24

71 5 5
                                    

Yang benar saja, sekarang aku berbaring lemah di kamar dengan sapu tangan yang disampirkan di dahi ku.

Aku sudah bilang pada mereka jika aku tak pernah bermain hujan-hujan an sebelumnya, tapi tetap saja mereka memaksa dan sekarang seperti inilah keadaan ku. Demam, flue, dan batuk karena ulah mereka.

Karena kondisi ku yang seperti ini, mamah pun melarang ku untuk pergi ke kampus. Mau diapakan lagi, aku pun menuruti perintah mamah. Karena kepala ku juga pusing bahkan aku sulit untuk bangun dari ranjang.

Tiba- tiba mamah mengetuk pintu kamar ku “Sayang, ada yang ngirim dokter buat kamu,” ujar mamah yang langsung meninggalkan ku dengan dokter itu.

Dokter pun memeriksa ku, dia bilang aku harus banyak-banyak istirahat dan jangan tidur larut malam.

Bagaimana aku tidak tidur larut malam, setiap malam aku harus kerja lembur bagai kuda menyelesaikan tugas-tugas kampus.

Tapi siapa yang mengirimkan dokter kesini?

Apa Miko yang mengirim dokter ini ke rumahnya, karena tadi pagi ia mengabari jika hari ini ia tidak pergi kuliah di grup. Tapi yasudahlah biar nanti aku sendiri yang tanya pada Miko apa dia yang mengirim dokter ini kesini.

Rasanya bosan, diam berbaring di ranjang sepanjang hari, dengan flue yang meraja lela.

Aku baru ingat kenapa aku tidak membaca buku pemberian Kevin waktu itu.

Aku pun mengambilnya dari laci yang ada disamping ranjang ku.

Aku kira buku ini buku tentang sejarah cinta, dugaan ku salah ini hanya buku  yang berisi quotes mengenai cinta dan aku mulai menjelajahi halaman buku itu.

Sepertinya aku butuh waktu berbulan-bulan bahkan setahun untuk menyelesaikan bacaan buku ini, karena buku ini sungguh tebal.

Tak lama manusia-manusia itu pun datang.

Iya, manusia-manusia yang menyebabkan ku sakit saat ini.

Mereka Butet dan Miko menghampiri ku diatas ranjang.

”Gimana keadaan kau, masih sakit?” tanya Butet yang kini ikut menaiki ranjang ku.

Aku diam tak menjawab mereka, karena jika kemarin mereka tidak memaksa ku, tak mungkin sekarang ia seperti ini.

“Yah, kayanya si Luna marah sama kita Tet” ujar Miko yang sekarang malah asik nonton tv.

“Kau jangan macam ini lah Lun, kita minta maaf, kan kita berdua hanya ingin kau bahagia.” ujar Butet yang memohon padaku.

“Oke, kali ini kalian gua maafin, tapi awas ya kalo besok-besok kaya gini lagi!” culas ku.

“Iya Lun, iya” ujar Miko yang masih asik dengan acara yang ia tonton kali ini.

“Oh iya, apa Lo Mik, yang ngirim dokter ke rumah gue?” tanya ku mengenai dokter tadi.

“Kaga, gua ga ngirim dokter. Emang kenapa?” tanyanya berbalik.

“Jadi bukan Lo? Terus siapa dong yang ngirim dokter tadi?” ujarku mengabaikan pertanyaan Miko.

“Lah aku tau Luna” ujar Butet

Tiba- tiba ponsel ku berdering, membuat ku untuk mencapainya namun tak bisa.”Butet tolong ambilin dong,”
Butet pun memberikan ponsel ku, ini notifikasi pesan dari Kevin.

From: Kevin
Gimana sama keadaan kamu udah baikan? Terus apa kata dokternya?

Berarti Kevin yang udah ngirim dokter kesini?

ALUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang