01. Awal

16.7K 351 2
                                    

Suatu hari dimana seluruh alam menunjukan keceriaannya, matahari mulai terbit memancar kan sinarnya, menelusuri ruang kamar yang terbuka. Seorang ibu yang senantiasa bangun tidur lebih awal dari anggota keluarga lainnya, kini ia tengah membangunkan putri satu-satunya.

" Sayang ayo bangun sudah siang, mau sekolahkan?" tepuk sang ibu dengan lembut.

" emm,, sebentar lagi ya bu "

" Sudah siang Al, kamu mau terlambat sekolah?"

" Iya ibu ku sayang, Aliya bangun ni " gadis kecil itu senyum tipis dihadapan ibu nya.

Dengan langkah gontai Aliya menuju jendela yang terbuka lebar, wangi rumput-rumput basah masih jelas terasa, ditambah dengan bau aroma padi yang baru bermunculan.

Di desa yang cukup nyaman itulah Aliya beserta keluarganya tinggal, dengan keluarga cukup sederhana Aliya melewatinya dengan rasa Syukur, masih banyak kenangan masa kecil yang ia lewati terlintas di benaknya, saat berlari main di sawah, memaksa agar bisa memancing ikan dan mencari belalang untuk mainan.

" Ibu.. Aliya sudah besar ya, Aliya sudah tidak bermain disawah lagi, tidak juga main di kali sampai membuat ibu khawatir " ucapnya sambil melirik sang ibu dan sang ibu pun senyum dengan sedikit bangga.

Seketika ia memikirkan sesuatu dari ucapan Aliya baru saja.

" Aliya memang sudah besar nak, sudah sewajarnya jika Aliya memenuhi Syariat islam bagi kaum hawa kan"

" Maksud ibu ? " tanya nya.

" Sudah saat nya Aliya mempelajari fiqih-fiqih wanita, menutup aurat dan menjalan kan kebiasaan baik yang ibu lakukan, seperti bangun lebih awal, shalat , berdo'a dan membaca Al-Qur'an sebelum melakukan aktivitas lainnya. Belajar dari sejak dinikan akan lebih baik "

" Apa itu harus bu ? " tanya Aliya kembali.

" Harus Liya, karena itu sudah kewajiban kita sebagai muslimah "

" Kan Aliya belum menikah seperti ibu, nanti juga kalau sudah menikah pasti Liya menjalankannya bu "

" Kebiasaan baik itu harus di lakukan dari kecil, karena keterbiasaan itu tidak mudah di rubah atau di perbaiki. Maka dari itu mulailah dari sekarang nak " ujar ibu

" Iya nanti ya bu, sekarang Aliya harus siap-siap sekolah dulu " ucap nya manja sambil menyengir kuda.

Hari-hari Aliya terlewati dengan sekolah dan mengaji. Aliya juga merupakan santri wati salah satu pesantren di desa itu yaitu Pesantren Al-Qorimah yang di miliki oleh Ustadz Furqon.

Di sekolah Aliya salah satu siswi yang teladan, berprestasi dan tidak banyak ulah. begitu pula di pesantren, karena pesantren dekat dengan rumahnya maka ia tidak tingga di pesantren melainkan tetap tinggal di rumah mereka dan pergi mengaji menjelang ashar dan pulang setelah shalat isya .

" Assalamualaikum pak ustad "

" Wa'alaikumsalam warahmatullah Liya, sudah selesai mengajinya, tidak di jemput bapak ? "

" Ndak pak ustad, bapak masih menghadiri majelis yang diselenggarakan di desa sebelah itu, kakak Liya juga masih ada tugas sekolah jadi tidak di jemput "

" Iya sudah hati-hati ya, di jalan yang kurang penerangan itu kalau bisa berlari lah, tidak baik untuk kamu yang sendirian malam-malam seperti ini "

" Iya pak ustad, Aliya pamit pulang dulu pak ustad "

" Hati-hati Liya "

" Iya pak ustad . Assalamualaikum pak ustadz "

" Wa'alaikumsalam warahmatullah "

Diperjalanan Aliya bagai di kejar-kejar kuda, langkah yang begitu cepat ia lakukan tanpa memperhatikan tempat sekitar, kadang ia berjalan cepat diselingi dengan berlari kecil dan berlari sekencang-kencangnya dan ia terperanga ketika seseorang menepuk pundaknya dengan kecang.

" Aammmpuunnn, tolong ammpunn, ibuu tolong Aliya ibu " teriak Aliya

Ia mencoba berlari namun nihil, tangannya sudah berada di genggaman orang tersebut.

*******

Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh

Jangan lupa Vote dan Comment nya ya

Story ke-dua

Semoga di lancarkan Aamiin

'27-06-2018

Eliya Yunani

MAHLIGAI CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang