3. Angkasa & Diova

43.2K 2.8K 76
                                    

Diova itu terlihat normal seperti cowok kutu buku kebanyakan. Berkaca mata tebal. Muka putih pucat. Gerakan kaku. Kikuk. Introvert. Dia nggak begitu suka menampakkan diri. Entah di mana keberadaannya ketika jam istirahat atau kelas lagi kosong nggak ada guru. Dia nggak pernah terlihat di kantin atau pun perpustakaan.

Tapi menemui Diova itu mudah, ketika Angkasa ke toilet maka Diova pasti akan muncul.

Bagaimana bisa begitu? Entahlah. Beno sudah memperhatikan gerak-gerik dua manusia itu selama satu Minggu belakangan. Dia rajin membersihkan toilet cowok gara-gara itu.

Brak!

"Eh maaf-maaf Mas saya nggak lihat," Beno sengaja menabrak Angkasa. Dia membuat plastik kecil berwarna hitam yang dibawa Angkasa terjatuh. Tapi belum sempat Beno menajamkan matanya untuk melihat benda apa yang ada di dalamnya, Angkasa sudah lebih dulu memungutnya dan membawa benda itu ke dalam salah satu bilik.

Tak lama, Diova datang dan masuk ke bilik yang bersebelahan dengan Angkasa.

Hening.

Hanya ada suara dari kucuran air keran yang dinyalakan oleh cowok-cowok yang selesai buang air di urinoir.

Beno berpura-pura mengepel lantai di depan pintu Angkasa. Dia mengangguk ramah pada murid-murid cowok yang menatapnya sekilas. Lalu setelah tempat itu sepi, Beno langsung mengeluarkan sesuatu dari balik bajunya.

🔫🔫🔫

Suasana di kelas Starla sedang hening. Ada ujian pengulangan materi soalnya. Semua murid seakan tenggelam dengan soal yang diberikan oleh guru di depan, tak terkecuali Starla.

Sungguh, Starla benci harus berada di SMA Atlas yang tingkat pelajarannya begitu tinggi seperti ini. Black benar-benar menyusahkannya. Bagaimana bisa otaknya yang pas-pasan itu dimanipulasi agar bisa masuk ke kelas unggulan. Lihatlah soal Matematika yang ada di atas mejanya saat ini, sungguh menggelikan, dia sama sekali nggak tau harus mengisinya apa.

Apakah Starla pernah sekolah? Jawabannya masih meragukan. Dia sendiri bingung sebenernya dia itu tamatan apa. Karena sejak lima tahun bergabung dengan Agen Rahasia 21, dia selalu berpindah-pindah tempat, bahkan sekolah. Dan kalian tau, dia pernah menjadi mahasiswa gadungan di sebuah Universitas ternama di Jakarta untuk mengungkap sebuah kasus penyiksaan Mahasiswa Senior terhadap para Juniornya yang mengakibatkan tewasnya salah satu Junior tersebut. Kasus itu seketika menjadi abu-abu saat tak ada satu tersangka pun yang dinyatakan bersalah.

Dan Starla bersama Team nya berhasil menuntaskan kasus tersebut. Yang bersalah mendapat hukumannya. Dan yang nggak bersalah dibersihkan namanya.

Tapi yang satu ini, otak Starla seakan ingin terbakar rasanya. Dia menggaruk kepalanya asal, membuat gerakan berlebihan hingga mata cowok yang sedang tertidur di sampingnya itu terbuka.

"Fokus Starla!" Teriak batin Starla sendiri.

"Waktu tinggal lima belas menit lagi ya!" Kata guru di depan. Seketika kelas langsung dipenuhi oleh bunyi lembaran kertas yang dibolak balik.

Starla frustasi. Dia menaruh pensil di tangannya ke atas lembaran jawaban yang masih kosong itu. Sekali lagi, dia menggaruk-garuk kepalanya hingga rambutnya berantakan.

Trittt.

K Masuk.

Starla terkesiap. Suara itu berasal dari jam yang dikenakannya. Suara Black. Terdengar sayup-sayup di keheningan kelas.

K Masuk.

Sekali lagi, suara Black membuat Starla tercekik.

Apa Black nggak tau ini masih jam sekolah?!!! Starla menatap arlojinya dengan tatapan horor.

Partner in Crime (KOMPLIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang