" Ketika Kita Lemah Maka Ingatlah Kalimat " Hasbunallah wanikmal wakil - Cukup Allah yang menjadi penolong kami " " La tahzan innallaha ma'na - Jangan bersedih sesungguhnya Allah bersama kita " "Innallah ma'asshobirin - sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar "
@ lupa dapat dari mana kata-katanya. Tapi bukan dari aku sendiri
***
Aliya lagi-lagi menatap secangkir hot chocolate didepannya. Sesekali ia senyapukan pandangannya untuk mencari keberadaan Maryam.
" Siapa yang baik hati memberi ku hot chocolate ini, apa dia tidak tahu jika aku tidak suka coklat " batin Aliya
" Maryam, kau dimana, apa tidak ada yang akan memberiku keajaiban untuk tidak meminum chocolate ini "
" Tapi sepertinya ini enak, aromanya juga nikmat. Tapi bagaimana jika ada yang berbuat jahat dengan secangkir minuman ini "
Lagi-lagi Aliya menyapu tempat sekitar dengan pandangannya. Namun ia tidak menemukan bahwa ada orang yang ia kenal. Semua asing baginya.
Ia kembali menatap cangkir tersebut. " Kenapa aku suudzon. Bukan kah itu tidak baik. Mungkin saja ia tahu bahwa aku tidak suka chocolate. Maka dari itu dia ingin memberi tahu ku bahwa coklat itu nikmat " batin Aliya kembali
Dengan basmalah dan do'a Aliya mengambil cangkir chocolate tersebut, dan mulai menghirupnya dengan sedikit memejamkan matanya. Ia kembali menatap cangkir itu. " Nikmat sekali, ini coklat apa?. Kenapa rasanya begitu nikmat " gumamnya
***
Sementara di perjalanan, Maryam mendumel karena macet melanda.
" Pasti Aliya sudah ada disana menunggu ku. Aku kan tidak terbiasa dengan terlambat. Bisa-bisa dia mengecapku sebagai tukang terlambat "
" Ya ampun " eluhnya
Maryam memutuskan untuk keluar dari sebuah taksi yang membawanya. Dengan berjalan cepat ia mencari alternatif untuk berjalan menelusuri ruko-ruko di samping jalan agar tidak terlalu panas.
Brukk..
" Ya ampun, berapa kali lagi kesialan yang harus menimpa ku hari ini " ujar Maryam dengan sedikit merasa kesakitan di bagian kepalanya
" Maaf dek, saya tidak sengaja " ujar laki-laki yang berada di depan Maryam. Dia adalah orang yang telah menabraknya
Maryam mengela nafas panjang, dan menatap laki-laki yang baru saja mengatakan maaf padanya.
" Kalau jalan berhati-hati bisa - kan" ucapannya terhenti ketika matanya berpadu dengan mata laki-laki tersebut.
" Ya Allah makhluk mu satu ini kenapa tampan sekali, matanya begitu indah. Ahh tidak-tidak, bisa jadi dia sudah beristri, atau sudah memiliki calon. Aku belum sekuat Aliya jika bermain dalam perasaan " dalam hati Maryam
" Dek, saya minta maaf "
Laki-laki itu tersenyum dan lagi mengucapkan maaf nya.
" Ti-tidak apa-apa " ucap Maryam mulai gugup dan ingin pergi meninggalkan orang itu
" Maaf saya tidak sengaja " ucapnya kembali
Maryam kembali berbalik dan tersenyum manis. " Tidak apa-apa mas. Maaf saya hampir saja ingin memarahi mas "
" Oh iya, boleh saya bertanya? " ucap nya lagi kepada Maryam
" Tanyakan saja, mungkin saya bisa bantu "
KAMU SEDANG MEMBACA
MAHLIGAI CINTA
Spiritual" Aku mencintai dia, namun Allah berkehendak lain. Dia mempertemukan ku pada orang yang aku benci. Entah bagaimana nasib ku, terus durhaka atau menyerah. - Aliya Syamala Thaunnissa -