5 : Plinplan

6.6K 142 5
                                    

Kami berdua turun dari angkot setelah sampai didepan kompleks perumahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kami berdua turun dari angkot setelah sampai didepan kompleks perumahan. "Mau mampir?" tanya Alana padaku.

Aku tertawa sejenak. Alana bingung dibuatnya. "Tunggu dulu, tadi kamu meledek aku habis-habisan, sekarang kamu sok baik dan menawarkanku untuk masuk kedalam rumahmu?" ucapku tak percaya, karena memang itu yang menjadi aneh buatku.

"Kalau tidak mau iya sudah, saya tidak memaksa, silahkan pulang!!" ucapnya. Kata-katanya selalu bisa membuatku naik darah, sederhana, tapi menusuk dan mengena.

"Oke" ucapku.

"Navia!" dia memanggilku dari belakang, ketika aku sudah beberapa langkah meninggalkannya, aku menoleh kearahanya. "Jangan dipikir terlalu lama, nanti saya berubah pikiran" ucapnya.

"Ck, iya tenang aja" jawabku. Lagian aku tidak akan berpikir terlalu lama atas ajakannya untuk menjadi wakilnya nanti, karena sampai detik ini, saat aku berdiri sekarang ini, aku sudah mengambil kesimpulan jika aku masih tegas 'menolak' ajakannya untuk menjadi wakilnya di klub Bahasa. Titik tidak pakai koma.

*****

(Iya enggak bisa lah Vi, ini kesempatanmu untuk tunjukin kedia kalau kamu mampu) ucap Siska dibalik telpon. Saat aku menelponnya dan menceritakan apa yang terjadi sepulang sekolah tadi.

"Lagian dia nyebelin banget Siska" keluhku. Aku peluk boneka Hello Kitty raksasa pemberian alamarhumah mama dengan manja.

(Nyebelin gimana?) tanya Siska.

"Iya..., dia kalau ngomong itu loh, kadang suka nyakitin tauk, lama-lama aku ngobrol sama dia, bisa kena stroke ringan aku" ucapku, dan entah kenapa aku kesal sendiri.

(Iya harus kuat lah Via, kamu kan yang bilang kalau jangan mundur, kalau mundur berarti pecundang, nah kamu mau nelan ludah sendiri?) tanya Siska, yang seketika mengingatkanku kepada kata-kata itu. bener juga. Ucapku dalam hati.

"Iya, udah deh aku coba" jawabku.

Selesai mengobrol dengannya, aku membuka surat misterius yang diberikan temanku tadi sepulang sekolah. Apa sih isinya?, membuatku penasaran saja, karena jarang-jarang aku mendapatkan surat seperti ini.

'Buat kamu, Alana bukan apa-apa, dia bukan orang yang tepat buat kamu, dan kamu jangan berharap untuk bisa dekat dengannya' kubaca penggalan isi surat tersebut, yang membuatku terheran-heran sedikit ngeri juga. Emang siapa yang ingin dekat dengan Alana, dia adalah seniorku yang kebetulan menjadi ketua ekskul Bahasa, Ekskul yang aku ikuti sekarang, dan aku harus terjebak dengannya, mungkin dalam waktu yang sangat lama.

Aku rasa ada yang tidak suka dengan kehadiranku disana, ada yang tidak suka kehadiranku mengobrol dengan Alana, yang mana satu nama terbesit sudah dipikiranku tentang siapa yang mengirim surat itu, iya, kalian tau, siswi yang tadi siang mengomel didepan Alana, dan dibalas dengan kata-kata menyakitkan khas Alana.

Cerita Cinta SMA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang