30 : Permintaan

2.9K 72 2
                                    

Kejadian tadi siang disekolah, adalah sesuatu yang mungkin tidak akan pernah aku lupakan seumur hidupku, entah perasaan apa yang saat ini aku rasakan, aku bahagia bahwasanya perasaanku padanya, adalah apa yang juga dia rasakan padaku, namun ketika...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kejadian tadi siang disekolah, adalah sesuatu yang mungkin tidak akan pernah aku lupakan seumur hidupku, entah perasaan apa yang saat ini aku rasakan, aku bahagia bahwasanya perasaanku padanya, adalah apa yang juga dia rasakan padaku, namun ketika dia masih susah untuk mengungkapkannya segera, aku kembali dibuat menunggu.

Kata Arman, aku butuh kepastian dari seseorang, dan meski kejadian tadi itu sungguh membuatku tau jawabannya apa, namun nyatanya itu bukan suatu kepastian. Dikamar malam ini, aku senyam-senyum sendiri.

"Dari tadi, ketawa-ketawa terus? Ada apa?" tanya Kak Lina yang muncul tiba-tiba.

"Ck, Kak bisa ketuk pintu dulu enggak?" pintaku.

Kak Linta tertawa. "Maap, lagian enggak kekunci" jawabnya. "Jadi apa yang membuat adik aku tercinta ini, senyam-senyum sendiri dari tadi?" tanya Kak Lina.

"Hmm.. mulai deh sifat keponya muncul" ledekku.

"Sebagai Kakak yang baik, aku harus tau dong"

"Itu privasi Kak" jawabku.

"Pasti masalah cowok, ya kan? Cerita dong!" pintanya.

"Apaan sih Kak, bukan ah" bantahku.

"Kamu enggak pandai bohong Vi, udahlah certia aja, lagian sama Kakak sendiri" kembali Kak Lina memaksaku untuk bercerita.

"Kak Via mau tanya, kenapa cewek itu hanya bisa menunggu buat nyatain cintanya ke cowok" ucapku akhirnya, mencoba terbuka soal asmaraku pada Kak Lina.

Kak Lina tertawa terbahak-bahak, kulihat matanya sampai mengeluarkan air mata, sangking puasnya dia menertawaiku. "Kan udah ketebak, kamu punya pacar kan? Yang mana? Yang cowok depan komplek itu?" ucapnya menggebu-gebu.

"Ck, ngeledek aja terus!" ucapku kesal.

Kak Lina mendekat, duduk disampingku. "Kenapa cewek itu harus nunggu? Tapi enggak jaman deh Vi yang begituan, sekarang nih, cewekpun bisa nyatain cintanya ke cowok"

"Yang bener?" tanyaku.

"Iya bener, jaman sekarang itu udah enggak jaman, harus cowok dulu yang nyatain cinta, kalau ceweknya juga suka mah, kenapa harus ditahan-tahan, langsung nyatain aja" suruh Kak Lina.

"Tapi—"

"Tapi apa? Kamu gengsi? Kamu malu? Kalau gitu terus, ya, silahkan menunggu sampai kapanpun, bahkan sampai lumutan, kamu numggunya ntar" ledek Kak Lina.

"Ah pusing akunya"

"Hmm... baru ngerasain cinta aja udah pusing, gimana kayak Kak Lina ini, sudah beribu kali merasakan cinta" ucapnya bangga.

"Heh, ya, emang habis pacaran tiga hari langsung putus, terus besoknya pacaran lagi sama yang lain, playgirl" ledekku. Kak Lina tertawa, dan kami saling melemparkan bantal kearah wajah masing-masing.

*****

Hari ujian Nasional pun tiba, kami anak kelas satu dan kelas dua libur hari ini. Seminggu menjelang ujian Nasional aku jarang sekali bertemu dengan Alana, bahkan di Sekolahpun jarang, aku rasa dia benar-benar mempersiapkan diri untuk Ujian Nasional ini dengan serius.

Cerita Cinta SMA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang