I'm Sorry [4 - Fin]

10K 1K 54
                                    

Story : I'm Sorry (Bag. 4 - Fin)

.

.

“Jenooooong…”

Suara tawa itu terdengar saling bersahutan di kamar Doyoung. Terlihat kasur dengan sprai putih itu berantakan sekali, sementara para pelakunya malah asik bermain-main dan tertawa disana.

“…dasar gembul!”

Salah satunya adalah suara berat Jaehyun yang gemas sekali dengan tingkah anaknya. Mengikuti Doyoung, ia juga memanggil si pangeran kecil dengan sebutan ‘Jenong’. Dan pada akhirnya, ia ketagihan memanggil Jeno dengan nama itu.

“Ppah, ppah!” Tubuh gembul Jeno sudah berdiri diatas tempat tidur. Ia melompat-lompat disana seperti ia adalah bayi yang tidak akan jatuh.

“Heh, jangan melompat. Kau bisa jatuh nanti―”

Hup!

“AKH!”

Belum selesai menasihati anaknya untuk tidak melompat, Jeno sudah melompat menerjang tubuh ayahnya. Naik diatas perutnya yang membuat Jaehyun memekik sakit. “Huwaaa~ ppa! Daht, nonono!” Dan kedua tangan mungil yang menampar kedua pipinya.

“…sakit, Jung!” Jaehyun mengerang, perutnya sakit sekali di duduki oleh tubuh penuh lemak bayi Jeno-nya dengan tidak main-main. “Nah, jangan coba-coba dengan appa, hng? Rrawr!”

Jeritan heboh terdengar dari Jeno saat Jaehyun menggerakkan tangan untuk memerangkap tubuh anaknya. Ia membawanya berguling-guling memutari tempat tidur sampai bed covernya jatuh, menggigiti kedua pipi bulatnya, dan menciumi bibirnya sebagai pembalasan.

Ah, bermain dengan Jeno memang yang terbaik. Rasa rindunya selama dua hari ini benar-benar terobati malam ini.

Tadi, ia sudah mandi bersama dan berendam untuk waktu yang lama. Sepuluh menit pertama, si kecil banyak sekali tingkahnya sampai mereka tergelak berdua dengan begitu kencang. Tapi, pada menit-menit berikutnya Jeno mulai tenang. Jaehyun jadi bisa menikmati waktu tenang bersama anaknya seraya mencuci rambut hitam Jeno sambil berendam. Tidak lupa ia juga meminta si kecil untuk menggosok punggungnya, meskipun Jaehyun tahu pekerjaan Jeno tidak akan sebaik pekerjaan Doyoung. Hah!

Meskipun Jeno masih bertingkah ketika ia memakaikannya baju tidur dengan berlari-lari membawa perut bulatnya mengelilingi kamar, tapi tidak apa-apa. Jaehyun menikmatinya. Menikmati kelakuan Jeno yang menggemaskan dan menyebalkan sekaligus.

“Huweeee~…”

Jaehyun mengerutkan dahinya mendengar Jeno yang mulai menangis. Ia sontak saja mengambil posisi duduk dan melihat Jeno yang masih di dalam dekapannya. “Ya, kenapa, eh?” Khawatir, tentu saja. Ia takut melukai si kecil saat mereka bermain.

Di lihatnya semua bagian tubuh Jeno. Tangannya, kakinya, wajahnya, dan yang lain―ia sempat dibuat berdecak karena melihat tubuh Jeno benar-benar bulat karena lemak. Duh!

“Huweeee…”

“Kau tidak apa-apa, sayang… Tidak ada yang luka. Jadi kenapa menangis?”

Tangis Jeno semakin kencang, bersamaan dengan itu Doyoung membuka pintu kamar dan masuk dengan sesuatu di tangannya.

“Kau apakan dia sampai menangis begitu?”

Belum sempat Jaehyun menjawab pertanyaan Doyoung, si kecil sudah mengangkat wajah dan berteriak ketika melihat ibunya, “YOUNG!” lalu bersusah payah untuk berdiri.

Jaehyun membuang nafas panjang. “Dia tiba-tiba menangis begitu. Aku tidak tahu kenapa, padahal dia tidak terluka…”

Dua alis Doyoung bergerak naik, memandang bingung si kecil. Kalau sudah tiba-tiba menangis, dia pasti― “…kau lapar?” Tanyanya, berdiri di sisi tempat tidur yang terdapat suami dan anaknya disana.

The Little PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang