TRASH ― Story : No Name (2)

5.5K 757 100
                                    

TRASH ― Story : No Name (2)

.

.

Si kecil jagoan Jung Jaehyun itu terlihat sibuk sendiri dengan buku gambar dan juga satu set krayon miliknya. Tubuh kecil nan gembulnya menelungkup diatas sebuah karpet berbulu halus yang sengaja di pasang di lantai kamarnya.

Anak itu menyanyi dengan ceria―menyanyikan Baby Shark dan Twinkle Twinkle Little Star dengan bahasanya sendiri.

Tangan-tangan kecilnya menggenggam beberapa warna krayon, kemudian menggoreskannya secara acak dan asal-asalan.

"Nah, Beonon walnai bilu, ya. Nanti bial Jeno yang kasih walna hijau." Dia menggumam, terlihat seperti sedang berbicara dengan seseorang tapi pada kenyataannya tidak ada siapa-siapa disana.

"Ih, bukaaaannn! Itu bukan bilu!" Jeno mendengus, ekspresi wajahnya lucu sekali jika kau ingin tahu. Ia segera mencari krayon yang memiliki warna biru dan memberikannya pada seseorang yang di maksudnya dengan 'Beonon'. "Ini bilu. Jadi, Beonon walnai pakai walna ini, oke?"

Ia kembali sibuk pada krayon di tangannya, masih mewarnai spot yang sama dengan warna yang sama pula.

"Tapi halus di kasih nama. Kalau tidak di kasih nama, nanti Jeno bingung."

"Beonon?"

"Iya, iya... namamu Beonon. Bagus, kan? Hihihi."

Jeno tertawa sendirian, terkikik sendirian, berbicara sendirian, seolah di depannya ada seorang teman yang mampu matanya lihat.

"Pokoknya, Beonon halus jadi teman Jeno. Nanti, Jeno ajak Malk hyung main sama-sama."

Joohyun, yang sejak tadi berdiri di depan pintu dengan sedikit celah terbuka menatap cemas pada cucu pertamanya itu. Ia berbalik, menatap tepat pada mata Doyoung yang memancarkan kekhawatiran. "Sejak kapan?"

Putranya menggelengkan kepala. Jelas sekali kedua matanya sudah memerah menahan air mata yang siap turun kapan saja. "Lebih dari satu minggu, eomma." Ia menjawab dengan suara pelan. "Apa yang harus aku lakukan? Jeno bahkan selalu seperti itu ketika dia sendirian di kamarnya."

Joohyun sangat paham jika Doyoung terlihat begitu panik sekarang. Ia berusaha tersenyum, memeluknya sebentar untuk menenangkan. "Tidak apa-apa, semua akan baik-baik saja setelah ini." Ucapnya lembut. "Sekarang, biar eomma masuk dan mengajak Jeno pergi. Sementara kau ikutlah dengan Jaehyun untuk mencari rumah baru secepatnya. Mengerti?"

"Tapi, eomma―"

Ibunya memotong dengan menggelengkan kepala. "Mungkin telah terjadi sesuatu disini yang kita tidak tahu. Serahkan urusan rumah ini pada ayahmu dan ayah mertuamu. Sementara eomma dan Jaejoong-ie membawa Jeno main keluar, kau segeralah pergi dengan Jaehyun."

Doyoung mengerutkan dahi, sedikit pening hingga tak memahami ucapan ibunya sendiri.

"Jeno akan baik-baik saja. Kita akan membawanya ke psikiater setelah urusan rumah beres. Hng?"

Doyoung mengangguk. Dengan lemas, ia coba peluk ibunya satu kali lagi. "Maafkan aku karena tidak bisa menjaga Jeno dengan baik, eomma... Maaf." Perasaan bersalah merasuki setiap sudut hati dan pikiran Doyoung. Ia terus menyalahkan dirinya sendiri sejak tahu ada yang tidak beres dengan jagoan kecilnya. "Maaf―"

"Bukan salahmu, sayang... Sudah, jangan seperti ini." Ibunya menenangkan. "Sekarang, bersiaplah... Jaehyun pasti sudah menunggumu."

Doyoung mengangguk. Ia mempercayakan Jeno pada ibunya tentang ini.

The Little PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang