6. Melepas Jubah

44.2K 3.3K 169
                                    

Starla kecewa karena hari ini dia nggak melihat Angkasa sama sekali. Cowok itu nggak masuk sekolah. Nggak ada izin ke guru. Starla bukannya nungguin Angkasa buat ber-baper-ria, tapi karena ada satu pertanyaan yang lupa dia tanyakan semalam.

Di kamar yang hanya berukuran 3x4 itu Starla berbaring telentang dengan kaki di angkat ke tembok. Itu jenis olahraga ringan yang bisa mengatasi pegal-pegal di kaki. Dia sedang nggak mood untuk keluar berkumpul sama para anggota team yang lagi asyik bermain truth or dare.

Tok. Tok. Tok.

Pengganggu, as always.

Starla hanya perlu menolehkan kepalanya ke pintu karena si pengetuk sudah membuka pintu dan menongolkan kepalanya.

"Star, ada yang cariin lo tuh," beritahu Limar.

"Siapa?"

"Angkasa."

Seketika itu juga Starla bangun dari posisi mager-nya. Terduduk kaget sambil melotot lebar ke arah Limar.

"Tenang, sebelum dia dateng anak-anak udah pada sembunyi. Dia taunya cuma gue yang tinggal sama lo."

Bukan itu Limar. Angkasa udah tau segalanya, nggak perlu ada yang dirahasiakan. Masalahnya sekarang ngapain Angkasa dateng malem-malem? Seolah dayung bersambut, Starla sedang memikirkannya dan cowok itu nongol.

"Dia di mana?"

"Masih di luar. Nggak mau masuk," ujar Limar lagi. Lalu senyum jahil menghiasi wajahnya. "Lo ada apaan sama dia sampe disamperin malem-malem gini?" Kedua alisnya naik turun.

"Berisik," Starla segera melewati Limar untuk keluar. Langkahnya lebar, rasa penasaran yang menuntunnya.

Jantung Starla tiba-tiba saja berlompatan tak karuan. Terlebih saat melihat penampilan Angkasa yang jauh dari kata biasa. Cowok itu memakai celana jeans panjang warna biru. Kaos putih yang dipadukan dengan jaket. Terlihat begitu mempesona.

"Lo ngapain ke sini?" Tanya Starla langsung, tanpa berniat menyapa lebih dulu.

"Bisa keluar sama gue bentar nggak?" Tanya Angkasa, juga to the points.

"Keluar kemana?"

"Ngobrol. Nggak di sini tapi," Angkasa memberikan kode melalui matanya.

Starla mengerti dengan kode itu. Pasti di belakangnya, di dekat jendela, mereka diintipin. Siapa lagi kalau bukan Limar dan Beno yang super duper kepo itu.

"Oh ya udah gue ganti baju dulu deh," Starla baru akan berbalik tapi Angkasa memegang tangannya.

"Nggak usah. Kayak gitu aja. Kita nggak jauh kok," larang Angkasa.

"Oke," Starla mengangguk. Baguslah kalau dia nggak harus berganti baju. Dia memang lebih suka tampil apa adanya ketimbang merempongkan diri.

Baru berapa langkah, Starla sadar kalau bukan motor yang dibawa Angkasa, tapi mobil.

DAN DEMI APA WOI, MOBIL ANGKASA INI HARGANYA BERAPA COBA?

LAMBORGHINI AVENTADOR!

"Mobil Lo?" Sempat-sempatnya Starla menyangsikan kenyataan itu.

"Masuk," suruh Angkasa setelah membukakan pintu.

Starla masuk ke dalam mobil dua kursi tersebut. Matanya menikmati interior apik nan mewah yang ada di dalam mobil tersebut.

BRUMMMM.

Mobil meninggalkan halaman base camp Starla dengan kecepatan selayaknya mobil sport. Selama perjalanan itu mereka cuma diam dan tenggelam dalam pikiran masing-masing.

Partner in Crime (KOMPLIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang