14

137 55 9
                                    

Sekian hari telah terlewati, hingga tiba pagi- pagi buta Mamah membangunkanku, padahal mata ini masih terasa lelah. Mamah bilang aku harus dandan dengan cantik karena ini hari penentu bagi kelulusanku.

Aku terduduk di hadapan cermin sambil menunggu Mamah yang akan meriasku. Tapi, seketika tersirat nama Kevin di sana.

Bagaimana dengan dia, apa dia sudah bangun?

"Mah, Luna video call dulu ya sama Kevin gak apa kan?" karna Mamah sudah bersiap untuk mempoles wajah ku.

"Jangan lama-lama ya sayang, udah jam segini acaranya kan mulai jam 8."

Aku pun memanggil video call dengan Kevin, namun tak diangkat apa ia belum bangun?

Oke, aku memutuskan untuk mengirim pesan sekarang mungkin, biar dia bangun dan bersiap.

Tiba- tiba ada notif pemberitahuan di ponsel ku, membuatku cepat membukanya.

From: Kevin
" Aku udah bangun ko, dandan yang cantik ya!"

Setelah itu Mamah pun memoles sesuatu pada wajahku, dan saat aku membuka mata ku.

Apa ini aku?

Aku saja tidak percaya memandangi wajah yang ada di cermin itu.

"Mah, itu Luna kan?" tanya ku akan pantulan wajah yang ada di cermin itu.

"Iya sayang itu kamu, kamu cantik kaya waktu Mamah masih muda dulu," ujar Mamah tersenyum.

Aku pun dan Mamah segera turun ke bawah menghampiri Bang Satya yang katanya mau mengantar Mamah dan aku ke acara wisuda kali ini, karna Papah sedang berada di luar kota.

Tiba- tiba Bang Satya melihatku dengan tatapan aneh, sepertinya ia tak percaya jika aku ini adiknya.

"Mah, ini Aluna?" tanya Bang Satya pada Mamah.

"Iya Satya, ini Aluna adik kamu!" ujar Mamah.

"Cantik banget lo dek! Coba ajah lo dari dulu kek gini trus gue bukan abang lo, gue bisa macarin lo!" ujar Bang Satya yang masih melihati wajah ku.

"Dih, gue si ogah jadi pacar lo!" ucapku menoyol wajah Bang Satya yang sok kecakepan.

"Hush Satya, kalo ngomong. Udah sekarang kita berangkat sebelum acaranya di mulai!" Mamah pun menarik tangan ku menuju mobil.

Sesampai di gedung acara, Mamah pun berbaur dengan orang tua yang lain, sedangkan Bang Satya dia memilih untuk menunggu di luar katanya ia mau liat-liat cewe yang cantik-cantik katanya lumayan buat di jadiin simpenan.

Sementara aku sibuk mencari batang hidung Kevin yang daritadi tak nampak sedikit pun.
"Al!" teriak orang yang sepertinya ada di belakang ku.

Aku pun menoleh ke arah datangnya suara, itu Kevin dengan balutan jas berwarna hitam dengan kemeja berwarna merah dan dasi putih, membuatnya terlihat sangat
tampan. Dan dia menghampiri ku.

"Ehm, terpesona ya sama ketampanan Kevin Mahendra Putra?!" ujarnya yang sepertinya ia tau aku melihatinya terus.

"Ee- lumayan lah Vin!" ujarku lalu berjalan.

"Al ko ninggalin si?"

"Bodo!" ujarku tetap berjalan.

Setelah berjam-jam kami menunggu akhirnya acara pengumuman nilai ujian pun di bacakan.

"Anak- anak sekalian kini acara pengumuman nilai ujian telah tiba, diharapkan kepada orang yang disebutkan namanya nanti bisa naik ke atas panggung!" ujar pembawa acara itu membuat semua orang terfokus padanya.

ALUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang