Dua Puluh Dua

10.4K 625 70
                                    

¤ Happy Reading ¤

Part terakhir ....

Ali yang sedang tidur di kamar hotel terkenal di Roma, Italy ini harus terbangun karena suara gaduh dan berisik yang keluar dari mulut James dan Rayn. Ali yang baru tiba di Roma 3 jam lalu dan baru tidur 2 jam lalu ini masih merasakan lelah, ingin merasakan istirahat lama. Namun, hal itu gagal karena kelakuan dua manusia yang tidak tahu diri itu.
Ali memutuskan untuk membuka matanya lalu merubah posisi yang semula tidur menjadi duduk bersandar di kepala ranjang dengan mata yang masih terpejam.

“Woi, diem ngapa. Gue lagi tidur, ganggu gue aja lo.” Teriak Ali menghentikan percakapan antara James dan Rayn. James dan Rayn yang berada tak jauh dari Ali, membalikkan badannya menatap sahabatnya itu.

“Diem-diem bae, ngopi ngapa ngopi.” Balas James dengan teriakannya juga.

“Kita tau kali lo lagi tidur, masa lo merem gitu lo lagi masak sih.” Sahut Rayn.

Ali berdecak kesal dan bangkit dari posisi duduknya untuk menuju kamar mandi, hanya sekedar membasuh mukanya saja. Ali hendak melanjutkan tidurnya tadi, tapi hal itu diurungkan karena dua manusia itu pasti akan membuat kegaduhan lagi.

Setelah membasuh mukanya, Ali keluar dari kamar mandi dan menuju sofa yang ada di depan TV lalu mulai menyalakan televisi. James dan Rayn yang tadinya berdiri pun memilih menghampiri Ali yang sedang menonton acara televisi itu. Rayn yang mengambil posisi duduk di sebelah kanan Ali sedangkan James duduk di sebelah kiri Ali. Jadilah Ali duduk diapit dua manusia setan itu.

Ali menatap James dan Rayn silih berganti, “Ngapain lo pada ngikutin gue.” Ucapnya lalu kembali fokus menatap layar televisi.

“Kangen gue sama lo.” Celetuk James dengan senyuman jahilnya.

Ali menolehkan kepalanya menatap wajah James dengan jijiknya.

“Jijik gue, gak sudi juga kalo lo ngangenin gue.” Balas Ali.

“Lo tuh ya dikangenin orang ganteng nan kece ini gak mau.” Ucap James dengan wajah coolnya itu.

“Gue juga gak sudi kalo lo kangen sama gue.” Sahut Rayn yang sedari tadi hanya menyimak obrolan Ali dan James.

“Idih, gue aja kagak kangen sama lo. Yang ada gue bosen liat wajah datar lo itu.” James berkata sambil menatap wajah Rayn dengan malas.

“Gue kali yang bosen sama lo, tiap hari lo nempelin gue.” Ucap Rayn.

“Kayak setan aja lo sukanya nempelin orang.” Celetuk Ali. Sontak Rayn pun tertawa terbahak-bahak.

James menjitak kepala Ali dengan keras, membuat Ali mengaduh kesakitan.

“Sakit bego!” ucap Ali sambil mengusap bekas jitakan James itu.

“Lo kalo ngomong suka bener Li.” Ucap Rayn saat tawanya sudah mereda.

“Lo berdua itu ya suka banget ngebully gue.” James memasang wajah sok sedihnya.

“Lebay deh!” ucap Ali dan Rayn bersamaan.

“Oh iya, seminggu kemarin ngapain aja lo. Tumben-tumbenan lo cuti selama itu.” ucap Rayn dengan wajah seriusnya.

“Nah bener tuh, lo kan anti cuti kalo gak ada sesuatu hal yang penting banget.” Sahut James dengan wajah seriusnya juga.

Ali menolehkan wajahnya menatap wajah kedua sahabatnya sebentar sebelum kembali menatap layar televisi itu.

“Lagi ada problem sama pacar gue.” Ucap Ali.

CAPTAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang