¤ Happy Readimg ¤
“Astaga Princess, kamu kenapa?” tanya Artha ketika dirinya membukakan pintu utama rumahnya.
Prilly langsung memeluk tubuh kakaknya itu dengan erat dan tangisannya pun belum reda. Artha menatap wajah Fera seolah bertanya ‘ada apa?’.
“Kakak, bawa Prilly masuk aja ya.” saran Fera dan diangguki oleh Artha, lalu Artha menuntun Prilly untuk masuk ke dalam dan mendudukannya di sofa ruang tamu.
“Bentar ya kak, gue ambilin Prilly minum dulu.” Pamit Fera dan berlalu pergi menuju dapur.
Sesampainya dari dapur, Fera menyerahkan segelas minuman ke tangan Artha dan disambut baik oleh Artha.
Artha meregangkan pelukannya, “Princess, minum dulu biar kamu tenang.” Artha memberikan segelas minuman yang tadi diambilkan oleh Fera. Prilly pun menerimanya dan meminum air itu hingga setengah bagian dari gelas.
Setelah merasa dirinya tenang, Prilly memberikan gelas itu kepada Artha.
“Kamu kenapa Princess? Kok tiba-tiba pulang sambil nangis?” tanya Artha sambil mengusap pelan rambut adiknya itu.
“A..li kak, dia jahat sama aku.” suara Prilly terdengar parau ditelinga Artha maupun Fera.
“Kak, Prill. Gue balik dulu ya. Sorry nih bukan maksud gue ninggalin lo dalam keadaan kayak gini. Tapi barusan mami gue sms kalo nenek gue yang ada di Bogor sakit jadi hari ini gue harus kesana. Setelah gue balik dari Medan gue kesini lagi. Sorry ya Kak, Prill.” Ucap Fera.
“Iya gak papa, makasih ya udah nganter Prilly.” Ucap Artha yang diangguki oleh Fera.
“Sorry ya Fer, gue ngerepotin lo.”
“Nggak Prilly. Gue gak merasa direpotin sama lo.” Fera memeluk tubuh sahabatnya yang sedang rapuh itu. “Gue pamit ya.” Fera melepaskan pelukan itu lalu pergi dari hadapan mereka berdua.
Sepeninggal Fera, Artha membawa Prilly menuju kamar Prilly agar ia beristirahat dan mengganti bajunya.
“Sekarang kamu istirahat dulu ya, nanti kamu ceritain ke kakak. Untung aja sekarang mommy sama daddy gak ada di rumah. Kalo mommy sama daddy ada disini pasti mereka khawatir sama kamu dan daddy akan cari Ali dan menghukum Ali.” ucap Artha lalu menarik tangan Prilly dengan lembut agar berdiri.
Prilly kembali mengaitkan tangannya ke pinggang Artha, “Emang mommy sama daddy kemana?” tanya Prilly.
“Mereka lagi ke rumah tante Irene, suaminya lagi sakit.” jawab Artha lalu membuka pintu kamar Prilly. “Kamu ganti baju terus istirahat ya.” Artha memegang kedua pipi Prilly lalu mencium kening Prilly dengan penuh kasih sayang.
“Kak, jangan beritau mommy sama daddy tentang ini ya kak.” Ucap Prilly sebelum dirinya masuk ke dalam kamarnya, Artha menganggukan kepalanya paham.
Setelah Prilly masuk ke dalam kamarnya, bel rumah Prilly berbunyi. Bi Nah yang sekarang tidak ada di rumah mengharuskan Artha membukakan pintunya.
Sosok pria yang tadi telah menorehkan luka yang dalam hati adiknya itu, kini berdiri di depan pintu dengan wajah yang terlihat menyedihkan.
“Mau apa lo kesini?” tanya Artha yang berusaha memendam amarahnya. Ia tak ingin tangannya ini menyentuh wajah Ali, ia tak ingin menghajar Ali untuk saat ini.
Ali menatap Artha, “Please bang, gue harus jelasin ke Prilly. Gue gak mau kejadian kayak waktu lalu ke ulang lagi.”
“LO SENDIRI YANG BIKIN KEJADIAN ITU KEULANG!” teriak Artha dengan nada marahnya, “LO UDAH BUAT ADIK KESAYANGAN GUE SEDIH BEGO! LO NYAKITIN DIA LAGI.” lanjutnya sambil menarik kerah baju Ali.
![](https://img.wattpad.com/cover/93946174-288-k862009.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
CAPTAIN
FanfictionE N D What Captain? Are you serious? cover cr : dizzy-eyed #95 in fanfiction, 21 Agustus 2018 #90 in fanfiction, 22 Agustus 2018 #57 in fanfiction, 23 Agustus 2018