15

149 56 5
                                    

Setelah keributanku di mobil tadi bersama Bang satya membuat ku lelah, mungkin aku bisa beristirahat satu jam sebelum aku pergi ke acara prom night nanti.

Tiba-tiba suara Mamah menggedor pintu kamar dengan keras membuatku terbangun, "Kenapa si Mah?" teriakku dari dalam kamar.

"Ini udah jam 5 loh Lun, kamu gak siap-siap?" teriak Mamah dari balik pintu.

Aku segera melihat kearah jam, Hah? Jam 5? 2 jam lagi prom night akan di mulai, Aku pun segera ke kamar mandi bersiap-siap tapi melihat notif pada ponselku mengalihkan tujuan ku dari kamar mandi.

Notif dari Kevin, 100 pesan dan 3 video call darinya. Semua pesan itu cuma berisi "Bangun Al! Siap- siap! "

Aku pun segera video call balik, tapi Kevin tidak mengangkatnya.

Aku segera membersihkan badanku agar terlihat lebih segar di acara nanti.

Tak lama ponsel ku pun berdering, video call dari Kevin.

Kenapa dia video call di waktu yang tidak tepat? Dan terpaksa aku mengangkatnya.

"Kenapa Vin?" tanya ku.

"Kamu udah bangun Al?"

"Udah Vin," ujar ku sambil mengusap sabun di badan ku.

"Al ko gambarnya sabun si, aku kan mau liat kamu lagi siap-siap, ganti kameranya jadi kamera depan!" jelasnya karna dari tadi aku mengalihkan kamera ku arah botol sabun.

"Gak bisa Vin!" ujarku menolaknya.

"Ganti kameranya gak!" paksanya.

"Gak bisa Kevin Mahendra Putra!" Sewot ku kesal.

"Ko gitu si, sebenarnya kamu lagi dimana si Al ko kaya ada suara air, di rumah kamu hujan Al??" tanya Kevin karna dari tadi aku membiarkan keran air tetap mengalir.

"Aku lagi dikamar mandi Vin, udah ya aku lagi mandi nih!" ujar ku menutup video call darinya.

Kini tubuh ku di selimuti balutan gaun berwarna pastel selutut pemberian Kevin. Dengan model rambut yang ku buat seperti sangul yang jauh lebih modern yang membuat tampilan ku menjadi lebih elegan.

"Luna, Kevin udah jemput kamu nih!" teriak Mamah dari bawah.

"Iya Mah!" Teriak ku dari dalam.

Aku pun menuruni anak tangga, menghampiri Kevin yang melihat ku dengan aneh seolah melihat setan saja.

"Tante, anaknya Kevin pinjam dulu ya!" ujar Kevin meminta ijin pada Mamah.

"Iya, tapi pulang nya jangan sampe jam 12 malam ya!" ujar Mamah menyium pelan dahi ku.

"Siap Tante,"

Kevin menggandeng tangan ku menuju mobilnya dan membuka kan pintu untuk ku.

Diam!

Jangan bilang Kevin berubah menjadi cowok dingin lagi, sehingga terjadi keheningan di antara kita di sepanjang jalan, aku pun sibuk memperbaiki rambut ku yang sendari tadi membuatku tidak percaya diri.

"Udah cantik," ujar Kevin memecah keheningan diantara kami.

"Masa si?"

"Iya, kamu udah cantik Al. Aku seneng liat kamu pake gaun dari aku," ujarnya masih tetap fokus pada pandangannya ke depan.

"Aku ga akan sia-siain pemberian dari orang kaya kamu Vin," ujar ku menyolek hidung mancung milik Kevin.

Sesampai di acara prom night, Kevin menyelusup kan tangan nya menggandeng ku masuk ke dalam acara itu.

Terlihat Kevin sangat menikmati suasana pesta ini, dan aku hanya duduk menikmati minuman yang ada. Tapi tenang semua minuman disini ga ada alkoholnya jadi Kevin tidak melarang ku untuk meminum minuman yang ku mau.

Seberandal-berandalnya Kevin dia ga pernah mabuk seperti ku waktu itu, Merokok? Dulu Kevin suka merokok, tapi setelah ia sakit ginjal ia tidak pernah lagi, tapi itu setauku. Kadang, aku suka melihati wajah sedu miliknya saat ia sibuk dengan suatu hal yang ada di depannya. Kevin? Cowo yang tak pernah aku sangka jika saat ini dia menjadi pacarku kembali, yang waktu itu pernah ku anggap sampah dalam hidup ku. Tapi sekarang aku sadar, dia tak seburuk sampah yang ku bayangi.

"Al, pulang yuk!" suara Kevin membuat lamunan ku membuyar.

"Kenapa Vin? Kan acaranya belum selesai?" tanyaku.

"Aku gaenak badan Al, kita pulang ya!" Kevin pun memohon padaku membuat aku tak tega.

Aku pun menaruh tangan ku di dahinya, tapi dahi Kevin tidak hangat sepertinya ia baik- baik saja.

"Ayo Al!" Kevin menarik tangan ku masuk ke dalam mobilnya.

Kini aku dan Kevin sudah jauh dari acara prom night, Kevin pun melajukan mobilnya dengan cepat.

Secepat apapun Kevin melajukan mobilnya, itu tidak membuatku marah sedikit pun karna kecepatan mobil Kevin tidak sebanding dengan kecepatan mobil yang biasa ku bawa.

"Al, berenti dulu ya aku mau buang air kecil," ujarnya keluar dari mobil dengan gelagat seperti orang yang kebelet.

Aku pun mengangguk menandakan iya, karna aku sibuk melihati foto kami berdua di acara prom night nanti.

Setelah aku sibuk melihat foto-foto kami, aku baru sadar sudah lama ia menunggu Kevin disini. Apa jangan- jangan Kevin nyasar?lagi ngapain juga Kevin pipis ditempat gelap kaya gini? Serem banget.

Aku memutuskan untuk keluar dan mencari Kevin.

"Vin, kamu dimana?" teriak ku ketakutan karna disini gelap dan hanya ada satu penerangan.

Tiba- tiba ada seorang anak kecil menghampiri ku dia memberikan sebungket bunga lalu pergi tanpa sepatah kata pun.

"Apa tadi beneran manusia?" ujarku setelah menerima bunga dari anak tadi, masa ia ada anak kecil ditempat sepi kaya gini. Bulu kuduk ku berdiri, merinding ketakutan.

Aku berusaha untuk meminimalisir ketakutan ini dan melihat kertas yang ada dibungket bunga itu.

"You're just too good to be true, I can't take my eyes off you, You'd be like heaven to touch , I wanna hold you so much, At long last love has arrived, And I think God I'm alive, You're just too good to be true, Can't take my eyes off you.

Pardon the way that I stare, There's nothing else to compare, The sight of you leaves me weak, There are no words left to speak, But if you feel like I feel, Please let me know that is real, You're just too good to be true, I can't take my eyes off you................."

Itu tulisan yang ada dikertas, dan sepertinya ini rencana Kevin.

"Vin, kamu dimana si?" teriakku seraya di ikuti nyalanya lampu hingga aku bisa melihat seorang pria yang memegang gitar diujung sana. Pria yang memakai balutan jas hitam sambil melantunkan sebuah lagu berjudul Can't take my eyes off you.

Itu Kevin, dia yang menyanyikan lagu itu untukku. Bahkan aku baru tau jika Kevin bisa bernyanyi semerdu ini.

Aku pun menghampirinya setelah ia selesai menyanyika lagunya.

Kevin mengeluarkan sebuah kotak dari dalam sakunya, ternyata itu sebuh cincin berlapis berlian dan terdapat tulisan AK dicincin itu. Lalu dia meraih tangan ku dan memakaikan cincin itu dijari manis ku.

"I love you so much Al," ujarnya mengecup punggung tangan ku

"Love you too,"

Kevin mendekatkan tubuhnya padaku, sepertinya ia akan memeluk ku. Semakin lama ia meraih ku tapi.

Aku mencubit perutnya, hingga ia membatalkan pelukan itu dan meringis kesakitan.

ALUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang