Aku bangun dari tidur siangku, sebuah pesan dari Maya kubaca, menyuruhku untuk datang kerumahnya sekarang. Karena menurutku itu penting, malam ini juga, aku datang akan kesana.
Sesampainya dirumah Maya, kudapati Adi tengah duduk ditaman didekat area rumahnya, saatku tau dia ada disana, aku sudah bad mood dan segera ingin enyah dari hadapannya, namun Maya memaksaku untuk tetap tinggal dan berbicara entah apa dengan Adi.
"Alana" sapa Adi.
"Yap" jawabku singkat. "Sorry nih, saya sebaiknya pulang saja" ucapku.
"Alana, please stay!" pinta Maya. "Ada yang mau kita omongin" lanjut Maya. Aku dengan berat hati, tetap bertahan ditempat itu. "Jadi begini Alana, tadi Mama dan Papanya Naya meminta kita untuk menerima ini" dia memberi tahuku sebuah kotak berwarna cokelat.
"Apa ini?" tanyaku.
"Katanya semua catatan dari Naya Lan" saut Adi.
"Kalian sudah melihatnya?" tanyaku.
"Eh, enggak" jawab Maya.
"Ada, sebagian" saut Adi tiba-tiba. "Dia meminta kita menerimanya, mungkin sebagai persembahan terakhirnya untuk kita Lan" lanjut Adi, aku menatapnya curiga. "Selebihnya ini buat kamu"
"Oh, sisanya buat saya" jawabku sinis. "Persembahan terakhirnya darimu untuknya apa Di?" tanyaku.
"Eh, entahlah" jawab Adi. Aku mulai geram dengannya, semenjak aku tau jika dia menyakiti Naya, aku benar-benar benci dengannya, dan pertemananku dengan Adi mulai renggang, bahkan hampir tak pernah bertemu atau sekedar menyapanya.
"Terlalu banyak, sampai lupa?" ucapku.
"Hmm, biarlah itu menjadi urusanku" kembali Adi menjawab dengan tenang, seperti seseorang yang tidak menyadari kesalahannya, dan tidak mencoba menebusnya.
"Dan itu menjadi urusan saya juga, ketika kamu pernah mengecewakan Naya" bentakku. Aku berteriak cukup keras didepan mukanya. "Naif sekali" lanjutku.
"Guys, udah stop bertengkar" pinta Maya. "Bukan ini yang diinginkan Naya pada kalian berdua, kayak anak kecil yang susah diatur" ucap Maya lagi, mengomeli kami berdua. Dan kami berdua hanya bisa diam saja.
"Harusnya aku yang bertanya seperti itu padamu Lan, apa yang sudah kamu persembahkan pada Naya disaat terakhirnya" ucap Adi tiba-tiba. Dan inilah, saat dimana emosiku meledak dibuatnya. Aku bangkit, segera kutinju wajahnya, hingga dia cukup terpental dari duduknya. "Anjing" ucapnya kasar.
"Alana stop apa-apaan sih" ucap Maya melerai.
"Aku datang baik-baik malam ini, dan kamu menyambutnya dengan pukulan ini Lan, wah sungguh luar biasa, sekarang bagaimana jika Naya melihat tingkah lakumu, sedih pasti, dan sekarang kamulah yang membuatnya kecewa" ucap Adi.
"Di!"
"Biarin May, Biar dia berbicara sesukan hati, saya tak akan pernah lupa dengan apa yang kamu perbuat Di, ingat itu sampai kapanpun, Oh ya, kamu belum sempat minta maap, saya sarankan kamu minta maap pada Naya, sebelum saya melarangmu untuk menjumpainya di peristirahatannya" ucapku. "Saya dulu" dan aku pamit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Cinta SMA [TAMAT]
Подростковая литература"Hei" sapanya. Aku tidak menjawab, aku cuek saja. "Hei" sapanya lagi. Tak tahan, aku menjawab, menolehnya sedikit. "Iya?" jawabku. Dia menyusulku, kemudian berjalan bersama disampingku. "Hei, maap mengganggu saya liat resleting tas kamu terbuka, dan...