53. Cemburu

7.6K 593 26
                                    

Pagi menjelang. Dingin terasa menyengat kulit merasakan riak air yang mengenai ujung kaki. Starla duduk di atas gundukan batu, dia mengangkat lutut setinggi dagu, bersandar malas menunggu kesiapannya untuk masuk ke dalam air tersebut.

"Kalau diliatin terus, tuh air nggak akan berubah jadi panas," sahut suara di belakang Starla.

Starla menoleh, Gani berdiri dengan senyum khas yang begitu lembut. Sebuah handuk melingkar di lehernya, sepertinya cowok itu pun ingin mandi.

"Kamu aja duluan," tantang Starla.

Byur!

Mata Starla terbelalak lebar. Gani bahkan nggak perlu membalas tantangannya dengan adu mulut, melainkan langsung nyebur ke dalam air. Percikan air yang mengenai wajah Starla ketika cowok itu terjun ke bawah, membuat Starla membeku.

"Ayo!" Ajak Gani.

Starla menarik kakinya menjauh dari percikan air. Mana mungkin dia bisa masuk ke dalam air yang dinginnya mengalahkan es.

"Kalo udah masuk ke air nggak akan sedingin yang ada di pikiran kamu kok. Ayo sini," bujuk Gani lagi.

Starla menggeleng. Biarlah, dia mandi wajah saja. Nggak mandi sehari nggak akan membuat badannya menjadi bau.

"Ahhh lama," tanpa diduga Gani menarik kaki Starla yang mengakibatkan cewek itu tercebur ke dalam air.

Starla mengeluarkan kepalanya dari dalam air. Gani bohong! Apanya yang nggak dingin, ini dia merasa tulangnya ikut remuk.

"Anjirrr ini dingin banget!"

"Eh, cewek nggak boleh ngomong kasar," Gani mendelik pada Starla.

Starla menggigit bibirnya bawahnya. Dia lupa kalau sedang bersama cowok alim sekarang. Iya, Gani Dirgantara, prajurit yang nggak pernah melupakan sholat 5 waktu. Dan subuh tadi, Starla sempat tertegun mendengar suara seseorang sedang ngaji yang berasal dari tenda Gani.

Lama kelamaan, suhu dingin mulai membiasakan diri pada kulit Starla. Dia mencelupkan kepalanya beberapa kali ke air untuk merapikan rambut panjangnya.

"Kamu udah denger berita terbaru?" Tanya Gani.

"Soal Pangbes AR20 yang disandra?" Tebak Starla.

Gani mengangguk.

"Iya tadi aku udah baca notifnya di email."

"Apa menurut kamu kita akan selamat?"

Starla cukup terkejut mendengar nada pesimis yang keluar dari mulut seorang Hamba Allah yang paling taat ini.

"Kita pasti selamat," Starla menepuk pundak Gani.

Gani tersenyum kecut.

"Optimis dong! Kamu selalu ajarin aku tentang kata itu. Masa sekarang kamu yang lempem?"

"Ada harapan yang sedang menunggu aku di luar sana," raut wajah Gani berubah sendu.

"Calon istri kamu?" Tebak Starla.

Gani tersenyum malu. "Kamu tau?"

"Iya. Aku nggak sengaja liat fotonya di dompet kamu pas di pesawat," saat itu dompet Gani terjatuh dalam posisi terbuka, dan Starla melihat foto seorang cewek dengan senyum lebar terpampang di sana.

"Kalau misi ini berhasil, kami akan menikah."

"Pasti berhasil," kembali, Starla menepuk pundak Gani.

"Aku kagum sama kamu. Kamu itu cewek tapi keberanian kamu luar biasa. Di saat seharusnya hanya agen cowok yang datang ke sini, kamu malah dengan berani menggantikan posisi bawahan kamu."

Partner in Crime (KOMPLIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang