena.
"A-anu! A-apa aku boleh pmampir ke rumah mu malam nanti???" Tanya Nico yg masih tersambung di telepon.
"Datang saja, kamu boleh kapan saja datang ke rumahku." Jawab Veena tersenyum.
Setelah menutup telpon, Veena pun segera bersiap ke sekolah lamanya.
Saat itu ia memakai pakaian casual yg memperelihatkan lekuk tubuhnya, dengan sepatu berhak sedikit membuatnya semakin anggun. Rambutnya yg di tata rapi juga membuatnya terlihat lebih cantik.
Sampai di sekolahnya, ia pun segera menuju ruang kepsek.
"Permisi... Saya ingin meminta tanda tangan anda untuk beberapa dokumentasi." Ujar Veena saat memasuki ruangan.
"Oh Veena.. Silahkan duduk." Ucap Kepsek.
Skip>>
Setelah menemui kepsek, Veena pun duduk di halaman sekolah.
"Aku ingin menemui Xavier.." Gumamnya sambil memainkan handphone.
Saat jam istirahat, Xavier pun menemui Veena di halaman sekolah setelah mendapat pesan darinya.
"Kak Veena? Lama tidak jumpa.." Ujar Xavier yg berjalan mendekatinya.
"Xavier... Ayo duduk disini..!" Ucap Veena menawarkan Xavier untuk duduk di sebelahnya."
Xavier pun duduk di sebelah Veena , hanya berjarak 10cm saja.
"Bagaimana soal kuliah mu kak? Apa sudah ada pengumuman nya?" Ucap Xavier.
"Minggu depan pengumumannya. Ku harap aku diterima disana." Sahut Veena.
"Semoga saja kak. Oh ya.. Untuk apa kakak datang lagi ke sekolah? Ah aku tahu... kakak pasti rindu aku ya? Hehe.." Ucap Xavier.
Veena pun mulai terkekeh mendengarnya. "Kalau iya , kenapa?" Ucapnya.
Wajah Xavier pun memerah. "Bu-bukannya tidak boleh. Ta-tapi aku takut kalau Kak Nico marah.." Ucapnya terbata.
Veena pun malah semakin tertawa kencang saat itu. "Yaampu Xavier.. Kamu masih saja lucu seperti sebelumnya, aku jadi semakin gemas denganmu.."
Wajah Xavier pun semakin memerah. "Ja-jangan membuatku malu begitu kak.." Ucapnya.
"Anu... Xavier... Sepertinya setelah aku masuk kuliah , kita berdua akan jadi jarang bertemu." Ucap Veena.
"O-oh.. Tidak apa-apa kak.." Jawab Xavier.
"Banyak hal yg terjadi selama ini.. Aku sangat beruntung kamu muncul di hidupku. Kamu sangat berharga bagiku..." Ucap Veena sambil memandang ke langit yg biru.
"Kakak..." Xavier pun menolehnya.
"Terimakasih Xavier. Ku harap kamu akan selalu berada di sisiku, sebagai penyemangatku.. sebagai pelindungku.. dan sebagai adik kesayanganku.." Ucap Veena sambil tersenyum lebar.
Kini mata mereka berdua saling bertatapan. Mata Xavier mulai berkaca-kaca karena terharu dengan ucapan Veena.
"Eh? Ja-jangan menangis..." Ucap Veena.
Xavier pun langsung mengalihkan pandangannya. Ia tak mau menatap Veena lagi karena malu.
"A-aku tidak menangis!" Ucapnya.
Veena pun tersenyum melihat tingkah Xavier yg masih seperti anak kecil.
Malam harinya, Nico pun datang ke rumah Veena.
"Ayo silahkan masuk..." Ucap Veena yg memepesilahkan Nico masuk.
Nico pun masuk ke dalam rumah Veena.
Mereka berdua duduk bersama di ruang tamu sambil menoton TV dan memakan camilan.
"A-anu.. Tadi di sekolah aku menemui Xavier." Celetuk Veena.
Nico pun langsung menolehnya. "Untuk apa kau menemuinya lagi?" Tanyanya dengan nada datar.
"A-ada hal yg aku bahas dengannya..." Jawab Veena.
"Pasti dia yg ingin bertemu denganmu kan?" Tanya Nico lagi, kini ia membuang muka pada Veen.
"Bu-bukan dia.. Tapi aku yg mengajaknya bertemu tadi.. A-apa kamu marah?" Tanya Veena yg mulai panik.
Nico tak menjawab pertanyaan Veena, ia masih tak mau menatap wajahnya.
"Ni-nico... Jangan ngambek.." Ucap Veena sambil menyentuh bahu Nico.
Nico masih terdiam, ia benar2 tak mau menoleh Veena.
"Nico....?" Veena pun memeluknya dari belakang.
Nico terus berdiam diri, padahal wajahnya sudah memerah saat Veena memeluknya.
"Nico.. Maafkan aku.. Tolong lihat aku sekali saja...?" Ucap Veena yg mulai memohon.
Nico pun perlahan membalikkan badannya. Saat ia menoleh ke belakang, ia tak sengaja melihat kancing kemeja Veena yg terbuka tanpa Veena ketahui, belahan dadanya pun terlihat.
"A-anu!!!" Ucap Nico dengan wajah yg semakin memerah.
Tbc.
~~
Jngn lupa vote dan comment ya~
Maaf kalau banyak yg typo 🙏🏻
Pls jangan di baca doang, klik bintang nya juga ya :")Untuk membaca cerita selanjutnya geser ke bawah atau geser ke samping.
KAMU SEDANG MEMBACA
I HOPE...[COMPLETED]
Roman d'amour(18+) ‼️Veena adalah gadis yg suka di bully oleh teman sekelasnya. Kehidupannya sangat berat di sekolah maupun di rumah. Di rumah, Ibunya suka menyiksanya. Banyak yg ia harapkan selama ini. Kehidupannya sedikit berubah ketika bertemu dengan seseoran...