16. Kebingungan

2.8K 121 1
                                    

Aliya menutup kembali pintu ruangan besar itu seraya memejamkan matanya. Cairan bening itu pun jatuh tanpa pengahalang lagi, Aliya terus menahan isaknya agar tidak terdengar oleh siapa pun.

Ketika membuka mata perlahan, Aliya terkejut melihat seseorang yang sedang menatapnya intens. Laki-laki itu adalah Fatih yang baru saja ingin menemui Firman.

Aliya segera menghapus air matanya yang telah mengalir, lalu berjalan menuju kursi yang tidak jauh dari pintu ruangan Firman.

Tanpa bertanya, Fatih yang melihat kesedihan Aliya ingin segera masuk menemui Firman. Namun Aliya melarangnya dengan cepat.

" Jangan ganggu mereka terlebih dahulu. Biarkan mas Firman menyelesaikan urusannya "

Fatih yang tidak mengerti akan hal itu hanya mengikuti insruksi Aliya. Fatih pun duduk di kursi yang tak jauh dari Aliya. Tetapi ia juga tidak ingin bertanya dengan Aliya mengapa dia menangis setelah keluar dari ruangan itu.

" Afwan, ada apa yang membuat anty bersedih? " tanya Fatih dengan lembut, rasanya ia tidak mampu menahan lagi untuk tidak bertanya

Aliya menoleh sesaat, sesaknya masih memenuhi rongga dada Aliya.

" Apa Firman menyakiti anty? " ucapnya kembali karena tidak ada jawaban dari Aliya

Fatih merasa ada ketidak relaan melihat Aliya mengeluarkan air mata dihadapannya. Bagaimana pun yang menagis adalah kaum wanita. Kodratnya kaum wanita harus diperlakukan secara baik, dijaga dan dilindungin. Bukan malah sebaliknya, membuatnya menangis.

" Sebenarnya saran apa yang Firman ingin tanyakan pada ana, apa ia telah menyakiti ukhti Aliya " bathin Fatih

Aliya masih diam di tempatnya, masih setia menunggu Firman menyelesaikan permasalah mereka. Tak lama dari itu pintu ruangan Firman terbuka. Firman berdiri di ambang pintu menatap Aliya, lalu di susul Hana yang berdiri disamping kiri Firman.

Siapa disini yang salah, entahlah.

Aliya hanya diam, begitu pula Firman, Hana dan Fatih.

Hana melirik Firman yang tatapannya masih menyorot di wajah Aliya, lalu ia berjalan ingin meninggalkan Firman dan ruangan tersebut.

Aliya yang melihat itu ikut mengejar langkah Hana yang begitu cepat.

" Aliya, Al.. " panggil Firman mengikuti langkah Aliya

" Al, mas bisa jelasin " ucap Firman mengikuti langkah Aliya yang sedang mengejar Hana yang sedikit berlari

Aliya tidak mendengar semua perkataan Firman. Tidak hanya satu orang yang melihat Hana, Aliya dan Firman kejar-kejaran.

Hingga akhirnya Firman menyerah, membiarkan dua orang wanita yang sama-sama hancur hatinya karena ulah dirinya. Firman masuk kembali menuju ruangannya. Disana masih ada Fatih yang menunggunya.

Firman mengajak Fatih menuju ruangan nya, ia pun menceritakan semua yang terjadi kepada Fatih. Tidak sedikit nasihat-nasihat Fatih yang keluar ketika Firman sedang menceritakan kronologinya tentang dirinya.

Sementara itu, Aliya tidak dapat mengejar Hana. Namun ia mengikuti kemana Hana singgah.

" Masjid.. " Aliya menoleh kanan kiri jalan " Jadi dia tinggal di masjid ini " 

Aliya yang ingin menemui Hana, mengurungkan niatnya itu. Ia tidak yakin bisa berbicara pada Hana dalam keadaan yang sekarang. Ia masih merasakan sakit menusuk dadanya kembali yang kedua kalinya.

Aliya meninggalkan tempat sekitar, dengan kecepatan sedang Aliya masih tidak dapat fokus. Mobil yang di kendarai Aliya tidaklah menuju rumah Tiara melainkan menuju taman bunga nusantara di daerah Bogor. Aliya mengambil iphone nya di dalam tas lalu memencet nomor Maryam.

Hanya berdering beberapa kali saja, telpon pun tersambung

" Maryam kamu dimana sekarang " ucap Aliya saat telpon baru saja tersambung

" Salam dulu kali Al, baru nyerocos " ucap Maryam dari seberang telponnya

" Assalamualaikum. Kamu dimana sekarang, ketemu di taman Bunga tempat biasa Maryam. Aliya ingin curhat " ucap Aliya kembali

" Wa'alaikumsalam, di dekat rumah saja Al, Maryam ada dirumah "

" Aku ingin mencari ketenangan di taman itu Maryam, tolong kamu cepat ke sana. Naik go-jek kan engga lama. Pokoknya aku tunggu "

" Iya-iya. Izin dulu dengan mama "

" Iya sudah, cepat engga pake lama "

Telpon keduanya terputus setelah Aliya mengucapkan salam dan di jawab oleh Maryam.

Aliya lebih dulu sampai di tempat dari pada Maryam. Taman ini merupakan tempat dimana Aliya meredam kekesalannya. Keindahan ciptaan Allah yang satu ini memang sangat baik untuk merefreskan pikiran. Karena selain indah taman ini juga mempunyai ragam jenis taman yang dapat memerikan semangat baru jika menikmatinya.

Disana Aliya menatap lurus ke depan menunggu sahabatnya. Seketika pikirannya tentang Firman hilang dari benaknya hingga tanpa sadar Maryam sudah mengerutu karena kesal akan kemacetan yang melandanya

" Kenapa sih harus disini, ini kan lumayan jauh dari rumah. Rumah dekatan juga, ketemuannya disini " Maryam tak henti menggerutu karena kesal

" Sabar Maryam "

" Hah sabar kamu bilang Al, ini udah lebih dari sabar. Kalau engga demi kamu aku udah engga bakal nyampe disini ni " 

" Terus tumben kesini mendadak, ada apa? " tanya Maryam mencoba mendekati Aliya

" Mas Firman.. " ujar Aliya menarik nafasnya

" Mas Firman kenapa Al? "

Aliya menceritakan inci dari setiap peristiwa yang ia ketahui kepada Maryam, sementara Maryam hanya menyimak, lalu

" Kenapa bisa begitu Al?. Besok bukannya kalian photo Prewedd "

" Itu masalahnya Maryam, mana mungkin aku harus meninggalkan semua ini. Semua sudah di mulai, dan tidak mungkin akan di batalkan "

" Tapi apa mungkin kau akan berbagi suami dengan istri mas Firman itu. Putuskan baik-baik Al, sebelum terlambat, masih ada laki-laki yang bisa membuat kamu bahagia selain Firman "

" Lalu aku harus menyandang kekecewaan untuk yang kedua kalinya Maryam " ucap Aliya, ia menginagt ketika menyaksikan pernikahan Ilham dan Aisyah

" Itu tidak mudah Maryam " lanjutnya

" Semua pasti berat Al, tetapi sebelum terlambat putuskan secara baik-baik. Kamu akan maju terus diatas kesakitan istri mas Firman yang katamu terlihat shalehah itu, atau kamu harus kecewa yang kedua kalinya. Dan merelakan Firman untuk kembali kepada wanita itu "

" Aku bingung Maryam, di satu sisi aku memang tidak menginginkan mas Firman, tetapi semua sudah berjalan, tanggal pernikahan sudah dekat. Rasanya tidak mungkin akan membatalkan pernikahan ini " Aliya terdiam sejenak

" Disatu sisi lagi sampai saat ini aku masih menginginkan mas Ilham. Kalau aku tidak cepat menikah bisa-bisa perasaan ini akan terus bertambah. Dan ini menyakitkan bagi mbak Aisyah sepupu Aliya sendiri "

" Apa lagi aku tahu perasaan mas Ilham kepada ku. Kalau kami khilap bagaimana? "

" Hahaha, khilap itu tidak direncanakan Al, kalau di rencanakan itu namanya bukan khilap tapi kesengajaan "

" Yah apalah namanya Maryam, tapi aku bingun harus bagaimana? "

" Aliya, mending kita ke taman Rahasia. Tempat itu kan selalu menjadi tempat kita untuk menghilangkan pikiran-pikiran yang menguras jiwa " ujar Maryam dan di sambungi oleh Aliya

" Karena lelah menelusurinya " ucap keduanya berbarengan

# # # # #

Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh

Maaf kalau banyak yang tidak nyambung ya 

'20-07-2018

Eliya Yunani

MAHLIGAI CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang