10. Penjelasan

41.3K 2.8K 68
                                    

Mata Angkasa menajam saat melihat sesuatu yang tak pernah dia bayangkan akan terjadi pada malam ini. Starla, cewek itu ada di sana bersama seorang laki-laki yang sedang berusaha untuk mencumbunya. Kedua tangan Angkasa mengepal, dia begitu marah melihat bagaimana laki-laki itu menciumi leher Starla dan tangannya menjalar ke permukaan kulit perut Starla.

"Sayang... Kamu liat apa, huh?" Cewek setengah bule yang sedang beraamanya itu sudah mulai mabuk. Nada bicaranya sudah melantur diselingi dengan tawa.

"Sebentar," Angkasa berdiri. Dia bukannya menuju ke Starla malah berjalan ke sisi lain.

🔫🔫🔫

Limar datang ke meja dengan keringat mengucur di wajah dan lehernya. Dia sudah menggila malam ini, namun belum minum barang setetes pun.

"Manfaatkan kesempatan banget Lo Black," dengan segera Limar menarik Starla menjauh dari Black.

Black nampak marah, dia belum selesai dengan kesenangannya itu. "Jangan ikut campur L," sergahnya.

"Gue berhak ikut campur. Lo udah ngambil kesempatan saat K nggak sadar. Kalo dia tau, gue jamin dia bakal marah sama Lo."

Black terdiam, berdecih dan menoleh ke arah lain. Dia kembali menenggak minuman beralkohol tinggi langsung dari botolnya.

"Ambil kalo memang itu milik Lo, Black. Tapi jangan curang," kata-kata Limar itu cukup menohok di jantung Black. Cewek berambut sebahu itu sungguh membuatnya kehilangan harga diri.

"Ayo K," Limar membantu Starla berdiri. Dirangkulnya cewek itu untuk dibimbing menjauh dari meja Black.

"Gue pusing," ujar Starla sambil memijat pangkal hidungnya. Jalannya sudah sempoyongan karena merasa bumi yang dipijaknya bergoyang.

"Kita pulang K," ujar Limar sambil terus membawa Starla keluar dari tempat menyenangkan itu.

"Woi mau kemana?!" Tanya Beno begitu melihat Limar kesusahan membawa Starla keluar.

"Bantuin gue," minta Limar.

Beno dengan sigap mengambil satu tangan Starla dan mengalungkan di lehernya. "Ada apaan sih?" Baginya mabuk adalah hal biasa bila datang ke club'. Starla juga udah biasa mabuk, jadi apa yang ngebuat Limar kayaknya marah?

"Black udah nyoba buat kesalahan lagi," beritahu Limar begitu mereka berada di luar.

"Lagi?" Beno menatap Limar serius.

"Kalo Angkasa nggak ngasih tau gue tadi, mungkin K udah diapa-apain sama dia."

"Anjing memang tuh orang!" Maki Beno. "Eh tapi kok bisa ada Angkasa?"

"Nah kalo itu gue nggak ngerti," sahut Limar.

"Kenapa nggak Angkasa sendiri aja ya yang nolongin K," gumam Beno. "Kan bisa sekalian dihajar tuh pimpinan sialan."

"Kita naik apaan nih, Taxi?" Tanya Limar bingung.

"Mending kita urus K dulu aja," saran Beno. Karena akan sangat sulit bila membawa Starla pulang dengan kondisi mabuk berat seperti itu. Bisa-bisa mereka terkena semprot supir Taxi gara-gara Starla muntah di mobil itu.

Limar setuju. Untunglah sebagai seorang yang biasa, dia selalu membawa obat yang bisa menghilangkan mabuk dalam hitungan menit. "Beli minum B," suruhnya.

Beno langsung masuk kembali ke dalam.

Limar mendudukkan Starla di lantai, lalu ikut duduk bersebelahan. Dia mengambil tisu dalam tas nya dan mengelap keringat di wajah dan leher cewek itu. Limar menyayangi Starla sebagai sahabat. Dia yang paling tau gimana kisah hidup Starla. Dia yang paling ngerti bagaimana Starla.

Partner in Crime (KOMPLIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang