13. Secret

281 15 0
                                    

Sore itu sekolah sudah sepi, hanya ada ruangan yg kosong disana. Nico dan Erika saling menatap satu sama lain.

"A-aku tidak yakin bisa melakukannya.." Ucap Nico.

"Ku bilang jangan khawatir..." Ucap Erika.

"Ma-masa kita melakukannya disini?" Tanya Nico.

"Jangan cemas, tidak ada siapapun disini." Sahut Erika.

Kali ini Nico tak melawan saat Erika melepas kancing kemejanya satu persatu. Erika terlihat sangat agresif , Nico hanya diam merasakan semua rangsangan dari Erika.

Disisi lain..

"U-uhh...?!" Tiba2 Veena terbangun dari tidurnya karena mendengar suara berisik di dekatnya.

Saat itu Nico dan Erika mengira jika UKS benar2 dalam keadaan sepi. Namun tanpa mereka sadari, masih ada seseorang disana. Veena saat itu merasa agak pusing dan memilih untuk beristirahat sebentar di UKS sebelum ia pergi ke tempat kerjanya. Namun ia langsung terbangun saat mendengar suara Nico dan Erika, bahkan ia tidak sadar kalau sekarang langit sudah hampir gelap.

"Astaga! Gara2 aku ketiduran , aku jadi terlambat masuk kerja!" Gumam Veena dalam hatinya. Ia pun hendak bangun dari tempat tidur, namun saat ia mendengar suara Nico dan Erika ia langsung terdiam.

"I-itu suara ketua kelas... dan..?" Gumamnya. Ia pun perlahan mengintip dari celah kecil di tirai. Posisi tempat tidur di UKS masing2 di batasi oleh tirai. Ia sangat terkejut saat melihat keduanya sedang melakukan hal itu (18+). Veena langsung menutupi mulutnya agar suaranya tidak sampai keluar, ia sangat takut jika mereka berdua sampai mengetahui dirinya ada disana.

Saat pertama kali melakukannya, Nico menatap Erika dengan tatapan tajam.

"Lo-longgar..." Ujarnya dalam hati.

"A-ada apa Nico?" Tanya Erika dengan wajahnya yg nafsu.

Nico hanya menggelengkan kepalanya, ia pun melanjutkan permainannya saat itu.



Dan saat itu pun mereka berdua melakukan hubungan intim di dalam UKS. Nico merasa gerah, keringatnya terus keluar bercucuran. Wajahnya merah, begitu juga dengan Erika.



















Setelah selesai, mereka berdua kembali memakai seragam dan merapikan rambutnya masing-masing. Kini suasana diantara mereka menjadi canggung seketika.

"E-erika.." Panggil Nico.

"I-iya Nico??" Erika pun menjawab dengan gugup.

"A-apa kau sudah tidak perawan sejak lama?" Ucap Nico malu-malu.

"Se-benarnya sejak kelas 10 dulu. Aku melakukannya pertama kali dengan mantan ketua osis kita dulu, Kak James." Ucap Erika.

"O-oh.. Begitu." Ucap Nico agak kaget.

"A-aku tidak habis pikir jika benar2 melakukan hal ini.. Yaampun.." Sambung Nico sambil menyentuh keningnya.

"Te-terimakasih Nico.. Aku sangat menikmatinya." Ucap Erika sambil tersenyum.

"Erika.. Tolong rahasiakan hal ini dari siapapun. Aku tidak mau ada gossip di antara kita berdua sampai hari kelulusan nanti." Ujar Nico.

"Tentu saja. Nico... walaupun kita berdua tidak akan bisa pacaran, apa kau masih mau menerimaku sebagai teman mu?" Ucap Erika , matanya melirik ke arah Nico.

"Boleh saja. Tapi.. tolong berhenti mengejarku lagi. Hal itu hanya akan membuatmu sakit." Ucap Nico.

"Baiklah. Aku mengerti.. Terimkasih Nico.." Ucap Erika, ia pun tersenyum lebar pada Nico meskipun hatinya masih sakit.

"Kalau begitu ayo kita pergi? Bukankah kau ingin pulang bareng denganku?" Ucap Nico.

"A-anu.. sebaiknya lain kali saja ya Nico. Aku tahu kau pasti lelah... Sampai disini saja." Ucap Erika.

"Ah.. ok." Sahut Nico.

Setelah itu Erika pun memilih pergi duluan dari UKS. Ia melambaikan tangannya pada Nico lalu segera pergi keluar. Nico masih duduk di atas tempat tidur , ia pun mengecek handphonenya.

"Sudah pukul 7 .." Ucapnya.

Tiba2 saja, suara handphone Veena berbunyi. Ia benar2 panik dan langsung memilih mode silent. Nico sangat terkejut saat mendengar itu, ia pun segera bangun dan membuka tirai yg ada di sebelahnya.

"Ka-kau?!!!!!!!!!!" Ucap Nico yg sangat terkejut. Ia benar2 tak menyangka jika ada orang disana. Veena melihat Nico dan merasa ketakutan.

"Ke-ketua kelas.. Ma-maaf.. Aku tidak bermaksud...." Ujarnya.

Nico pun menghampirinya, ia menatap Veena dengan tatapan tajam. Tangannya bergerak dan menyentuh lengan Veena.

"Kau melihatnya? Kau mendengarkannya juga kan?!! Awas saja kalau sampai kau membocorkan hal ini.. Maka aku akan ..." Ucapnya, tangannya meremas lengan Veena dengan kuat.

"A-awww! Sa-sakit...." Ucap Veena menahan sakit.

"Jika sampai ada yg mengetahui hal ini, maka yg kusalahkan adalah kau. Karena kau sebagai saksi, tidak ada orang lain. Turuti semua perkataanku kalau kau tidak mau menderita lebih dari ini...." Ucap Nico dengan sikap dinginnya itu.

"A-aku tidak akan membocorkannya.. sungguh." Ucap Veena.

Nico pun melepaskan tangannya, ia masih berdiri di depan Veena dan menundukkan kepalanya. Tak lama kemudian ia pun beranjak pergi dari sana. Veena masih merasa agak takut karena Nico sudah mengancamnya.




**









Di perjalanan pulang, Nico melamun sambil berjalan. Pikirannya masih terbayang soal yg tadi sudah terjadi.

"Bodoh sekali.. kenapa aku harus melakukannya dengan gadis murahan itu? Bahkan ini yg pertama kalinya.." Ujarnya dalam hati.

"Bagaimana kalau hal ini sampai bocor? Reputasiku di sekolah akan hancur.. Astaga... Nico... bodoh sekali dirimu...!" Sambungnya, ia sangat berpikir keras setelah melakukan hal itu.








Tbc
~~
Jangan lupa vote dan comment ya~
Maafkan kalau banyak yg typo 🙏🏻
Pls jangan jadi silent readers :")




Geser kebawah atau kesamping untung membaca cerita selanjutnya.

I HOPE...[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang