7

651 82 7
                                    

Part 7

Taehyung terus saja memperhatikan So Hyun yang meracik teh-nya dengan asal sampai muncrat kemana-mana. Yoo Jin yang merasa terabaikan akhirnya memutuskan untuk kembali ke tempat duduknya.

Sedangkan Bo Gum menertawakan So Hyun, dia menyuruhnya supaya pelan-pelan saat mengaduk teh-nya. Memangnya dia pikir sedang mengaduk di wajan.

"Tidak perduli" kata So Hyun dengan sinis lalu berubah wajah kembali menjadi tersenyum. So Hyun menuangkannya ke dalam cangkir kemudian meminta Bo Gum mencicipi teh racikannya.

Namun Taehyung buru-buru merebut teh buatan So Hyun dan meminumnya sampai habis. So Hyun kesal, dia yakin Taehyung sengaja melakukannya.

“Membuat teh adalah sebuah bentuk introspeksi, kau sangat agresif. Tidak salah kalau rasanya menjijikkan. Uwek, jijik!”

So Hyun rasanya udah gatel ingin menampar Taehyung. Tapi dia menahan dirinya dan memilih menghindari masalah berkepanjangan. Taehyung juga kembali ke tempat duduknya dengan santai. Sedangkan, Yoo Jin tampak sangat cemburu melihat keduanya.

***

Sepulang sekolah, So Hyun pergi menemui Pak Yoong Gi. Pak Yoong Gi terkejut dengah kehadirannya, ia sendiri tengah sibuk membersihkan kertas-kertas yang berantakan di ruang lukisnya. "Apa yang terjadi? Apa kau membuat masalah lagi?" Tanyanya cemas.

So Hyun menunjukkan kotak merah yang dibawanya. "Aku membeli porselin baru dengan harga lebih dari 30 dollar, porselin ini seharga 50 dolar. Maafkan aku karena merusak porselinnya." Pak Yoong Gi tidak enak menerima porselin pembelian So Hyun.

So Hyun kagum melihat lukisan Pak Yoong Gi yang indah. "Rasanya bapak lebih cocok menjadi seorang artis daripada hanya guru biasa."

Pak Yoong Gi mengaku "Menjadi seorang artis adalah impianku. Tapi mau bagaimana lagi, manusia perlu mengisi perutnya. Bukan hanya kenyataan yang kejam, tapi kehidupan ini penuh dengan rasa lapar."

Pak Yoong Gi balik tanya, "Apa yang di cita-citakan oleh mu, So Hyun?"

“Aku ingin menjadi designer seperti orangtuaku. Sebagai seorang designer masa depan." So Hyun tersenyum menanggapi.

Pak Yoong Gi menyuruh So Hyun untuk memilih salah satu lukisan miliknya yang menarik perhatian So Hyun. So Hyun menunjuk sebuah lukisan matahari kecil.

“Matahari, harapan dan progres, sepertimu. Tak perduli seberapa gelapnya sebelum fajar, itu akan bersinar ketika sudah waktunya.”

“Pak Guru, kau juga akan bersinar.”

“Benarkah? Aku harap semua berjalan seperti katamu.”

So Hyun masih terus memperhatikan lukisan buatan Pak Yoong Gi. Pak Yoong Gi memberikan salah satu hasil karyanya, matahari kecil.
"Aku akan memberikan lukisan yang satu ini. Tapi dengan satu syarat, kau harus menjaganya dengan baik karena butuh banyak usaha untuk menyelesaikannya."

So Hyun memeluk lukisan pemberian Pak Yoong Gi dengan gembira, "Aku pasti akan merawatnya dengan baik." Ia pun pamit pergi.

.
.

Pak Yoong Gi bergegas mengecek porselin pemberian So Hyun. Dia menghela nafas berat, "50 dolar? Andai saja yang pecah harganya cuma segitu. (Pftt! Jadi sebenernya yang kemarin pecah tuh porselin asli)

***

Esok harinya, So Hyun berangkat ke sekolah saat masih pagi dan tak banyak anak disana. Tampak seseorang berjalan di balkon mengikuti So Hyun tanpa dia sadari.

Orang misterius itu kemudian menjatuhkan pot bunga yang ada di balkon. Untungnya, Bo Gum mengetahui aksi kriminal orang itu dan langsung menarik So Hyun menghindari pot yang hampir menimpa kepalanya.

Master Devil!? My LOVE? [END]Where stories live. Discover now