Milk

11.2K 1.1K 82
                                    

Story : Milk

.

.

“Mma~ cucus! Cucus!” Tubuh bulat Jeno dengan susah payah mencoba untuk mengambil posisi berdiri, kemudian ia melompat-lompat diatas sofa untuk mengambil atensi sang ibu yang sedang duduk tidak jauh darinya.

Doyoung menghela nafas gemas. Ia menangkap tubuh Jeno dengan cepat dan mendudukannya kembali di sofa. “Bukan cucus, tapi susu. Coba bilang, hng… Su-su.” Wajah Doyoung berubah serius, mendikte kata ‘susu’ agar jagoannya yang bulat itu mau belajar mengucapkan kata tersebut.

Tapi si kecil menggelengkan kepalanya dengan begitu kuat. “Cucus!”

“Aniya―susu. Bilang ‘susu’, dan eomma akan menyeduhnya untukmu. Ayo…”

“CUCUS!” Balas Jeno sengit.

Sekali lagi, Doyoung hanya bisa menghela nafasnya sedikit berat. “Okay, okay. Cucus atau apapun itu, terserahmu saja.” Katanya pasrah. Ia beranjak untuk berdiri diikuti oleh si pangeran kecil yang mengekor di belakang.

Ketika tiba di dapur, Doyoung membuka satu lemari bagian paling atas dan mengeluarkan satu jar bening yang berisi susu formula milik Jeno. Dahinya mengernyit, mendapati susu untuk Jeno hanya tinggal sedikit; mungkin hanya cukup untuk seduhan kali ini saja.

Tangannya bergerak cepat mengambil satu gelas yang biasa di pakai Jeno meminum susu. Tapi sebelum benar-benar membuatkan anak itu susu, sebuah pemikiran terlintas di otak Doyoung.

“Ya, Jeno-ya…” Tubuhnya berbalik, kemudian berjongkok agar menyamai tingginya dengan si kecil. Dua tangannya terangkat, satu menunjukkan pada Jeno jar berisi susunya yang tinggal sedikit, sementara satu tangan lainnya memegang gelas. “…lihat, susu Jeno sudah habis.” Ujarnya, memindahkan susu bubuk di dalam jar itu ke dalam gelas dan memperlihatkannya pada Jeno yang memperhatikan dengan seksama.

“Cucus… mma~!”

“Iya, susu Jeno sudah habis.” Katanya, mengulang. “Sana, bilang appa…”

Doyoung berusaha sekuat tenaganya untuk menahan tawa begitu melihat Jeno yang langsung berlari dengan kedua kaki kecilnya meninggalkan dapur. Anak itu mengerti apa yang di katakan ibunya ternyata…

Karena Jaehyun sedang ada di ruangan sebelah, jadi telinga Doyoung bisa dengan jelas mendengar bagaimana Jeno yang sekarang sudah mengganggu kerja sang ayah. Ia terkikik sambil menyeduhkan susu untuk Jeno.

.

.

Ruangan itu tidak terlalu besar, tapi cukup nyaman untuk bersantai disana. Dengan sebuah matras tipis yang di gelar disana, Jaehyun duduk dengan sebuah laptop yang menyala di pangkuan. Dia sedang mengerjakan sebuah laporan untuk rapat besok, ngomong-ngomong.

“Ppa! Ppa!”

Jaehyun langsung mengulas senyum melihat kedatangan si pangeran kecil. Segera ia singkirkan laptopnya sebelum tangan-tangan kecil yang cukup nakal itu merusak pekerjaannya. “Hn? Ada apa?”

“Cucus, Jen!” Oh, lihatlah… bibir Jeno bahkan sampai mengerucut, berusaha sekuat yang dirinya bisa untuk memberitahu sang ayah tentang susunya yang sudah habis. “Ppa, Jen… cucus, abis!”

Jaehyun tergelak, cukup kencang sampai membuat Jeno hanya berkedip menatapnya. Jaehyun mengerti apa yang anak itu coba ucapkan… mungkin ‘Susu Jeno sudah habis’. Tapi karena dirinya yang belum bisa bicara, kalimatnya jadi seperti itu. Bibir yang mengerucut juga kedua tangan yang bergerak-gerak mencoba menjelaskan dengan caranya sendiri.

“Cucus, Jen… abis!”

“Iya, iya… Susu Jeno sudah habis. Begitu?”

Si kecil mengangguk.

“Nah, karena susunya sudah habis, Jeno tidak boleh minum susu lagi, ya? Appa tidak punya uang untuk membelinya lagi.”

Jaehyun hanya bercanda, iya, niatnya memang hanya ingin menggoda Jeno. Doyoung memang tidak mengatakan apapun tentang susu Jeno yang sudah habis, tapi mereka memang akan pergi belanja sore nanti.

Tapi, respon yang Jaehyun dapat dari Jeno adalah… kedua matanya yang memerah kemudian air matanya jatuh begitu saja.

“Yah, kau menangis, eh?” Jaehyun menatap putranya kebingungan. “Ada apa―”

“Cucus…” Katanya lirih. “…cucus~ HUWEEEE! CUCUS!”

Jaehyun seketika menjadi panik. Beruntung, Doyoung segera menghampiri dengan satu gelas susu di tangannya yang membuat Jeno berhenti menangis namun tetap terisak sesekali.

“Meskipun belum fasih melafalkan kata-katanya, tapi Jagoanmu ini mengerti apa yang kita katakan.” Doyoung menjelaskan pada Jaehyun, sementara si kecil masih terisak di bahunya. “Saat kau berkata tidak punya uang, mungkin dia mengerti, kalau tidak ada uang berarti dia tidak akan minum susu dan dia tidak mau hidup tanpa susu.”

Astaga! Jaehyun antara gemas dan sebal. Anaknya itu… meskipun baru dua tahun tapi sudah memiliki banyak tingkah yang… hmm… selalu bisa membuatnya ingin menggigit pipi bulat itu.

Dan hari itu, Jeno tidak seaktif biasanya sebelum Jaehyun benar-benar membawanya pergi belanja dan membeli susu.

.

.

.

Milk ; end.

The Little PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang