Tiga Belas

9.6K 555 12
                                    

¤ Happy Reading ¤

Hari ini, hari yang dinantikan oleh Prilly, Fera, dan Ghisell. Sekarang Prilly dan Fera sedang menunggu kedatangan Ghisell di rumah Fera. Mereka memilih rumah Fera untuk tempat berkumpul karena letak rumah Fera yang dekat dari bandara.
Fera yang baru saja keluar dari kamarnya dengan membawa satu koper besar di tangan kanannya menghampiri Prilly yang duduk di sofa.
Tadi pagi-pagi buta Prilly sudah berada di rumah Fera, bahkan tuan rumahnya saja belum bangun.

“Ngapa wajah lo kusut gitu. Gih sana setrika tuh wajah biar kagak kusut.” Ucap Fera saat melihat Prilly yang sibuk memerhatikan ponselnya dengan wajah yang ditekuk.

“Ali, dari lusa gak ada kabar.” Ucap Prilly lirih.

“Tumben-tumbenan. Ntar deh tunggu Ghisell datang, lo tanyain ke dia.” Prilly menganggukan kepalanya lesu.

Drrt drrt

Prilly mendapat notifikasi dari handphonenya, dengan senang Prilly membukanya.  Namun, setelah membaca isi notifikasi itu wajah Prilly kembali murung.

“Tadi aja wajahnya seneng, eh sekarang murung lagi. Dari siapa sih?” tanya Fera sambil menolehkan wajahnya menatap Prilly.

“Dari Ghisell, katanya kita disuruh duluan ke bandara dia nanti nyusul soalnya dia harus nyerahin tugas ke dosennya.” Ucap Prilly.

“Ya udah kita ke bandara sekarang. Yuk” ajak Fera sambil menarik tangan Prilly agar dirinya dan Prilly segera bangkit.  Setelah mereka berdiri, Fera dan Prilly meraih kopernya masing-masing lalu berjalan keluar rumah Fera karena supir Fera sudah menunggu daritadi.

》》》

Bandara Soekarno-Hatta.

“Makasih ya pak.” Setelah mengucapkan itu Fera dan Prilly keluar dari dalam mobil dan segera masuk ke bandara, mereka menunggu kedatangan Ghisell di kursi tunggu yang disediakan.

“Mana sih Ghisell udah 10 menit kita nunggu tapi gak dateng-dateng.” Keluh Fera sambil celingak-celinguk mencari Ghisell. Prilly mengendikkan bahunya tak tahu.

“KAK PRILLY! KAK FERA!” pekik orang dari arah belakang Prilly dan Fera.

“Maaf ya kak, udah nunggu lama. Tadi dosennya masih ngajar jadi aku harus nunggu dulu.” Ucap Ghisell sambil terengah-engah, “Oh iya kenalin ini temen aku, namanya Aya.”

“Prilly.”

“Fera.”

“Aya.”

“Dia, gak ikut kita kok kak. Dia Cuma nganterin aku aja.” Ucap Ghisell, saat melihat raut wajah Prilly dan Fera yang kebingungan.

“Iya kak, aku gak ikut kalian liburan kok.” Ucap Aya dengan senyum manisnya, “Gue balik dulu ya Sell, gue mau ketemuan sama pacar gue nih. Kak, aku pulang ya.” Pamit Aya kepada Ghisell, Fera dan Prilly.

“Iya, makasih ya lo udah gue repotin.” Ghisell terkekeh.

“Iya santai aja kali.” Aya memeluk tubuh Ghisell.

“Iya Ay, hati-hati ya.” ucap Fera dan Prilly bersamaan.

Setelah itu Aya pergi meninggalkan mereka bertiga.

“Ya udah yuk, bentar lagi pesawatnya take off.” Ajak Fera sambil meraih kopernya, yang disusul dengan Prilly.

“Oh iya Sell, abang kamu kemana ya kok gak ngabarin kakak dari 3 hari yang lalu?” tanya Prilly sambil mereka berjalan.

“Lho, aku mau tanya ke kakak. Tapi, terakhir kali abang telpon itu dia mau flight ke Belanda kak Prill.” Jawab Ghisell menegokkan kepalanya menatap wajah Prilly.

CAPTAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang