Dua Puluh

10.4K 598 55
                                    

¤ Happy Reading ¤

“Baby, jangan diem mulu dong. Abang tuh gak bisa diginiin.” Laki-laki dengan wajah tampannya itu sedang mencoba mengganggu Prilly yang sedang sibuk dengan film yang ia putar di layar handphonenya. Laki-laki itu mencolek dagu Prilly terus-menerus agar Prilly mau menanggapi ucapan dia.

“Dengerin aku dong By. Aku mau cerita nih.” ucap laki-laki itu. Kali ini dirinya tidak mencolek dagu Prilly melainkan menggoyangkan lengan gadis itu yang sedang memegang handphone. Prilly yang mulai geram dengan tingkah lelaki ini, menolehkan wajahnya ke lelaki itu dengan tatapan tajamnya. Lelaki itu tidak takut, malah nyengir lebar ke arah Prilly.

“Mau lo tuh apa sih?!” ucap Prilly dengan nada yang terdengar marah di telinga lelaki itu. Namun, lelaki itu mengacuhkannya.

“Dengerin aku ngomong dulu. Kalo dari awal kamu merhatiin aku, aku gak bakal ganggu kamu.”

Prilly memutar bola matanya malas lalu menoyor kepala lelaki itu, “Jijik bego gue denger lo ngomong aku-kamu gitu biasanya juga lo-gue.”

“Tai! Sakit bego, ntar kalo kepala gue jadi dua gimana?” sungut Jacob dengan muka kesalnya.

“Ya udah sih, yang punya kepala lo bukan gue.” Prilly meletakkan handphonenya di sampingnya lalu merubah posisi duduknya dengan sedikit menyerong. “Mau ngomong apaan lo? Kalo gak penting gak usah cerita aja.” lanjutnya.

Jacob berdecak kesal, “Gue lagi jatuh cinta sama cewek nih.” Jacob tersenyum senang sembari menatap wajah Prilly.

Prilly mengerutkan keningnya bingung, lalu tak lama kemudian ia menjitak kepala laki-laki itu dengan cukup keras, “Bukannya lo udah punya pacar ya?”

“Lo sih terlalu sibuk sama Ali, pacar lo itu makanya lo kudet.”

Prilly mendelik tajam tanda ia tak suka mendengar nama ‘Ali’ disebut.

“Gak usah sebut nama laki-laki brengsek itu.”

“Sorry, gak maksud buat lo inget tentang itu.” Ujar Jacob dengan wajah bersalahnya.

Prilly berdehem. “Katanya lo mau cerita, buruan! Film yang gue liat lagi klimaks-klimaksnya nih.”

“ASTAGA KURCIL, LO TUH BELUM CUKUP UMUR BUAT LIAT FILM BEGITUAN!” pekik Jacob dengan hebohnya.

Lagi-lagi Prilly menjitak kepala Jacob membuat sang empu meringis kesakitan.

“Otak-otak mesum ya begini ini.” ucap Prilly jengah. “Lo jadi cerita apa gak sih? Gue tinggal masuk ke kamar aja lah.” Lanjtunya dan hendak berdiri namun tangannya di tahan oleh Jacob membuat dirinya tidak jadi berdiri.

“Iya-iya.” Jacob menarik nafasnya dalam-dalam, “Gue udah putus sama pacar gue, udah lama juga sih. Udah dua bulanan lah. Terus kemarin pas gue ketemuan sama temen lama gue di restaurant favorite gue, gue gak sengaja nabrak cewek. Lo tau gak sih, bodynya itu yaampun gaya gitar spanyol, wajahnya cantik, dad---“

“Gak usah mesum lo!” sela Prilly yang tau bahwa maksud dari ucapan Jacob itu.

Jacob terkekeh, “Iye sorry. Tapi dia itu jutek banget, udah gue tolongin bukannya bilang makasih atau apa gitu malah ngeloyor pergi. Sakit hati gue. Tapi---“

Prilly menaikkan kedua alisnya ingin mengetahui kelanjutan ucapan Jacob.
“Nungguin yeee.” Jacob tertawa kecil melihat ekspresi Prilly.

Prilly berdecak kesal.

“Tapi itu buat gue tertarik sama dia! Gue yakin kalo dia itu gak kayak mantan-mantan gue sebelumnya yang jadiin gue atm berjalan dia. Maka dari itu gue memutuskan buat dapetin perhatian dan cintanya dia.”

CAPTAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang