39. Di mulai

3.1K 149 1
                                    

" Dan bila syahadat adalah janji kepada Allah shubhanahuata'ala. Maka pernikahan adalah janji ikatan suci dan mulia "

***

Tangis haru pun menghiasi masjid yang tergolong mejah tersebut. Entah apa yang ia rasakan, bersyukur atas semua yang Allah kasihkan.

" Kau tidak ingin menemui istri mu? " bisik Maksadi pada tepat di telinganya.

" Ana ingin i'tikaf sejenak di sini bah, sampai ba'da ashar. Setelah itu ana akan menemuinya " ucapnya dengan santun.

" Baik, kalau begitu abah pulang terlebih dahulu. Abah akan menyampaikan ini pada putri abah " ujar Maksadi dengan senyum. Ia pun mengiakan dengan anggukan kepalanya.

Maksadi pulang bersama dengan Damar untuk menemui Tiara dan Aliya. Dan untuk mempersiapkan sesuatu untuk menyambut menantunya.

Setelah itu, tak lama adzan Ashar berkumandang di telinga para pendengarnya. Sangat merdu dan penuh kedamaian. Shalat pun didirikan dengan hikmat. Lalu di iring do'a yang di panjatkan. Serta di Aamiin kan para malaikat.

" Istri mu telah menunggu " ucap Damar ketika jama'ah telah beransur meninggalkan masjid menuju rumah masing-masing.

Dengan santun laki-laki itu tersenyum dan mengangguk. Mereka berjalan bersama menuju rumah mempelai wanita. Saat ini, Aliya tengah di dandani oleh Maryam kembali setelah melaksanakan shalat ashar. 

" Kenapa harus dandan lagi sih Maryam " ucap Aliya sedikit memelas

" Mama yang suruh. Kata mama akan ada sesi potret. Jadi kau harus tampak syantik Al. Apalagi ini pertama kalinya kamu menemui laki-laki yang sudah sah buat kamu "

" Tapi tidak berlebihan juga Maryam "

" Ini tidak berlebihan. Sudah jangan protes lagi. Nanti mempelai pria nya keburu dateng " ucap Maryam, dan itu berhasil membuat Aliya tersenyum dengan mendengar kata mempelai pria.

" Cie,, senyum sendiri. Engga ngajak-ngajak ni " 

" Apa sih " ucap Aliya dengan mencoba menghilangkan senyumnya.

Tak lama kemudian, terdengan di luar suara bariton-bariton yang membuat Aliya semakin berdegung jantungnya.

" Maryam.. " ucap Aliya dan menggenggam tangannya.

" Dia imam yang harus kau patuhi " ucap Maryam.

" Aku gugup " cicit Aliya sangat pelan.

" Ibu Dosen yang setiap hari bertemu dengan orang baru, dan mahasiswa-mahasiswa yang prestatif. Masa bertemu satu orang saja pake segala gugup " ucap Maryam

" Ini beda Maryam, rasanya sangat menyesakan dada. Dari tadi dada aku terus berdetak tak karuan. Padahal aku tidak sedang berlari, bahkan sejak pagi di pendem di kamar ini "

" Bahasanya, di pendem. Dipingit " ucap Maryam

" Al, sepertinya aku harus keluar melihat tamunya. Dan sebentar lagi pasti dia akan menemui mu. Selamat bahagia Al, jadilah sebaik-baiknya perhiasan untuknya "

" Terima Kasih Maryam "

Sebelum pergi Maryam mengangkat kedua tangganya untuk memanjatkan do'a di depan Aliya. 

"Barakallahu laka, wa baraka 'alayka wa jama'a baynakuma fii khayr. Semoga Allah memberkahimu baik ketika senang maupun susah dan menjadikan pernikahan ini sebuah kebaikan "

" Aamiin. Terima kasih Maryam " ucap Aliya. Keduanya pun berpelukan.

" Aku keluar dulu Al " ucap Maryam menyadarkan pelukan mereka.  Aliya pun mengangguk.

Setelah Maryam keluar. Aliya tak henti bolak balik modar mandir. Ia bahkan seakan sangat gugup. Terdengar beberapa kali namanya disebukan. Itu artinya di luar sedang membahas dirinya.

Ia terhentak ketika terdengar ketukan pintu sebanyak tiga kali dan iringi dengan salam yang meneduhkan. " Itu Dia " cicitnya seorang diri

" Wa - wa alaikumsalam warahmatullah. Ma -masuk, pintu tidak di kunci " ucap Aliya dengan tangan sedikit bergetar

klek...

Deg..

Deg..

Deg..

Romantis,, atau gimana nanti???

# # # # #

Sampai di sini dulu lah,, Engga tau kedepannya kaya mana..

Dilanjut atau engga juga tak tahu..

Yang mau lanjut, Comment ya..

Salam Rindu dari author,

Eh maksudnya salam kenal

Eliya Yunani

'09-09-2018

MAHLIGAI CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang