45

2.9K 173 10
                                    

" Lalu apa yang anty inginkan ? "

" Saya mau kamu menalak aku sekarang juga. Aku minta pisah " ucap Aliya dengan lantang

Sementara Azzam menatapnya tak percaya.

1 detik..

2 detik..

3 detik..

" Astagfirullahal adzim, apa anty tidak mengetahui tentang syariat Allah. Apa anty tidak takut kepada Allah. Ingat Al, ingat sabda Rasulullah :

" أَيُّمَا امْرَأَةٍ سَأَلَتْ زَوْجَهَا طَلاقًا فِي غَيْرِ مَا بَأْسٍ فَحَرَامٌ عَلَيْهَا رَائِحَةُ الْجَنَّة "

"Siapa saja wanita yang meminta (menuntut) cerai kepada suaminya tanpa alasan yang dibenarkan, maka diharamkan bau surga atas wanita tersebut."

 (HR. Abu Dawud, Al-Tirmidzi, dan Ibnu Majah. Dishahihkan Syaikh Al-Albani dalam Shahih Abi Dawud)

" Kau harus ingat, bahwa kau adalah panutan banyak orang. Kau menjadi salah satu pedoman dan motivasi bagi mahasiswa-mahasiswa yang kau ajarkan. Harusnya berpikirlah sebelum mengucapkan " ucap Azzam, ia bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan Aliya yang masih terdiam

Sepeninggalan Azzam, tanpa sadar cairan bening itu pun jatuh tanpa penghalang.

" Benarkah bau surga haram bagi ku ? " ucapnya sendiri dan menetesakan air mata.

" Apa tidak cukup alasan yang aku punya " lanjutnya

hiks.. hiks..

Aliya menagis terisak dengan melipat kedua lututnya. Kesedihan yang sulit di artikan baginya. Entah apa yang harus ia lakukan jika semua memojokannya seperti ini.

Aliya teringat dengan nasihat Maksadi kemarin sore .

" Nak Azzam, anak bapak itu anaknya manja. Terkadang ia lebih manja dari anak kecil yang masih seumuran SD. Apa lagi dengan mamanya. Jadi perlakukan lah ia sebaik mungkin dan jangan bosan untuk menanggapi sifat manjanya. Jika nak Azzam lelah menyikapinya, jangan sungkan untuk berbagi pada bapak, maka bapak yang akan menggantikan posisimu sejenak " ucap Maksadi tersenyum. Azzam pun membalasnya.

" Tolong juga bimbing anak bapak sesuai syariat syari yang telah kau miliki, karena anak bapak juga masih banyak belajar. Tapi, walau belum fasih insyaAllah di sudah sedikit faham "

" InsyaAllah abah, mohon do'a nya selalu untuk kami berdua. Kami akan sama-sama belajar untuk memahami semua lika-liku rumah tangga "

Setelah merasa lelah dengan tangisnya, Aliya bangkit dan merapikan diri. Ia menatap dirinya di depan cermin, mata sembab dan hidung yang sedikit memerah terpancar jelas di wajahnya.

Ia menarik nafas perlahan dan menuruni undakan tangga satu persatu. Tatapannya menyapu seluruh isi ruangan satu-persatu. Mungkin dia sedang pergi. Itulah pikiran Aliya setelah tidak menemukan keberada suaminya.

Aliya memutuskan untuk pergi menuju dimana ia mengajar hari ini. Selama di perjalanan rasa gelisah terus menghampiri. Aliya bingung, ia semakin bingung. Entah dimana rasanya saat ini.

Detik terus berberganti, menit pun mengampiri. Matahari yang menyinari kian bersembunyi.  Suara merdu memenuhi ruang masjid yang terlihat besar, suara itu menerobos lolos menuju pemukiman dimana semua orang tengah mendengarkannya dengan hikmat.

Mengelilingi betapa luasnya dunia yang Allah ciptakan, memasuki hati orang-orang yang beriman. Begitu merdunya, yang membuat orang yang menghayati meluluhkan air mata.

MAHLIGAI CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang