08. Sepatah Do'a

3.4K 151 0
                                    

" Jika kau sedang berada di saat yang sulit dan tidak mungkin bagi mu untuk bangkit. Maka hanya do'a lah yang mampu menenangkan mu. Basuh lah kedua tangan mu, wajah mu, kaki mu dan hadaplah Ia dalam keadaan suci "

***

Sore itu, setelah mengantar Fadhil Aliya menyempatkan diri untuk singgah di salah satu toko buku di persimpangan jalan. Dengan gembira ia menenteng tas kecilnya memasuki toko buku tersebut.

Setelah lama mencari, akhirnya Aliya melihat buku yang memang sedang ia cari, ia segera ingin mengambil buku tersebut, tiba-tiba buku yang ada di genggamnya sedang ada yang memeganya dari seberang Aliya. 

Aliya mendongkak melihat siapa pemilik tangan yang sedang menyentuh buku itu juga. Tak kalah terkejut yang memegang buku tersebut adalah seorang laki-laki.

Laki-laki itu juga sangat terkejut saat Aliya mendongkak menatapnya, wanita yang pernah masuk kedalam pikirannya selama bertahun-tahun, hingga ia telah menyelesaikan studynya di luar negeri. Namun semua harapan sudah musnah, Aliya telah di pilih oleh sahabatnya sendiri.

" Afwan, anty ingin membeli buku ini ? " tanya laki-laki itu, tak lain adalah Fatih

Aliya mengangguk.

" Silahkan "

" Tapi bukunya tinggal satu " ucap Aliya karena melihat buku tersebut hanya ada satu

" Ana hanya mencari buku yang sekira nya enak di baca, dan bisa menambah ilmu untuk para membacanya " jelas Fatih

" Jadi bukunya buat Aliya ? " tanya Aliya kembali

" Iya, anty saja. nanti ana cari yang lain "

" Terima kasih "

" Sama-sama "

Aliya berlalu membawa buku tersebut menuju kasir, sebelumnya ia menoleh ke arah Fatih yang juga masih menatap kepergiannya, Aliya tersenyum kemudian di balas oleh Fatih.

Setelah membayar buku yang ia pilih, Aliya segera pergi menuju rumah nya. Di perjalanan ia melihat Ilham yang baru saya keluar dari sebuah mobil memasuki restoran.

" Itu kan mas Ilham, dia dengan siapa. Kenapa dia bersama wanita? " pertanyaan menggerogoti ingin tahu Aliya

Baru saja dua hari di kota Bekasi, Ilham memang sudah memiliki pekerjaan. Ia mendapatkan kerjaan yang lumayan bisa membantu keuangannya selama berumah tangga dengan Aisyah sepupu Aliya.

Aliya pergi meninggalkan restoran itu tanpa melihat dari dekat siapa wanita yang sedang bersama laki-laki yang menjadi idamannya selama ini itu.

Sesampainya di rumah, ia memarkirkan mobilnya dengan rapi. Lalu masuk dengan mengucapkan salam.

" Mbak Aisyah " ucap Aliya ketika melihat Aisyah berada di rumah mamanya 

" Aliya, baru pulang Al ? " tanya Aisyah

" Iya, mbak ngapain disini ? "

" Mbak sama mas Ilham malam ini nginap disini Al, kata mama, papa dan bapak mbak sama mas Ilham selama satu minggu harus ada satu hari menginap disini untuk mendekatkan lagi silaturahmi kita "

" Oh, mas Ilham mana mbak ? " tanya Aliya pura-pura tidak tahu

" Mas Ilham masih kerja Al, katanya ada pekerjaan tambahan jadi kemungkinan akan pulang terlambat "

" Oh, yasudah Aliya masuk kamar dulu mbak " ucap Aliya mengakhiri

Aisyah mengangguk.

Kini hari sudah menampakan gelapnya, azan maghrib pun berkumandang. seluruh orang dirumah itu mengerjakan ibadah yang di wajibkan kepada semua umat di dunia.

MAHLIGAI CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang