49. I MissYou

6.8K 518 36
                                    

Berpisah adalah cara membunuh yang paling mematikan.

🔫🔫🔫

Starla dan para Team Abjad berkumpul di Markas besar AR21 untuk menghadiri upacara penyambutan Panglima Besar AR21 yang menggantikan Angkasa mulai hari ini, Pangbes Pancayuda. Kesepuluh Team yang bernaung di Pasukan AR21 nampak hormat dan segan pada pemimpin baru ini. Pasalnya, pemimpin berasal dari satuan LIA yang sudah berumur 40 tahunan. Memang ini hanya sementara karena mendadaknya Angkasa dipindahkan ke kota lain membuat para petinggi RIA dan LIA kesulitan untuk menemukan pengganti yang pas.

"HORMAT SENJATAAAA, GRAK!"

Semua pasukan langsung memberikan hormat menggunakan senjata mereka. Ada letusan di udara yang ditembakkan oleh pasukan khusus sebagai bentuk penghormatan.

"Hormat! Kapten Baripima dari Team Mayor melapor, pasukan siap!!"

"Hormat! Kapten Hatusima dari Team Tangga melapor, pasukan siap!!"

"Hormat! Kapten Malven dari Team Minor melapor, pasukan siap!!"

"Hormat! Kapten Starla dari Team Abjad melapor, pasukan siap!!"

Lalu ke-enam Kapten dari Team lain pun melakukan hal yang sama sebagai bentuk perkenalan. Mereka berjejer di barisan paling depan menghadap Pangbes Pancayuda.

"Laporan diterima!!" Pangbes Pancayuda dengan senyum tegasnya menyambut penghormatan semua kapten.

"Untuk Team Abjad dan Minor, saya harap setelah ini kalian segera datang ke kantor saya untuk misi selanjutnya."

"Siap Panglima!!" Jawab Starla dan Malven bersamaan.

Pangbes Pancayuda mengangguk. Beliau segera mundur dan menerima penghormatan terakhir dari semua pasukan. Lalu pasukan Bubat dan kembali ke tempat masing-masing.

Sementara Starla dan Malven masih harus melanjutkan misi baru mereka. Sepertinya, kali ini mereka akan bekerja sama.

"K, gue bener-bener nggak habis pikir kenapa Lo bisa udahan sama Angkasa," ujar Malven selama perjalanan mereka ke ruangan Pangbes Pancayuda.

Starla tersenyum sarkas. "Terkadang apa yang kita mau emang nggak sesuai dengan harapan. Gue nggak mau egois, M."

"Kenapa nggak Lo yang ngalah?"

Skak mat.

"Kenapa nggak Lo yang lepasin jabatan Lo dan pertahanin cinta kalian?" Ulang Malven.

Starla masih juga terdiam.

"K, gue tau Lo cinta mati sama pekerjaan ini. Itu sebabnya gue ngerti kenapa Angkasa yang mau ngalah. Tapi apa Lo bahagia sekarang?"

"Tanyain ke hati Lo, apa Lo bahagia dengan ngelepas Angkasa dan pertahanin pekerjaan ini?"

Lalu Malven berjalan lebih dulu masuk ke dalam ruangan yang menyimpan banyak kenangan tentang Angkasa itu.

Starla membeku. Dia merasa semakin sesak dengan kenyataan itu. Menyesal? Sudah terlambat Starla.

Langkah Starla begitu berat membawanya masuk ke ruangan itu. Terutama melihat kursi yang kini telah ditempati oleh orang lain.

Starla tau, dia yang bersalah.

"Lapor Panglima! Kapten Malven melapor siap menerima perintah!"

Suara Malven membuat Starla tersentak. Dia langsung menegakkan tubuh menghadap Pangbes Pancayuda. "Lapor Panglima! Kapten Starla melapor siap menerima perintah!"

"Kapten Malven dan Kapten Starla, tentu kalian tau kenapa saya memanggil kalian berdua bersama-sama. Kali ini, kalian akan bersatu untuk satu misi penting."

Partner in Crime (KOMPLIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang