Dua Puluh Enam

10K 632 29
                                    

¤ Happy Reading ¤

Sabtu pagi ini, tidur nyenyak Prilly di ganggu oleh suara bising disekitarnya. Membuat Prilly dengan terpaksa membuka kedua kelopak matanya, dengan wajah yang yang masih menahan kantuk Prilly bergegas menuju kamar mandi untuk sekedar cuci muka dan bergosok gigi. Setelah itu, masih dengan pakaian tidur bermotif doraemon berwarna biru laut itu ia keluar dari kamarnya dan menuju ke arah ruang keluarga yang tak jauh dari tangga.

Prilly melihat suasana di ruang keluarganya itu berdecak kesal sambil menggelengkan kepalanya. Disana ada dua orang lelaki muda sedang duduk di lantai beralaskan karpet bulu-bulu yang tengah asik bermain PS dan sesekali di antara mereka mengumpat jika kalah atau paling tidak mereka berteriak jika menang. Prilly berjalan ke arah sofa yang ada di belakang mereka, sepertinya kedatangan Prilly tidak membuat dua lelaki itu terganggu terbukti karena dua lelaki itu masih sibuk dengan layar di depannya dan tangan yang mengutak-atik stik PS. Prilly duduk di sofa lalu meraih setoples cemilan yang ada di meja, lalu memakannya sambil memerhatikan dua lelaki itu. Ketika salah satu dari mereka berteriak dengan keras, Prilly melemparkan cemilan yang sedang ia makan ke kepala orang itu. Membuat orang itu mengaduh kesakitan dan menolehkan kepalanya ke arah belakang sambil mengelus kepalanya.

Pria itu hendak marah dan mengomel ke arah orang yang melempar cemilan ke arah kepalanya, namun hal itu diurungkannya. Pria itu malah menyengir lebar ke arah Prilly dan meletakkan stik PS sembarangan lalu bangkit menghampiri Prilly yang menatapnya dengan tajam. Pria yang ada disebelahnya menolehkan kepalanya menatap ke arah Pria yang melempar sembarangan stik PS.

“Woi, jangan maen lempar sembarangan lo! Kalo rusak, emang lo mau ganti?” ucap Pria itu dengan wajah kesalnya ketika Pria yang melempar stik PS sembarangan tengah berjalan ke arah sofa. “Eh Princess, selamat pagi.” Sapa Artha saat mendapati Prilly tengah duduk manis dengan tangan yang membawa toples cemilan.

Prilly hanya memandang wajah kakaknya sekilas tanpa menjawab ucapan selamat pagi yang terlontar dari mulut Artha.

“Selamat pagi sweetheart.” Sapa Pria itu sesudah ia duduk di sebelah Prilly lalu mengecup singkat kening Prilly.
Prilly meletakkan kembali toples cemilan ke tempat semula. Lalu mengubah posisi duduknya agak menyerong untuk menatap wajah tampan kekasihnya itu.

“Pagi-pagi udah teriak-teriak aja di rumah orang. Ganggu orang tidur tau gak?!” omel Prilly dengan wajah kesalnya.

Ali menyengir lebar ke arah Prilly, “Maaf ya sweetheart. Kamu tadi udah aku bangunin, tapi kamunya gak bangun-bangun. Malah abang kamu yang bangun. Terus abang kamu ngajak aku maen PS ya udah aku iyain aja sambil nunggu kamu bangun. Maaf ya kalo kita ganggu kamu tidur.” Ali menggenggam tangan Prilly lalu mengecupnya dengan lembut.

Artha berdecak kesal melihat pemandangan di depannya, “Kalo mau romantis-romantisan jangan disini woi!”

“Iri ye.” Prilly terkekeh dan menjulurkan lidahnya ke arah kakaknya itu.

“Pake nanya lagi.” Artha berdiri dari duduknya lalu berjalan ke arah dapur untuk sarapan.

“Kamu udah gak marah lagi kan sama aku?” tanya Ali dengan hati-hati.

Prilly menggelengkan kepalanya sambil tersenyum manis ke arah Ali. “Nggak. Maaf ya kemarin aku lagi PMS jadi sensitif.”

Ali menganggukan kepalanya paham lalu mengecup kening Prilly dan di bawanya tubuh mungil kekasihnya ke dalam pelukannya.

“Ya udah yuk kita makan.” Ajak Prilly setelah melepaskan pelukannya.

CAPTAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang