17. Jebakan

33.4K 2.5K 80
                                    

"Boss, mereka semua sudah tertangkap!" Lapor salah seorang yang baru saja datang.

Mata Angkasa melebar. Urat-urat di tubuhnya kencang. Kedua tangannya mengepal. Entah bagaimana, dia bisa melihat Kailendra menyeringai ke arahnya.

L.

M.

B

Kapten Black.

Kapten Minor.

Team Minor.

Mereka semua digiring ke hadapan Gerindra dengan senjata ditodongkan di kepala.

Lalu di mana Starla?

"Apa kalian kehilangan satu orang?" Tanya Gerindra.

"Maaf Boss, kamu masih belum mendapatkan Kapten Abjad, Agent K," seseorang menunduk saat melaporkan.

Dor!

Satu tembakan kematian berlubang di kepala orang tersebut. Dia dibunuh setelah berhasil membawa lebih dari sepuluh penyusup hanya karena gagal mendapatkan 1 orang di antaranya.

Lalu beberapa orang menyeret yang tertembak dan membuangnya ke bawah seperti hewan.

"Black, Minor. Kalian ternyata tidak pernah mengerti dengan apa yang pernah saya perintahkan. Saya pernah bilang, jangan melakukan sesuatu di luar batas pekerjaan kalian. Saya meminta kalian untuk bekerja santai selama ini, tapi kalian malah memilih pekerjaan berat." Gerindra berdiri angkuh di hadapan para tawanan yang terikat.

"BODOH!!!"

"Kami bekerja atas nurani, bukan perintah!" Jawab Black dengan berani.

"Hahahaha. Nurani? Apa nurani membawamu pada kekayaan Black? Apa pangkat mu akan naik hanya dengan Nurani? Kamu lihat diri kamu, sepuluh tahun kamu bekerja tapi pangkatmu hanya seorang Kapten!"

"Bukan pangkat yang saya cari. Saya tidak serakah seperti anda!" Jawab Black lagi.

"Hahahahaha." Gerindra tertawa keras.  Lalu matanya beralih pada Kapten Mayor. "Mayor, kenapa kamu pertaruhkan nyawa team kamu hanya untuk membantu seorang pengecut? Andai saja kamu tidak di sini saat ini, mungkin saya sudah akan mempromosikan team kamu untuk bekerja di level yang lebih tinggi."

"Cih!" Kapten Mayor meludah kasar.

Merasa terhina, Gerinda mengeluarkan pistolnya dan mengarahkannya ke kening Mayor.

DOR!

Semua pasukan terkejut. Mereka marah atas kekejian dari Gerindra.

Satu pahlawan terbaik dunia telah gugur saat bertugas.

Black begitu marah. Dia berusaha melepaskan diri dari ikatan tali di tubuhnya. Mayor adalah sahabat baiknya. Mayor adalah prajurit terbaik yang tak pernah meminta jasanya dibayar lebih.

"ANJING!" Maki Black pada Mayor.

"Hahahaha," Gerindra justru tertawa.

"Kalian semua akan bernasib sama seperti dia," ujar Gerindra. "Dan kalian pikir kalian akan dikenang setelah ini? Kalian hanya akan dianggap gugur saat menjalankan tugas Ilegal. Kalian tidak akan diberikan pujian. Keluarga kalian tidak akan mendapatkan santunan. Kalian dengar itu??!"

Semua melotot marah pada Gerindra.

"Selama ini gue hormat sama Lo. Gue kagum sama Lo. Gue pikir Lo panglima perangnya hebat! Ternyata Lo cuma seorang vangsat!!" Malven memaki Gerindra dengan berani.

Lalu pistol Gerindra mengarah ke kepala Malven.

Seketika itu juga Black langsung merangkak menghalangi pistol mengenai Malven. "Tembak gue, Gerindra. Anak buah gue, jangan Lo sentuh mereka!"

Partner in Crime (KOMPLIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang