13. Terasa Kosong

38.4K 2.4K 38
                                    

Satu Minggu berlalu tanpa Angkasa. Starla melakukan semua yang diperintahkan oleh Angkasa, yaitu menunggu tanpa melakukan apapun. Semua berjalan sesuai dengan keinginan Angkasa, berharap agar cowok itu kembali sebagai imbalan atas kesediaannya menuruti perintah tanpa sedikitpun mengkhianatinya.

Bagian paling terberat dalam menunggu adalah ketika Starla harus terus melihat kursi kosong di sebelahnya. Tak ada lagi cowok menyebalkan yang kerjanya cuma tidur di jam pelajaran. Tak ada lagi cowok yang kerap membuatnya kagum dengan cara menggantikannya mengerjakan soal di depan kelas.

Angkasa, aku kangen.

"Woiiii!" Limar datang di jam istirahat pertama. Mengagetkan Starla adalah kebiasaannya setiap hari. Andai Starla nggak melamun, pasti cewek itu akan selalu menyadari kedatangan Limar sejak awal.

"Ngelamun Mulu sih, K. Udahlah enjoy aja," bicara emang lebih mudah dari pada melakukannya.

"Tumben Lo nggak ke kantin bareng Rei," sindir Starla.

"Dia lagi latihan futsal, males gue nungguin."

Enak ya jadi Limar, Rei fix bersih dari segala kecurigaan yang mengarah. Cowok itu sama sekali nggak ada sangkut pautnya dengan misi yang mereka jalani. Limar dan Rei bisa bersatu, bebas tanpa perlu mencemaskan hal-hal seperti Starla dan Angkasa.

"Angkasa pasti pulang, K. Gue yakin banget," Limar menepuk pundak Starla.

Starla tersenyum. Senyum adalah topeng terbaik menutupi kesedihan. Dengan tersenyum, semua orang tak akan membuatnya harus menganggap kepergian Angkasa itu sebagai hal yang biasa aja.

Starla kehilangan, andai semua orang mengerti rasanya.

Tok. Tok.

"Hai semua!"

Starla tersentak melihat siapa yang mengetuk pintu kelas dan berdiri di sana.

Kailendra.

Bukankah seharusnya cowok itu juga pergi seperti Angkasa? Kenapa dia ada di sini? Apa Angkasa juga pulang?

Seketika Starla begitu senang.

"Nggak pada ke kantin nih?" Tanya Kailendra sembari melangkah masuk.

"Ah enggak. Kenyang kita, hehehe," jawab Limar. "Eh, bukannya Lo lagi sakit ya, Kai?" Itu yang semua orang tau mengenai absen nya Kailendra di sekolah.

"Udah sembuh. Cuma kecelakaan kecil," jawab Kailendra sambil memamerkan lengannya yang diperban.

"Oh gitu..." Limar mengangguk. Dia lalu menatap Starla yang sepertinya ingin bicara pada Kailendra. "Gue duluan ya! Ada urusan dikit," pamitnya.

Sepeninggal Limar, Kailendra menggantikan cewek itu duduk di kursi Angkasa. Dia membalas tatapan sendu Starla dengan kerutan di keningnya. "Lo kenapa, Star? Ngeliatin gue gitu banget..." Ujarnya sambil tersenyum geli.

Starla langsung membenahi mimik mukanya. Dia tersenyum kaku, "kaget aja liat Lo di sini. Kirain Lo bakal lama nggak masuk karena kecelakaan itu," Bohong Starla.

"Sebenernya sih dokter nyuruh gue istirahat satu bulan. Soalnya tangan gue patah. Tapi gue bosen di rumah sakit, makanya gue ngotot masuk ke sekolah. Hehehe," cara bicara Kailendra akan sangat menipu siapa saja yang tak mengenal wujud aslinya.

Tapi Starla mengenal Kailendra.

Apa itu artinya Angkasa?

"Tapi cuma gue yang diperbolehkan buat pulang. Temen-temen gue yang ikut kecelakaan masih di sana. Masih berjuang," lanjut Kailendra.

Partner in Crime (KOMPLIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang