Ten

9.8K 1K 134
                                    

Story : Ten

.

.

Taeyong sudah sejak lama ingin membawa tunangannya itu ke Korea, tapi karena kesibukan masing-masing rencana itu belum terealisasi sampai sekarang. Bahkan kemungkinan besar, pernikahannya yang di rencanakan tahun ini, akan di selenggarakan di Thailand, di rumah keluarga tunangannya.

Jaehyun dan Doyoung sudah mengenal Ten, begitupun dengan keluarga besar Jung. Karena Taeyong itu sudah seperti keluarga untuk Yunho, maka setiap langkah yang Taeyong ambil itu Yunho pasti mengetahuinya.

Mungkin, hanya satu orang yang belum mengenal Ten. Dia adalah si kecil Jung Jeno.

"Nah, sekarang samchon akan mengenalkan seseorang padamu."

Jeno―yang hari itu sedang berada di kantor ayahnya menatap Taeyong dengan matanya yang membesar. Ia paham ucapan Taeyong, tentu saja. Kepalanya condong ke samping dan terlihat bingung. "Nugu?"

Taeyong tersenyum. Menjelang tiga tahun usianya, Jeno sudah bisa berbicara meskipun sedikit. "Kemari, samchon akan menunjukkan fotonya padamu."

Langsung saja Jeno kecil beringsut menjadi duduk di pangkuan Taeyong. Dengan tidak sabar ia menunggu sang paman yang sedang menyentuh-nyentuh layar ponselnya entah sedang mencari apa.

"Ini dia..." Kemudian, layar ponsel Taeyong menampilkan gambar seorang pria manis dengan senyumannya yang cantik. "...namanya Ten."

"Ten." Jeno mengulang dengan baik dan benar, mengundang Taeyong untuk tersenyum lagi karena jagoannya Jaehyun dan Doyoung ini bisa melafalkan nama tunangannya.

"Ten hyung... Jeno harus memanggilnya begitu, ya?"

"Ten?"

"No, jangan memanggilnya dengan hanya nama, itu tidak sopan. Kan Jeno sudah bisa bilang 'hyung' sekarang. Jadi, Jeno harus memanggilnya 'Ten hyung'. Oke?"

Kepala Jeno mengangguk beberapa kali dengan mata yang masih terpaku pada gambar yang terpampang di ponsel Taeyong. "...ippeo." Ia bergumam kecil.

Taeyong mendengarnya, dan ia terkikik geli. Jung Jeno―yang kata Jaehyun adalah setan kecilnya yang paling berharga sudah tahu mana yang cantik dan tidak cantik. Ya ampun, ini pasti ajaran Jaehyun, batinnya.

"Doyoung eomma ippeo?"

"He-um! Eomma ippeo." Jeno tersenyum dengan kepala mendongak seraya menoleh ke belakang untuk menatap Taeyong, menunjukkan eyesmile-nya yang indah.

Tapi tetap saja, yang tercantik bagi Jeno adalah ibunya. Dan ini pasti ajaran Jaehyun juga.

"Yah, Jeno-ya..." Taeyong teringat sesuatu. Ia simpan ponselnya diatas meja kemudian menurunkan Jeno dari pangkuannya menjadi pindah pada spasi kosong di sampingnya. "...samchon akan memberitahumu sesuatu." Nadanya terdengar serius.

Si kecil merengut, kentara sekali dahinya berkerut bingung.

"Ten hyung itu namanya sedikit... hmm... sulit." Taeyong menatap kedua mata sipit Jeno yang sekarang membesar, tampak memperhatikan dan mencoba memahami ucapannya. "Tapi karena Jeno sudah bisa bicara, Jeno pasti bisa mengatakannya."

"Uhh?"

"Namanya itu... Chittapon."

Dahi Jeno semakin berkerut. Matanya memicing menatap Taeyong. "Ttipon."

Taeyong langsung tergelak mendengar satu kata yang keluar dari mulut Jeno barusan. Apa katanya? Ttipon? "No, no... Chittapon." Taeyong mengulang seraya menahan tawa, sungguh, ekspresi wajah Jeno lucu sekali sekarang. "Chi!" Taeyong mendikte.

"Tti!" Dan Jeno mengikuti dengan wajah seriusnya.

"...tta―"

"Ta!"

"...pon."

"Pon!"

"Chittapon."

"Ttipon."

Taeyong tertawa terbahak, tidak peduli pada bagaimana reaksi Jeno saat ini. Ia... ia hanya merasa lucu dengan anak dari presdirnya ini. "Ya ampun, Jeno... kenapa kau lucu sekali?" Taeyong berucap seraya kedua tangan yang bergerak untuk menangkup pipi bulat Jeno, menakannya sampai mulutnya mengerucut seperti ikan.

"Uhh! Thileo!"

"Hahaha, coba ulangi... Chittapon!"

"Ttipon!"

"Chittapon Leechaiyapornkul."

"ASDFGHJKL!#$/^&*()!" Pada akhirnya, Jeno yang kesal malah berteriak tidak jelas. Ia hampir menangis, kedua matanya memerah bahkan sampai ke ujung hidung dan telinga. "Huweeee!"

Kan. Menangis.

"...eh? Kenapa menangis?" Taeyong sontak menghentikan tawa gemasnya ketika Jeno sudah menangis keras. Dahinya mengernyit. "Jeno-ya..."

Tapi belum sempat Taeyong membujuk si gembul agar tidak menangis, Jeno justru sudah turun dari sofa dan berlari keluar dari ruangan dengan tangis yang semakin kencang.

Hah!

Tidak masalah sebenarnya jika Jaehyun ataupun Doyoung yang menemukan Jeno menangis kencang seperti ini, tapi beda ceritanya jika itu adalah Jung Yunho.

Bisa-bisa ia di panggil ke ruangan sang presdir besar―

Tok Tok.

"Taeyong-ssi, kau di panggil Yunho sajangnim..."

Tuh kan!

Dasar setan kecil ; Taeyong menggerutu. Ingatkan ia untuk memberitahu kelakuan Jeno pada orangtuanya dan juga pada... Ten.

.

.

.

Ten ; end.

Ini cerita punyanya sasadevin ^^ maaf yaa belum bisa datengin ten, soalnya belum saatnya ten ketemu si gembul XD

The Little PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang