Dua Puluh Satu

9.7K 581 55
                                    

¤ Happy Reading ¤

Sabtu pagi ini, tidur nyenyak Prilly diganggu oleh kedatangan dua orang perempuan yang datang ke rumah Prilly pagi-pagi buta tadi. Di hari Sabtu ini Prilly ingin menikmati liburan ini berdiam diri di kamarnya dengan menonton drama korea yang terbaru, tapi harapan Prilly itu pupus dan hanya angan-angan saja karena kedatangan dua orang perempuan itu.

Sekarang, Prilly dan dua orang perempuan itu sedang bersantai di gazebo belakang rumah Prilly. Mereka asik membicarakan hal-hal yang menurut mereka funny, sehingga mereka sering tertawa. Tingkah konyol dari Fera dan kepolosan Ghisell membuat Prilly tertawa renyah.

“Asik banget kayaknya, sampai suara ketawa kalian kedengeran sampai dapur.” Ucap Ardenia secara tiba-tiba lalu duduk disamping Prilly. “Nih, mommy bawain cemilan sama minuman.” Lanjutnya sambil meletakkan beberapa cemilan dan minuman yang tadi ia buat.

“Mommy ini lebay deh.” Ucap Prilly dengan memutar bola matanya malas.
Ardenia hanya tertawa kecil mendengar ucapan Prilly.

“Tante ini selalu gini, jadi ngerasa ngerepotin kan.” sahut Ghisel tersenyum manis ke arah Ardenia.

“Iya nih, kita kan jadi ngerasa gak enak.” Lanjut Fera.

“Gak usah ngerasa gak enak deh, mommy juga gak ngerasa di repotin kok.” Ardenia menatap Fera dan Ghisell dengan senyum manisnya, “Don’t call me ‘tante’, panggil mommy sama seperti Prilly. Kalian kan udah mommy anggep kayak anak sendiri.” Lanjutnya.

“Oke mommy.” Ucap Fera dan Ghisell bersamaan.

“Mommy mau gabung sama kita-kita nggak?” tawar Prilly yang sedari tadi memerhatikan mereka itu.

Ardenia mengangguk antusias, “Iya dong.” Ardenia mencari posisi yang nyaman di sebelah Prilly.

“Jadi gimana, persiapan kamu buat ke Jerman?” tanya Ardenia kepada Prilly yang sekarang sibuk menatap layar ponselnya.

“Hah? Jerman? Siapa mau ke Jerman?” pekik Ghisell yang kebingungan mendengar pertanyaan Ardenia.

“Lho, kamu belum tau Sell?” Ardenia beralih menatap Ghisell.

Ghisell menggelengkan kepalanya, “Emang siapa mommy?”

“Kakak yang mau ke Jerman, kemarin waktu wisuda kakak dapet IPK tinggi jadi kakak dapet beasiswa S2 di Jerman. Sorry ya baru ngasih tau kamu, soalnya kamu kalo dihubungin selalu sibuk.” Sahut Prilly dengan menatap Ghisell.

“Selamat ya kak.” Ucap Ghisell sambil tersenyum manis ke arah Prilly, “Oh iya kak Ali udah tau?” tanyanya.

Prilly menggelengkan kepalanya, “Gak mau ngasih tau. Kakak bukan prioritas abang kamu lagi Sell.”  Prilly menjawab pertanyaan Ghisell dengan malas karena Ghisell membahas tentang Ali.

Fera yang tau jika Prilly enggan membahas soal Ali, mulai angkat bicara. “Udah deh Sell, jangan bahas soal Aliudin bosen gue.”

“Jadi gimana Prilly?” tanya Ardenia

“Udah 85 % sih mom, kurang masalah tempat tinggal disana dan prepare baju-baju Prilly.” Jawab Prilly.

“Bukannya daddy kamu yang akan ngurusin tempat tinggal kamu disana?”

Prilly menganggukan kepalanya singkat, “Iya mom, tapi kan sekarang daddy masih flight.”

“Terus lo jadi tinggal di Jerman sama kakak lo?” tanya Fera

“Nggak, kak Artha lagi ngurusin proyek penting yang gak bisa diwakilkan. Jadi gue tinggal disana sendirian.” Jawab Prilly dengan gelengan di kepalanya.

CAPTAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang