New Friend

7.7K 979 213
                                    

Story : New Friend

.

.

Jeno masih terisak. Sesekali bocah itu akan menangis karena teringat dengan popcorn pemberian paman Lucas yang tumpah―dan ia melihatnya tadi di sapu oleh petugas mall. Tangannya melingkar kuat di leher ayahnya, menyembunyikan wajah di bahu kokoh itu demi menghindari si tersangka yang menyebabkan dirinya jatuh beserta popcorn-nya.

“Haechan, minta maaf.”

Seorang lelaki dewasa yang terlihat tampan itu mencoba untuk membuat si anak lain yang sedang memainkan rubik agar meminta maaf. Tapi, ia hanya menghembuskan nafas lelah karena anak itu tidak mendengarkannya sama sekali.

Wajahnya terangkat, menatap Jaehyun dan Doyoung bergantian kemudian membungkuk penuh penyesalan. “Maafkan putraku…” Ucapnya meminta maaf. “…dia selalu seperti itu jika aku ajak pergi tanpa ibunya. Sekali lagi, maafkan putraku.”

Doyoung balas membungkuk sopan, dan memberikan senyum pengertian. “Tidak apa-apa, sungguh. Mungkin, Jeno juga menghalangi jalan karena sibuk dengan makanannya. Bukan salah putra anda…”

Suara isak tangis jagoan Jung itu masih terdengar. Dengan sabar, Jaehyun mengelus punggung si kecil penuh kelembutan. “Sudah, sudah. Masa Iron Man menangis? Kan jagoan~” Bujuknya. “Nanti beli lagi popcorn di dalam, okay? Tiga cup besar kalau Jeno mau.”

Doyoung juga melakukan hal yang sama. Ia mengusap pipi bulat Jeno yang basah karena menangis, mengusap kepalanya dengan lembut, dan mengatakan hal yang sama seperti yang Jaehyun katakan.

Sementara itu, lelaki dewasa lain yang ada disana melirik si anak sekali lagi. Setelah menarik nafas panjang, ia berjongkok untuk menyamai tinggi anaknya dan berkata, “Hey, bocah. Lihat appa…”

Anak lelaki itu berbalik, mengabaikan rubik di tangannya kemudian menatap ayahnya dengan sorot mata polos khas anak kecil.

“Kau sadar sudah membuat anak lain menangis, huh? Kau menabraknya sampai jatuh, kau membuat makanannya juga tumpah… dan tidak mau minta maaf?”

Si kecil dengan hoodie kuning itu mengernyit. Di tatapnya Jeno yang masih menangis dalam gendongan ayahnya, kemudian menggelengkan kepala. “Shilleo.”

Yang menjadi ayahnya itu menggerutu dalam hati, merutuk kenapa istrinya tidak ikut mengasuh si kecil ini. “…appa akan bilang pada eomma kalau kau nakal hari ini.”

Kedua mata bulat bocah itu mengerjap, menatap ayahnya lama sebelum berteriak, “Jangan! Jangan bilang eomma.” Eskpresinya berubah takut ketika sang ayah membawa-bawa sosok ibu dalam pembicaraannya. “…jangan bilang eomma.” Lanjutnya, lirih.

“Kalau tidak mau appa bilang eomma, sana, minta maaf.” Ayahnya memberi pengertian. “Kan kau sudah salah, jadi harus minta maaf. Eomma selalu bilang begitu, kan?”

Anak kecil itu mengangguk lemas, membenarkan perkataan ayahnya.

“Jadi, tahu apa yang harus kau lakukan?”

“Minta maaf.”

“Good boy.” Kepala si kecil di usak penuh sayang oleh ayahnya. “Sana, minta maaf dulu.”

Si kecil yang terlihat seumuran dengan Jeno itu membalik tubuh dengan kepala terangkat untuk menatap Doyoung dan Jaehyun. Ia terlihat mengulum bibir, sebelum kemudian ia membuka suaranya, “…pelmisi…”

Doyoung benar-benar tidak bisa menahan dirinya melihat betapa menggemaskan anak itu. Jadi, ia mencoba menyamakan tingginya dengan si kecil dan tersenyum. “Ya?”

The Little PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang