5. Makin Penasaran

38.8K 3.2K 176
                                    

Hop!

Akhirnya Angkasa bisa membawa Starla mendarat mulus ke atas tanah. Angkasa melepaskan ciumannya. Dia melonggarkan lingkaran tangannya di pinggang Starla, mengamati cewek yang masih mematung itu.

Plok!

Angkasa menepuk pipi kanan Starla, sedikit kasar. Seketika itu juga dunia Starla kembali pada realita yang sesungguhnya.

Starla ingin protes terhadap aksi cium bibir Angkasa yang tak meminta izin lagi darinya. Tapi begitu matanya melihat bahwa dia telah berada di tempat yang berbeda dari yang terakhir di ingatnya...

"Wohhhh ini?" Shock.

"Lain kali jangan masuk ke dunia gue kalo Lo nggak seratus persen punya keberanian," sentak Angkasa. Dia melepaskan tali yang mengikat tubuhnya dan membiarkan tali itu tetap menggantung di sana.

"Keluar dari sini atau gue nggak akan bantu Lo lagi kalau sampe mereka ngeliat Lo sekarang."

Hufh, cowok kasar!

Starla menghentakkan kakinya di depan Angkasa lalu melangkah lebar keluar dari tempat itu.

Selama perjalanan pulang menuju base camp, kepala Starla berkecamuk pikiran tentang siapa Angkasa. Apa pekerjaannya. Dan kenapa cowok itu melindunginya. Juga... Bagaimana Angkasa bisa se-ahli itu turun dengan menggunakan tali dari ketinggian 75 meter? Apakah cowok itu pernah ikut pelatihan militer.

TIN!

Suara klakson itu mengagetkan Starla yang sedang melamun. Dia membuka kaca helm nya untuk melihat siapa yang membunyikan klakson dan mensejajari laju motornya.

"Angkasa? Ngapain Lo?" Tanya Starla dengan sedikit berteriak tanpa menghentikan laju motornya.

Angkasa tak menjawab, tatapannya tetap lurus ke depan namun masih mensejajari motor Starla.

Starla berpikir keras. Kalo Angkasa tau dia tinggal dimana, maka semua identitas team nya akan terbongkar. Misinya akan failed dan dia akan dimutasi ke team yang paling buruk kredibilitasnya.

Starla harus menepi, ya dia harus menepi. Dia mencari tempat yang pas untuk itu. Ah, matanya melihat sebuah mini market tak jauh dari situ. Dengan segera Starla berhenti di parkiran depan mini market tersebut.

Sialnya Angkasa malah ikut berhenti!

Saat melepas helm full face-nya, Starla bisa melihat mata-mata cowok yang lagi nongkrong di depan mini market tersebut langsung jelalatan ke arahnya. Emang siapa yang nggak akan kagum liat cewek cantik berseragam SMA mengendarai motor sport?

Mengabaikan tatapan dan godaan para laki-laki muda itu, Starla bergegas masuk ke mini market. Otaknya kembali berpikir keras apa yang akan dibelinya di sana karena Angkasa terus saja mengikutinya.

"Lo ngapain sih ngikutin gue?!" Starla yang jengah akhirnya berbalik.

Angkasa mengangkat bahu, dia melewati Starla untuk menuju ke lemari pendingin. Dia membukanya dan mengeluarkan sekaleng beer.

Saat Angkasa berniat membuka beer tersebut, Starla dengan cepat merampasnya. "Ehhh bayar dulu!" Ucapnya sambil memasukkan beer tersebut ke dalam keranjang dan dia membawanya.

Starla mulai berjalan menyusuri setiap rak. Bingung sendiri mau beli apa. Sementara semua kebutuhan sudah dia beli Minggu lalu dan langsung untuk stok satu bulan. Tapi kalau nggak beli apa-apa, Angkasa pasti akan curiga. Tuh cowok masih aja ngikutin dia.

Hmmm, oke.

Starla berhenti pada rak yang tersusun berbagai merk pembalut wanita. Dia berharap Angkasa akan pergi karena merasa risih melihatnya memilih-milih dan membaca kemasan yang tertera di pembalut tersebut.

Partner in Crime (KOMPLIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang