Dua Puluh Lima

10.4K 631 37
                                    

¤ Happy Reading ¤

Jakarta, Indonesia.

Hari ini, Prilly kembali ke tanah airnya hanya untuk menghadiri resepsi pernikahan sahabatnya yang akan dilangsungkan besok malam. Tepat pada malam minggu. Sekarang, Prilly sudah sampai di Bandara Internasional Soekarno- Hatta. Ia berjalan sambil membawa koper kecil di tangan kirinya dan matanya celingak-celinguk mencari seseorang yang sebelumnya sudah berjanji akan menjemput dirinya jika sudah  sampai di Jakarta. Prilly memutuskan untuk berhenti dan mengambil handphonenya untuk mengabari orang yang akan menjemputnya.

Ali 💞

Sayang, kamu dimana? Aku udah sampai nih.

Send.

Setelah mengirim chat itu kepada Ali, kekasihnya Prilly mendengar teriakan seorang perempuan dari arah samping kanannya. Prilly menolehkan kepalanya ke arah asal suara. Namun, orang yang meneriaki dirinya langsung memeluk tubuhnya dengan erat. Tanpa memedulikan Prilly yang merasa sesak karena pelukan dari orang itu.

“Yaampun Ghisell, lepasin pelukannya. Lihat tuh pacar abang ngerasa sesak karena pelukan kamu yang terlalu erat.” Omel Ali yang baru datang. Ali menggelengkan kepalanya melihat kelakuan adiknya itu.

Ghisell langsung melepas pelukan itu dan menyengir lebar ke arah Prilly.
“Maaf ya kak Prill, aku kan kangen banget sama kakak. Udah sebulan lebih gak ketemu sama kakak.” Ucap Ghisell dengan nada yang terselip penyesalan itu.

Prilly tersenyum manis ke arah Ghisell, ia memaklumi sikap Ghisell itu. “Gak papa kok Sell, kakak paham kok.”

“Ghisell tinggal dulu ya, kakak kangen-kangenan aja dulu sama abang Ghisell mau beli burger dulu laper. Soalnya tadi pulang kuliah langsung jemput kakak, gak sabar mau ketemu kak Prilly.” Ghisell terkekeh.

“Bang, Ghisell cari burger dulu ya.” pamitnya kepada Ali yang sedari diam memerhatikan mereka berdua.

“Iya, nanti langsung ke parkiran aja ya.” ucap Ali yang dibalas anggukan singkat oleh Ghisell dan Ghisell segera berlalu dari mereka berdua.

“Diem-diem bae, ngomong ngapa ngomong.” Ucap Prilly sambil melihat Ali yang sedari tadi diam saja.

Ali merentangkan kedua tangannya bermaksud agar Prilly memeluk dirinya, dan segera Prilly berhambur ke dalam pelukan pacarnya itu.

“I miss you so much Captain-ku.” Lirih Prilly dalam pelukan Ali.

Ali mengecup pucuk kepala Prilly lalu meletakkan kepalanya di kepala Prilly yang sebagai tumpuannya, “I miss you so much too sweetheart.”

Prilly melepaskan pelukan itu dan menaruh kedua tangannya untuk memeluk lengan Ali. “Ayo ke mobil, aku capek mau tidur.”

Ali mengambil koper Prilly yang ada di samping Prilly. Lalu mulai menggenggam salah satu tangan Prilly yang ada di lengannya.

“Gak mau jalan, maunya gendong.” Pinta Prilly dengan wajah gemasnya.

“Gak mau, kamu berat ih.” Goda Ali yang mampu membuat Prilly mengerucutkan bibirnya sebal.

“Aaaa gendonggg Aliii..” rengek Prilly. Ali yang tak tega melihat raut wajah Prilly pun membalikkan badannya menjadi membelakangi Prilly dan sedikit membungkukan badannya agar dengan mudah Prilly naik di punggungnya.

CAPTAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang