54. They Are Back!!

7.3K 543 17
                                    

"Ayo kita menikah."

Melihat keraguan di mata Starla, Angkasa menangkup pipi gadis itu dengan lembut. "Percaya sama aku, semua akan baik-baik aja. Kita hanya perlu menghentikan drama perpisahan ini dan hidup dalam kenyataan. Nggak ada yang baik-baik aja dengan berpisah, Starla. Kita sama-sama menderita sejauh ini. Apa kamu masih merasa satu tahun itu belum cukup?"

"Ayo kita menikah. Akan aku buktikan kalau keputusan ini nggak akan salah. Kamu ataupun aku, kita nggak perlu berkorban. Kita hanya harus sama-sama berjuang, bukan menyerah."

Mendengar kata menikah yang keluar dari mulut Angkasa, terasa seperti sangat mudah di telinga Starla. Keyakinan Angkasa untuk mempersatukan kata kita yang pernah hancur, membuat Starla tertular untuk kembali percaya bahwa memang mereka harus bersatu kembali.

Starla meletakkan tangannya di atas tangan Angkasa. "Menangkan misi kali ini. Setelah itu, lamar aku kembali," ujar Starla sungguh-sungguh.

Angkasa tersenyum. Dia menggenggam tangan Starla dengan penuh ketulusan. "Aku janji," ujarnya dengan lembut, namun sarat akan keyakinan.

Starla tersenyum. Mengangguk untuk percaya pada janji tersebut.

"Ayo," Angkasa mengulurkan tangannya, mengajak bergandengan. Dengan bersatu, mereka akan lebih kuat.

Tanpa ragu, Starla menerima uluran tangan tersebut. Saling menggenggam dengan begitu eratnya. Lalu mereka keluar dari tenda dan membuat semua mata terpelongo menyaksikan itu.

Angkasa dan Starla telah kembali. They are back!

"SEMUA SIAP?!" Tanya Angkasa tegas pada semua agen yang berbaris per-kelompok.

"SIAP!!!" Jawab kesemuanya kompak.

"Jalankan tugas ini dengan satu catatan, pulang dengan membawa hasil dan selamat tanpa cacat. MENGERTI?!"

"MENGERTI, SIAP DILAKSANAKAN!!!"

"Bubar."

Semua lantas bubar berdasarkan arah mata angin. Angkasa dan kelompoknya akan menuju ke selatan.

"Stay behind me. Ngerti?" Angkasa menatap Starla serius.

Starla mengangguk.

"Bima, Lo tolong ikut bantuin gue jaga nih cewek bodoh. Dia ceroboh, jenis peluru aja nggak tau," ejek Angkasa dengan nada serius.

Starla seketika melotot. Sialan Angkasa! Jatuhlah harga diri Starla di depan Bima yang sesama Kapten. Apalagi lihat, Bima tertawa jahat seakan puas dengan penghinaan yang didapat Starla itu.

"Tenang Pak, saya akan di belakang," ujar Bima semakin terkesan mengejek.

"Kalian belum pernah ngerasain mandi pakek air keras, kan? Mau nyoba nggak?" Starla menawarkan.

Angkasa dan Bima tertawa.

"Ayo," Angkasa lantas menggandeng Starla. Mereka berjalan menyusuri hutan lebat yang membungkus markas persenjataan LIA.

🔫🔫🔫

Sudah setengah hari Rombongan berjalan menyusuri hutan. Untunglah Starla seorang prajurit sungguhan, sejak awal dia sedikitpun nggak terdengar mengeluh. Malah semangatnya melampaui Bima yang sejak tadi selalu ketinggalan karena lelah.

"Kita istirahat," ujar Angkasa begitu menemukan tempat teduh dan layak untuk dijadikan tempat beristirahat.

Lokasi markas LIA memang sangat jauh dari Base camp. Hal itu jelas dilakukan agar keberadaan mereka tidak tercium oleh pasukan LIA. Tapi resikonya mereka harus menempuh perjalanan jauh dengan berjalan kaki. Karena nggak ada satu kendaraan pun yang bisa menembus ke sana kecuali menggunakan helikopter.

Partner in Crime (KOMPLIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang