Setelah tak lagi bergabung di ekskul Bahasa, aku menepati janjiku untuk bekerjasama dengan Rendy dan Siska dari ekskul musik, menjadi penulis lagu amatir untuk mereka, dan sepulang sekolah, aku, Siska, dan Rendy sedang duduk bersama di depan teras kelasku, untuk menggarap lirik musik yang mereka berdua butuhkan.
"Pokoknya kasih kalimat sastra aja Vi!" pinta Siska padaku. "Ya..., meski kamu udah keluar dari ekskul Bahasa, aku yakin kamu masih bisa buat kata-kata yang bagus" lanjutnya.
Mendengarnya, aku senyum gembira. "Ya, semoga aja deh" ucapku.
"Kenapa keluar?" tanya Rendy penasaran.
"Eh, enggak apa sih" jawabku bohong.
"Ada masalah?" tanya Rendy lagi, entah kenapa dia begitu penasaran.
"Nggak ada apa-apa" aku kembali menekankan. "Jadi.., gimana untuk lagunya, lirik yang aku kasih kemarin masih belum cocok ya, sampai harus diubah?" ucapku. Oh ya, sebenarnya, aku sudah menggarap lirik lagunya dua hari belakangan ini, dan semalam sudah jadi dan langsung aku kirim e-mail ke Siska, namun, tetap lirik yang aku buat, masih perlu tambal sana dan tambal sini, agar padu dengan nada yang dibuat, lalu lagu ciptaan kami, pasti akan terlihat sempurna. Mungkin!
"Sebenarnya, udah oke sih Vi, tapi ada beberapa bait yang kurang pas sama nadanya, liriknya pendek kita bikin nada agak panjang, kalau liriknya kita paksain panjang, malah nggak enak, jadi kamu tambahin beberapa kata biar pas" jawab Rendy.
"Oh oke deh" ucapku. Aku segera mengambil pensil dan mulai mencoret lirik yang salah untuk kuganti dengan yang baru.
"Vi, Kak Jefri Vi!!" kembali Siska bereaksi seperti itu, saat Kak Jefri entah sedang apa, melakukan aktifitas OSIS-nya itu.,
Aku menoleh. "Biasa aja Siska, aduh...." ucapku kesal. "Lagian kenapa kalau ada Kak Jefri, emang dia ada notice gitu kalau ada kamu?" tanyaku.
"Ye...., mungkin aja kan?" jawab Siska. Dia masih memperhatikan Kak Jefri dengan seksama.
"Jefri itu OSIS yang baik kok" sambung Rendy. "Aku kenal dia udah lama, jadi aku tau sifatnya kayak apa, dan kalau kamu suka sama Jefri Sis—" aku liat Rendy menoleh kearah Siska. "—Siap-siap banyak saingannya" lanjutnya.
"Sorry, kamu kenal kak Jefri?" tanyaku pada Rendy.
"Dia teman kakak aku, otomatis aku kenal dia, dia selalu main kerumah pas malam minggu" jawab Rendy. "Kamu mau kenalan atau gimana?"
"Hah, mau!" Siska langsung melonjak histeris.
"Eh, apaan sih Siska, norak tauk" asli nih cewek atuk, bener-bener udah naksir gilak sama kak Jefri.. "Enggak usah deh Ren"
"Dan dia—" Rendy memutus kalimatnya, memandang ke arah kak Jefri berada, lalu disana juga, aku melihat Alana menghampiri kak Jefri dan berbicara sesuatu. "Dia adalah Alana, temannya Jefri juga" lanjut Rendy. "Katanya sih, mereka berdua, memegang predikat cowok paling populer di SMA ini, entah apa acuannya" lanjut Rendy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Cinta SMA [TAMAT]
Teen Fiction"Hei" sapanya. Aku tidak menjawab, aku cuek saja. "Hei" sapanya lagi. Tak tahan, aku menjawab, menolehnya sedikit. "Iya?" jawabku. Dia menyusulku, kemudian berjalan bersama disampingku. "Hei, maap mengganggu saya liat resleting tas kamu terbuka, dan...