09. Kebimbangan

3.1K 137 0
                                    

" Tidak perlu larut dengan keterpurukan mu, jadikan  ia tongkat untuk membangun semangat yang lebih tinggi untuk menghadapi masa depan mu "

***

_ Assalamualaikum Aliya, mas sudah membicarakan tentang hubungan kita dengan keluarga mas. Dan mereka meminta agar di percepat. Saat ini mas sedang berada di solo. Jadi besok mas akan kerumah bersama dengan orang tua mas _ Firman

Aliya yang membaca itu belum sepenuhnya siap, apa mungkin secepat ini menghilangkan angan yang sudah tumbuh bertahun-tahun. lalu Ia mulai membuka pesan lainnya

_ Assalamualaikum Al, kamu dimana. masih ngajar ya, pulang cepatkan?. Nanti temanin cari buku ya, Maryam tidak ada yang menemanin ni _ Maryam Alamsyah

" Minta pendapat Maryam dulu aja ya " gumam Aliya

Aliya mengetik balasan dengan Maryam

_ Boleh, nanti aku jemput di rumah kamu ya _

Jam mengajar Aliya sudah selesai dari 15 menit yang lalu.  Hari itu Aliya hanya ada jadwal mengajar di satu kampus, Ia melihat arlojinya . Jam sudah menunjukan pukul 14 : 45, karena sudah mepet dengan waktu shalat ashar, ia memilih untuk menunggu sebentar seraya membuka Al-Qur'an mini yang ia simpan didalam tasnya.

Tak lama dari itu, azan Ashar berkumandang dengan merdunya, Aliya mengambil air wudhu lalu menuju mushola kampus untuk melaksanakan kewajibannya.

Setelah selesai Aliya menjemput Maryam sahabatnya menuju toko buku. Yang terdekat dari rumah Maryam.

" Cari buku Yam ? " tanya Aliya

" Kitab " jawab singkat Maryam

" Kamu pernah jatuh cinta? " 

Pertanyaan Aliya membuat ketawa Maryam pecah setelah ia fokus mencari buku yang ia cari.

" Pernah "

" Hah, dengan siapa? " tanya Aliya penasaran

" Ada, tapi dia mungkin tidak pernah tahu siapa nama aku " jawab tenang Maryam

" Kok bisa Maryam, bukan kah cinta itu bagaikan iman. Yang perlu di yakini dengan hati, di ungkapkan dengan kata-kata, dan ia perlu pengenalan terlebih dahulu "

" Menurut sebagian orang mungkin seperti itu. Tapi dalam kenyataannya, Maryam tidak seperti itu Al. Maryam menyukai dia dari sejak lama, di semester 1 saat S1 di Universitas Malik Malang, hingga saat ini " jelas Maryam

" Lalu apa kamu pernah di khitbah oleh seseorang yang tidak kamu cintai? " tanya Aliya kembali

" Pernah. Sudah 2 kali, tapi aku tolak semua " jelas Maryam

" Loh, kenapa di tolak Yam? "

" Pernikahan itu butuh cinta sepenuh hati, kalau Maryam tidak cinta bagaimana Yam akan berbakti dengan sepenuh hati dengannya "

" Meskipun agamanya baik ? " tanya Aliya kembali

" Agama memang nomor satu Al, tapi cinta akan jadi penguat di dalam pernikahan itu sendiri "

" Maryam, aku mau di lamar " ucap sepontan Aliya

" Hah, benarkah. Siapa orangnya Al "

" Mas Firman "

" Yang benar saja, kamu mau dilamar pengusaha muda kaya raya, seperti Firman "

Aliya mengangguk

" Wah, menang banyak dong Al. Udah super ganteng terus bonus orang kaya raya lagi. Agamanya juga lumayan "

" Tapi aku tidak mencintainya Maryam "

MAHLIGAI CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang