66

2K 165 23
                                    

Setelah selesai mengajar, Aliya menghubungi Maryam untuk bertemu dan menemaninya mencari buku serta makan. Karena keduanya sama-sama sibuk, kini memang sulit untuk bertemu. Walau begitu, Aliya dan Maryam selalu berkomunikasi via telepon disetiap harinya.

" Bagaimana mas Azzam? " tanya Maryam setelah keduanya sudah memesan beberapa makanan.

" Alhamdulilah, dia baik. Tapi dua hari ini dia pergi "

" Waa.. pantas ngajak ketemu " ujar Maryam tersenyum. " Pergi kemana? "

" Ke Purbalingga katanya, memenuhi undangan tausiah dari temannya saat masih di Kairo "

Bip bip

Aliya menatap layar handphonenya dan tertera nama suaminya. Aliya mengusap layar handphone itu seraya tersenyum.

" Mas Azzam telpon " kata Aliya pada Maryam.

" Assalamualikum wa rahmatullah, mas " ucap Aliya dengan senyum lebar.

" Wa'alaikumsalam wa rahmatullah wa barakatuh, sayang. Bagaimana keadaan anty

" Alhamdulillah, baik mas. Mas sedang apa ? "

" Lagi nunggu Haikal, masih beli makan, katanya. Anty lagi apa? "

" Lagi makan juga, sama Maryam " ujar Aliya sambil mengahadapkan layar handphone pada Maryam.

" Ya sudah, nanti pulangnya hati-hati. Kalau kesepian tidurnya, boleh ajak Maryam menginap malam ini "

" Heem, boleh mas? Maryam minap di rumah Al ya? " tanya Aliya pada Azzam dan Maryam.

Maryam mengangguk pelan, " Boleh, sayang. Pulangnya jangan kesorean ya " pesan Azzam.

Aliya tak henti tersenyum setelah mematikan sambungan telponnya pada Azzam, hal itu membuat Maryam merasa heran padanya.

" Hey, Al, kamu ga lagi sakitkan? " ujar Maryam sambil menempelkan tangannya di dahi Aliya.

" Aku sehat Maryam, memangnya aku terlihat tidak sehat " cicit Aliya pada Maryam.

" Sehat sih, tapi kamu tu senyum-senyum sendiri kenapa? "

" Happy aja " kata Aliya santai.

" Senang bukan mainkan, sekarang mah " ledek Maryam. " Dulu aja - " ucap Maryam seraya melirik perubahan mimik wajah Aliya.

Aliya diam sejenak. " Aku benar-benar merasa bersalah Yam, aku ga tau seberapa sayangnya Allah sama aku. Sampai dia menitipkan malaikat disisi aku " ucap Aliya dengan tatapan menerawang kedepan.

***

Setelah selesai makan dan sedikit berbelanja. Aliya mengantar Maryam untuk pamit dan mengambil 2 sett bajunya untuk persiapan menginap dirumah Aliya.

Dirumah Maryam, mereka disambut oleh umi dari Maryam sendiri.

" Bagaimana kabar suami Aliya? "

" Alhamdulillah, umi. Dia baik. Kalau abi bagaimana mi? Sehat? "

" Alhamdulillah, abi memang jarang dirumah kalau siang. Bisnis abi kan masih maju-majunya sekarang "

" Wah Alhamdulillah, rasanya Aliya udah lama ga ketemu abi "

" Iya, sekarangkan sibuk teruus " ujar Maryam yang baru keluar dari kamarnya.

" Ya maklumkan, sekarang sudah ada suami. Kalau anak umi ini, kapan lagi? " timpal umi kembali.

" In sya Allah umi, umi do'akan saja ya " ujar Maryam sambil menyengir.

" Umi tenang aja. Nanti kalau Maryam ni tidak juga menemukan pasangannya, Aliya bisa carikan ko " ujar Aliya.

MAHLIGAI CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang