11

178 68 11
                                    

Sekarang Aku,Kevin, dan Rangga sedang di rumah Gita, karna kita masuk dalam kelompok belajar yang sama. Entah ini suatu kebetulan atau bagaimana.

"Vin, jangan makan mulu. Nanti gendut!" ujarku karena dari tadi Kevin hanya mengunyah saja.

"Biarin!" ujarnya dan sekarang ia malah memeluk kaleng makanannya itu

"Gapapa kali Lun," ujar Rangga membela

"Gapapa gimana? kan kalo cowok gendut itu jelek"! ujar Gita membantah.

"Betul tuh!" ujarku setuju dengan perkataan Gita.

Setelah itu juga, Kevin pun berhenti mengunyah dan fokus pada materi yang kita bahas hari ini. Padahal alasan aku bilang seperti itu pada Kevin, bukan semata aku tak suka dengan pria gendut, tapi ini salah satu cara agar ia bisa fokus dan mencerna materi kali ini, sebab beberapa minggu lagi kita akan melaksanakan Ujian Nasional, dan aku tak ingin jika nantinya Kevin mendapat nilai di bawah rata- rata seperti try out kemarin.

Tiba- tiba ponsel Kevin berbunyi, membuatnya harus menerima panggilan telpon tersebut.

"Ada apa Vin?" tanyaku setelah Kevin mengangkat telponnya.

"Ini Papah, nyuruh aku ke kantornya buat nemuin klien dari singapore," jelas Kevin.

"Yaudah kamu pergi aja!" ujarku.

"Tapi nanti kamu pulang sama siapa?" tanya Kevin karena tadi aku pergi kesini dengannya.

"Nanti biar gue yang nganter Luna, Vin," ujar Rangga menawarkan diri.

"Nanti ada yang cemburu gak nih?" ledekku melirik Gita.

"Gapapa ko, biar nanti Rangga yang nganter lo pulang Lun." ujar Gita tersenyum.

"Yaudah, nanti kalo kamu udah sampai rumah telpon aku ya! Makasih ya Git, Ga!" ujar Kevin mengambil kunci mobilnya dan pergi.

"Siap calon pak direktur!" ujar Rangga memberi hormat.

Tak disangka hari sudah larut malam, semua materi tugas telah selesai dikerjakan. Kini saatnya aku pulang sebelum Mamah, Papah, dan Bang Satya mencariku.

"Git, semua materi udah selesai nih, gua balik ya!" ujarku membereskan semua buku.

"Yaudah Lun, lo pulang sama Rangga ya!" ujar Gita.

"Emang gak apa gue pulang bareng Rangga?" tanyaku takut Gita cemburu.

"Yaelah Lun, santai ajah si sama gue ini," ucapnya memperbolehkanku pulang di antar Rangga.

"Yaudah ayo Lun! " ujar Rangga mengajak ku memasuki mobilnya.

Sekarang aku pulang di antar Rangga, walaupun aku tak enak hati dengan Gita. Aku pun memutuskan untuk di turunkan di depan tempat pusat perbelanjaan.

"Ga, sampe depan situ aja ya!" ujarku menunjuk pada pusat perbelanjaan yang ada di pinggir jalan.

"Loh ko sampe sini? Rumah lo masih jauh kan Lun?" tanyanya.

"Iya, tapi gue mau belanja dulu. Gue lupa tadi nyokap nitip dibeliin sesuatu," ujarku, karena memang tadi Mamah menyuruhku untuk membelikannya sabun, dan lain- lain.

"Yaudah gue tungguin aja ya, kan tadi gue udah janji sama Kevin buat nganterin lo pulang sampe rumah Lun," ujarnya lagi.

"Lo pulang aja, gue gak apa ko. Kalo masalah Kevin nanti gue yang bilang, dari pada lo nungguin cewe belanja, lo tau kan?" ucap ku tak enak jika Rangga menungguku selama berbelanja.

ALUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang