12. Malam

44.5K 3K 76
                                    

Ting.


From: Angkasa
Aku haus.

Starla membaca pesan itu sambil sesekali melirik Black yang sedang membahas tentang persediaan senjata di telepon bersama Malven. Dia nggak pernah lupa kalau saat ini Angkasa sedang bersembunyi di kamarnya selama 3 jam lamanya.

Diam-diam, Starla berjalan ke dapur. Dia berpura-pura minum saat mata Black mengawasinya. Lalu ketika Black lengah, dia membawa cangkir berisi air mineral masuk ke kamarnya.

"Kamu nggak berniat pulang?" Tanya Starla dengan suara pelan. Dia memberikan segelas air yang dibawanya dan langsung diminum habis oleh Angkasa.

"Kok kamu ngusir sih?"

"Bukan gitu. Nanti kamu bosen sembunyi di sini terus."

"Kalo gitu aku keluar," Angkasa berlagak melangkah ke pintu. Taktiknya berhasil, Starla tentu akan langsung menghalanginya.

"Mau mati kamu ditembak si Black?" Sergah Starla.

"Kamu di sini aja biar aku nggak bosen," Angkasa memeluk pinggang Starla.

"Kalo aku terus-terusan di kamar, Black bakal curiga."

"Selalu aja tentang cowok sialan itu," Angkasa mengeraskan wajahnya dan melepas pelukannya.

Starla ini tipikal cewek yang perlu dilatih kepekaannya kali ya. Udah jelas Angkasa itu sedang cemburu, eh dia malah biasa aja dan sibuk membereskan tempat tidurnya yang berantakan.

"Kalo kamu bosen kamu pulang. Kalo tetep mau nunggu, jangan berisik."

Angkasa ingin mencekik cewek itu rasanya. Percuma pura-pura ngambek sama cewek mati rasa seperti Starla.

Hop.

Angkasa memeluk Starla dari belakang. "Malem ini nginep di apartemen aku ya?" Minta Angkasa.

Kata-kata nginep membuat jantung Starla seketika bergejolak.

"Kamu bebas tugas kan kalo week-end?"

Starla berdeham melepas pelukan Angkasa. "Emang mau ngapain nginep di sana?"

Angkasa tersenyum geli. Pikiran Starla pasti mengarah pada hal yang tidak-tidak dan dia akan menambah bensin dalam api. "Emangnya mau ngapain lagi kalo cewek sama cowok berduaan di apartemen? Nggak mungkin kan kalo kita mau main boneka?"

Starla makin panik. "A-aku nggak bisa," Starla jelas akan menolak.

Angkasa terkekeh. Dia menangkup pipi Starla yang terasa panas akibat terlalu gugup. "Aku cuma pengen ngabisin waktu 24 jam sama kamu tanpa diganggu oleh siapapun. Aku janji aku nggak bakalan lakuin hal yang di luar batas tanpa izin kamu."

Starla bisa melihat kejujuran dari mata Angkasa. Dia seakan mampu menyelam ke dasar hati terdalam cowok itu hanya melalui tatapan saja. Refleks, dia mengangguk.

Angkasa tersenyum. Dia memeluk Starla. Dihirupnya aroma tubuh Starla yang begitu disukainya. "I love you," bisiknya.

Wajah Starla seketika merona merah. Dia membalas pelukan itu sama eratnya. Tubuh Angkasa seakan memang diciptakan untuknya. Begitu pas ketika mereka menyatu, Starla seperti terlindungi.

"I love you too," bisik Starla balik.

🔫🔫🔫

Starla dibuat kagum oleh kemewahan yang terpampang di apartemen Angkasa. Seolah tak cukup hanya dengan Ducati dan Lamborgini Aventador, Angkasa kembali memamerkan bangunan megah yang menjadi tempat tinggalnya itu. Sebuah apartemen yang terletak di jantung Ibukota dan juga merupakan apartemen paling berkelas.

Partner in Crime (KOMPLIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang