31 : Cinta itu hanyalah sebuah kata

3K 83 12
                                    

Hari kelulusan puntiba, aku dan yang lain bersama datang kesekolah, plus aku sudah berjanji pada Alana akan datang keacara perpisahannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari kelulusan puntiba, aku dan yang lain bersama datang kesekolah, plus aku sudah berjanji pada Alana akan datang keacara perpisahannya. Aku, Siska, dan Arman duduk dibangku tengah, dibarisan depan anak kelas tiga tampak menunjukkan wajah-wajah sumringah, sebentar lagi mereka akan lulus, dan semua kenangannya, akan selalu melekat di sekolah ini.

Aku lihat Alana juga datang, kemudian aku lihat Kak Jefri, Kak Andy, Celia dan gengnya, semua menghilangkan masalah sejenak untuk berkumpul bersama, untuk yang terakhir kalinya mengobrol, tertawa, dan bercanda untuk terakhir.

Aku juga, mungkin aku akan melihat Alana untuk terakhir kalinya sekarang, jadi aku sebelumnya sudah membawakan satu kado untuknya sebagai bentuk perpisahanku, semoga dia senang, dan aku menunggu momen itu, momen dimana aku akan memberikan kado padanya, dan selanjutnya apa yang akan kami obrolkan berdua, biar kami simpan dulu.

Sambutan dari Pak Kepala Sekolah berlangsung, menyambut anak kelas tiga yang lulus, dan mengapresiasi anak kelas satu dan dua yang—memang tidak sepenuhnya datang, namun juga ada yang menyempatkan hadir.

Setelahnya gantian Ketua OSIS baru yang memberi sambutan, kemudian mantan ketua OSIS Kak Jefri sebagai perwakilan anak kelas tiga juga diberikan kesempatan untuk memberi sambutan, aku sesakali melihat Alana dan sesekali juga dia menatapku.

"Habis ini kita kemana?" tanya Arman.

"Enggak tau, emang mau kemana Man, oh mau traktiran kita lagi ya, kayak kemarin?" saut Siska.

"Duit gue habus woi, traktiran kalian berdua itu, sama kayak nraktir kuli 100 orang, makannya banyak banget, kalau gini terus usaha Bapak aku bisa bangkrut, karena aku minta uang jajan terus cuma buat manjain kalia semua" jelas Arman.

Aku dan Siska kompak menertawainya.

"Sebentar lagi kita kelas dua, akan ada kelas baru, dan akan ada kakak kelas baru, kita berada di tengah Vi, Sis, jadi kita aman, dari bully dan aman dari yang namanya ekstra pelajaran" ucap Arman.

"Ya belum pasti juga si Man, siapa tau nanti ada yang bully kamu" Ejek Siska.

"Kalau ada yang bully aku nih ya, hmm..." dia menunjukkan otot lengannya yang tidak terlalu menonjol itu "...aku hajar habis-habisan" lanjutnya mantap.

Aku tertawa. "Mending Man, kamu tuh ikut stand-up comedy aja deh, lucu, ngakak, bakal pecah panggung" ucapku.

"Hehe, bener juga Vi, nanti aku daftar ah"

*****

Setelah acara selesai, aku menunggu Alana didepan basecamp Klub Bahasa, sebenarnya aku tidak tau harus menunggu dimana, tapi keyakinanku dia bakal datang kesini besar. "Navia" panggil seorang dari belakang.

Cerita Cinta SMA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang