7. Backstreet

46.1K 3.4K 123
                                    

Malam ini, Starla sepertinya akan kesulitan untuk memejamkan mata. Setiap adegan yang terjadi bersama Angkasa tadi terekam di kepalanya dan terus berputar tanpa henti.

Ciuman Angkasa.

Starla sampai harus memegangi bibirnya berkali-kali. Rasanya bibir Angkasa masih setia menempel di atas bibirnya.

Flashback.

"Mulai sekarang kita pacaran."

Starla menatap Angkasa lekat-lekat. Dia mencoba mencerna kata-kata Angaksa itu lebih dalam lagi. Ungkapan itu terdengar ambigu di telinganya.

"Nggak ada penolakan," ujar Angkasa lagi, membuyarkan konsentrasi berpikir Starla.

"Angkasa apa kamu sadar dengan yang kamu ucapin barusan?"

"Apa aku terlihat kayak orang yang lagi nggak sadar?"

"Bukan itu!" Starla refleks menelan dada Angkasa hingga membuat cowok itu tertawa. "Nggak lucu Angkasa." Starla mencoba melepaskan diri, tiba-tiba saja nafasnya sesak oleh degupan jantung yang kian kuat.

Tawa Angkasa berganti dengan tatapan serius. Dia nggak membiarkan Starla lepas dari pelukannya hingga membuat jarak wajah mereka hanya berkisar 1cm doang. "Aku serius, ayo kita pacaran," ucap Angkasa.

Starla semakin gugup.

"Aku janji hubungan kita nggak akan mempengaruhi kerja kamu. Kamu boleh tangkap aku kalo kamu bisa temuin bukti kesalahan aku. Kita akan profesional," janji Angaksa dengan mimik sungguh-sungguh.

Starla diam, tapi Angkasa sudah menganggap itu sebagai jawaban. Tak segan-segan dia mendaratkan ciuman ke bibir Starla.

Starla tersentak dengan sentuhan fisik semacam itu, tentu saja. Bibirnya diam merasakan bagaimana bibir Angkasa melumat, mengulum, bahkan menggigit lembut bibir bawahnya. Cowok itu sedang berusaha membuatnya membuka mulut.

"Ahh," Angkasa berhasil. Starla membuka mulutnya dan memberikan akses pada lidah Angkasa untuk menguasai lidahnya.

Mau tau seperti apa rasanya? Starla yang takut ketinggian ini seakan sedang bungee jumping.

"Ngapain lo pegangin bibir lo Mulu?"

Suara itu membuat lamunan Starla buyar seketika, sekaligus refleks menjauhkan tangan dari bibirnya.

Limar masuk ke kamar Starla dan duduk di tepi ranjang cewek itu. Dia menatap geli wajah Starla yang seperti habis ketangkap basah melakukan sesuatu yang salah.

"Lepasin aja kali K, jangan ditahan," godanya.

"Apaan sih."

Limar terkekeh. Dia mengamati wajah Starla dan matanya turun pada bibir bagian bawah Starla yang sedikit bengkak. "Ehm, sampe bengkak gitu itu bibir. Diapapin Angkasa, huh?"

"L stop godain gue ya."

"Hahahaha," Limar sangat suka melihat mimik Starla kalo lagi malu-malu. "Lo kayak sama siapa aja. Kita temenan udah lama kalo lo perlu diingetin."

"Gimana rasanya?"

"Rasa apaan sih," Starla mencoba berkelit.

"Uhhh masih aja ditahan-tahan."

"Udah sana ah keluar. Gue mau tidur," Starla langsung menarik selimut hingga menutupi keseluruhan tubuhnya.

Limar sempat terkekeh. Lalu kembali serius sambil berkata, "sejak dulu gue selalu pengen liat lo hangat kayak sekarang, K. Nggak melulu menjauh dan menutupi diri dengan sikap lo yang dingin itu. Kalo perubahan lo ini disebabkan oleh Angkasa, maka gue akan dukung hubungan kalian.

Partner in Crime (KOMPLIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang