¤ Happy Reading ¤
Dua bulan sudah berlalu, sejak kejadian terakhir kalinya Prilly bertemu dengan Ali bersama mantannya di Paris. Kini, keduanya tidak pernah bertemu sekali pun. Prilly sekarang disibukkan dengan skripsinya dan sebentar lagi akan wisuda. Prilly juga berusaha sekeras mungkin menghindar dari Ali dan ia akhirnya memilih tinggal di apartemen yang tak jauh dari kampusnya. Mommy, daddy, dan kakak Prilly sudah mengetahui kejadian di Paris dan keluarga Prilly mengijinkan Prilly tinggal di apartemen.
Artha, kakaknya sempat marah kepada Ali yang membuat Princess kesayangannya sakit hati dan menangis berhari-hari. Artha ingin menemui Ali untuk memberi pelajaran kepada Ali, namun Prilly melarangnya Artha yang tidak bisa menolak kemauan adiknya itu hanya menuruti keinginan Prilly. Andrean sendiri ingin menemui Ali jika bertemu di bandara, namun selama dua bulan ini dirinya tidak pernah bertemu dengan Ali. Ardenia sendiri juga mencoba menghubungi Ali, tapi yang ia dapat hanyalah nomor yang sudah tidak aktif.
Prilly sendiri enggan mendengarkan penjelasan dari Ali, ia masih belum siap untuk bertemu dengan Ali.
Sedangkan Ali, sekarang disibukkan dengan jadwal flightnya yang begitu padat sehingga tidak ada waktu luang untuk menemui dan mencari keberadaan Prilly. Ali sudah berusaha menghubungi Prilly, namun nomer Prilly sudah tidak aktif lagi. Ali sudah menanyakan hal itu kepada Ghisell, namun adiknya itu juga tidak tahu nomer Prilly yang baru. Ali tau jika itu hanya alibi adiknya aja. Ali sering ke rumah Prilly setelah ia flight namun Prilly tidak ada disana, dan bibinya tidak mengetahui keberadaan Prilly. Ali sudah menghubungi kak Artha namun kakak Prilly itu menolak memberitahu keberadaaan Prilly sekarang. Ali lupa untuk meminta nomer mommy dan daddy Prilly kepada kak Artha kemarin. Dan kini Ali susah untuk menemui kak Artha karena Artha menolak untuk bertemu dengan Ali. Mama dan papa Ali sudah mengetahui masalah yang terjadi antara Ali dan Prilly, bukan Ali yang memberitahukannya namun Ghisell.
“Prill, lo langsung balik ke apartemen?” tanya Fera saat dirinya dan Prilly berjalan menuju parkiran.
Prilly sibuk dengan buku-buku yang dibawa, ia sedikit kesusahan untuk membawa beberapa buku tebal itu.“Lo gak pengen bantuin gue gitu?” tanya balik Prilly sambil menolehkan kepalanya menatap Fera.
“Ogah, gue aja keberatan.” Prilly berdecak kesal.
“Lo mau ke apartemen kan, gue ikut ya. Gue males di rumah sendirian.”
“Tunangan lo kemana?”
“Ke Singapore ada pertemuan sama kolega bisnisnya disana.”
“Lo yang nyetir ya, gak mood nyetir gue.”
“Kalo gitu ngapa lo bawa mobil bego.”
“Gak ada yang bisa nganterin gue, jangan bawel deh. Ntar mampir ke supermarket dulu beli cemilan sama bahan-bahan dapur.” Fera menganggukan kepalanya paham.
》》》
Sekarang Prilly dan Fera sudah berada di apartemen milik Prilly. Tapi, keduanya dikagetkan dengan kedatangan seorang lelaki yang berdiri di depan pintu apartemen Prilly dengan kedua tangan yang dimasukkan di saku celananya.
“Ngapain sih lo kesini?” tanya Fera saat mereka sudah berada di depan lelaki itu.
Prilly tidak menghiraukan keberadaan lelaki itu, ia memilih membuka pintu apartemennya. Prilly enggan bertatap muka dengan lelaki itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/93946174-288-k862009.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
CAPTAIN
FanfictionE N D What Captain? Are you serious? cover cr : dizzy-eyed #95 in fanfiction, 21 Agustus 2018 #90 in fanfiction, 22 Agustus 2018 #57 in fanfiction, 23 Agustus 2018