52. Terbang

6.2K 546 19
                                    

Akhirnya, apa yang Starla takutkan terjadi juga. Tiba dimana dia harus melompat di ketinggian 35.000 kaki. Sementara dirinya yang takut ketinggian ini, sama sekali belum pernah berlatih caranya menggunakan parasut dan sebagainya.

"Kapten Starla, ayo bersiap," suruh Komdan Fathur.

Starla mengamati berbagai peralatan terjun payung yang ada di hadapannya. Sumpah, dia bahkan nggak ngerti cara pakeknya gimana.

Angkasa menaikkan sebelah alisnya ketika Starla menatapnya. "Ini akibatnya kalo kamu nggak pernah mau dengerin aku," bisik Angkasa melewati Starla yang masih membeku di tempatnya duduk. Sementara semua prajurit telah memakai alat pengaman mereka masing-masing.

"Komdan, Kapten Starla sama sekali belum pernah berlatih Skydiving. Saya yang akan mendampingi," Angkasa dengan gentle mengambil alih. Dia juga membawa parasut khusus yang bisa digunakan untuk dua orang.

"Baiklah," Komdan Fathur nggak terlalu memusingkan masalah itu. Tugasnya hanyalah sampai pada para prajurit terjun ke bawah, lalu dia akan pulang bersama heli menuju markas darat.

"Mau diem aja di situ?" Sindir Angkasa karena Starla sejak tadi nggak bergerak sama sekali.

Starla nggak keberatan bila memang harus terjun berdua bareng Angkasa. Tapi sungguh, dia takut ketinggian. Dia gemetar membayangkan harus menari-nari di udara dengan kaki menggantung dan mengandalkan sebuah parasut terbang doang.

Merasa geram lantaran Starla terlalu lelet sementara pintu pesawat sebentar lagi akan dibuka. Angkasa menarik tubuh Starla dengan posisi berdiri membelakanginya. Dengan cekatan dipasangnya berbagai macam tali pengaman yang mengikat tubuh Starla menempel ke tubuhnya.

Tiba-tiba saja jantung Starla berdetak kencang. Ini kali pertama dia dan Angaksa bersentuhan, meski bukan untuk alasan cari-cari kesempatan. Tapi pada akhirnya detak itu kalah oleh rasa takut.

"Aku takut," bisik Starla dengan suara bergetar. Bahkan sekujur tubuhnya pun telah gemetar.

Pintu pesawat dibuka setelah mendapatkan kode dari pemimpin Skydiving. Angin berhembus sangat kencang, membuat tubuh bergerak limbung di dalam pesawat.

"Ada aku, nggak papa." Angkasa berusaha menguatkan mental Starla. Dari jarak sedekat itu bisa dirasakannya kalau tubuh gadis itu bergetar hebat.

Satu persatu telah lompat ke bawah tanpa ragu. Mereka semua memang telah terlatih untuk melakukan hal semacam ini.

"Ready?" Tanya Angkasa.

Starla menahan kakinya untuk tetap diam. Dia nggak mau maju ke depan mengikuti dorongan Angkasa. "Demi apapun aku takut banget," ujar Starla serius.

"Aku nggak akan biarin kita celaka," bisik Angkasa.

Kata Kita yang dilontarkan Angkasa membuat Starla tanpa sadar telah didorong maju ke mulut pintu yang ternganga.

One...

Two...

Three...

Go!

Starla menjerit seketika saat merasakan tubuhnya melayang di udara. Dia memejamkan matanya begitu erat, jantungnya memompa adrenalinnya begitu cepat. Angkasa melakukan Free Fall tanpa kesiapan darinya lagi. Begitu saja terjun ke bawah dan membiarkan tubuh mereka terbang tanpa menggunakan parasut.

Setelah dirasa berada di ketinggian yang pas, Angkasa membuka parasut yang membuat tubuh mereka rasanya seperti ditarik dengan tenaga yang kuat.

"Buka mata kamu!!" Teriak Angkasa.

Partner in Crime (KOMPLIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang