16. War

41.5K 2.7K 72
                                    

Black berdiri di depan Team Abjad. Dia memakai pakaian berperangnya. Seragam berwarna hitam, senjata di pinggang kiri dan kanan. Juga senapan Laras panjang di punggung.

"Kalian siap?" Tanya Black pada semua Team yang juga telah memakai segala persiapan di tubuh mereka.

Team Abjad mengangguk. Mereka telah siap berperang malam ini. Bertekad untuk memang, membuat mereka akan bertarung mati-matian.

"K, Lo kerjakan porsi Lo seperti biasa. Selidiki tingkat keamanan mereka," perintah Black.

Starla mengangguk.

"M, Lo yang paling tangguh di antara mereka semua dalam hal memainkan taktik. Gue berharap banyak sama Lo," ujar Black pada Malven.

Malven mengangguk.

"L, gue yakin semangat Lo bakal memperkuat team kita. Gue percaya kemampuan Lo. Lo nggak akan kecewain gue."

Limar mengangguk.

"Dan Lo B. Lo adalah yang paling lama bergabung di AR21, gue yakin Lo menguasai senjata lebih baik dari siapa saja."

Beno mengangguk.

Black mengulurkan tangan kanannya. Lalu keempat Team Abjad ikut mengulurkan tangan. Itu adalah bentuk persatuan mereka.

"Team Abjad bersatu!" Seru Black dengan nada kencang.

"Pasti menang!!!" Sahut Team Abjad kompak.

Lalu mereka menghempaskan tangan mereka ke bawah dan saling bertatapan dengan penuh keyakinan.

"Bersiaplah, kita akan berangkat sebentar lagi," ujar Black.

Starla masuk ke kamarnya, mengambil ponsel untuk menghubungi Angkasa terakhir kalinya sebelum perang dimulai. Tapi ternyata ponsel Angkasa nggak aktif. Sungguh dia kecewa, dia butuh suara Angaksa untuk membuatnya bersemangat.

Tok. Tok.

"K, ayo berangkat!" Suara Malven.

Starla segera keluar dari kamar.

Mobil khusus AR21 telah menunggu di depan halaman Base Camp. Mobil itu dilengkapi dengan fasilitas anti peluru dan bom. Mobil terbaik yang AR21 miliki saat akan beroperasi menghadapi musuh.

"Black, apa Team Minor akan datang?" Tanya Beno.

"Mereka sudah dalam perjalanan. Sama seperti kita," jawab Black.

"Tangan gue rasanya udah gatel pengen pasang borgol di tangan para Mafia itu. Lihat aja, gue bakal bikin mereka menangis seperti bayi," ujar Limar penuh percaya diri.

"Gue yakin Lo bisa!" Puji Black sambil tertawa.

"Kalau kita menang kali ini, Team Abjad akan naik level. Kita nggak akan menangani kasus-kasus menengah lagi. Tapi langsung kasus besar," Beno sudah membayangkan dia dan Team Abjad berada dalam perayaan atas naiknya pangkat mereka.

"Lo bener B. Kalo kita naik level, kita bakal sekuat Team Minor!" Timpal Limar.

"Bermimpilah. Mimpi kalian ini yang akan membawa kita ke sana," Black mensugesti mereka semua.

🔫🔫🔫

Starla sangat mengenal gedung kosong yang saat ini Team nya datangi. Ini adalah gedung dimana dia pernah mengikuti Angkasa diam-diam dan hampir saja terkena masalah gara-gara kecerobohannya itu.

"Berpencar," titah Black.

Para anggota Team Abjad langsung mengambil porsi mereka masing-masing.

Partner in Crime (KOMPLIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang